REFLEKSI MINGGU, 11 April 2021
Minggu, 11 April 2021, 00:25:03 WIB

"JADI GARAM DAN TERANG DUNIA"
Matius 5:13-16 (TB)
Pdt. Mary Hartanti
(Sinode Gereja Bethel Apostolik dan Propetik)
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
I. KITA GARAM DUNIA.
Kita punya fungsi dalam hidup ini terhadap keluarga, tetangga, Gereja, Nusa dan Bangsa. Mestinya, seperti garam, kehadiran kita dibutuhkan Kehadiran kita berdampak. Yaitu memberi rasa. Kehadiran kita merubah suasana. Mestinya berpengaruh menahan pembusukan dalam arti kata, memberi teladan kesalehan. Misal jangan sampai bernama Debora tahu-tahu jadi muncikari. Atau nama Elizabet, tapi melacurkan diri, dan lain-lain. Atau bernama Lukas, masuk kafe, makan, minum, mabuk. Saat di kaunter pembayaran marah tidak mau membayar, malah memukul atau melukai petugas, dan lain-lain.
Sebagai pelajar atau mahasiswa malas, ugal-ugalan, ngebut, corat-coret dinding, melawan otoritas. Mereka ini garam yang sudah kehilangan rasa asinnya. Tidak ada jalan lain kecuali bertobat. Bagaimana seharusnya kita berbuat? Kita harus melawan segala bentuk amoralitas dan berbagai bentuk kecurangan dimana saja.
Contoh sederhana:
Bekerja dengan tangan berjualan, nukang, dll. Menjadi pelayan publik dan lain-lain. Dan melakukannya dengan benar, rajin dan tekun. Di Gereja pun kita perlu saling menggarami. Gereja yang menjadi suam, yang memadamkan kuasa Roh Kudus, dan tidak taat melawan suasana yang kini meliputi dunia, akan Allah muntahkan. Ngeri sekali kalau kita sampai dimuntahkan dan diinjak-injak orang. Ini berarti, orang percaya yang suam, dan keluarga mereka akan dihancurkan oleh nilai-nilai masyarakat yang tidak ber-Tuhankan Yesus.
II. KITA TERANG DUNIA.
Sebagai orang percaya yang hidup dalam kebenaran, kita menyinarkan kebenaran Ilahi itu dalam kosmos sistem kehidupan sosial manusia. Dalam bahasa Gerika atau Yunani adalah luchnos yang artinya Lampu minyak. Jadi kita hanya bisa menjadi pribadi yang menbawa terang ilahi selama dipenuhi Roh Kudus. Dan menyinarkan cahaya illahi yang dimaksud adalah dengan cara melakukan perbuatan baik untuk memuliakan Bapa di surga. Janganlah sebagai pembawa terang ilahi, kita menutup diri dan menggenggam tangan. Kapan saja, terutama dimasa Pandemi ini, dimana banyak orang terdampak dengan berbagai kesulitan, merupakan banyak kesempatan untuk berbuat baik menolong banyak orang pula sebagai garam dan terang dunia. Kiranya Roh Kudus memberi dorongan yang kuat dan memampukan kita. Amin.
Video Mimbar Kristen Kementerian Agama Bersama Sinode GBAP, Edisi Minggu, 11 April 2021
Berita Terkait
- Kemenag RI Dukung Pengembangan STAKN Mesias Sorong Sebagai Pusat Pendidikan Kristen di Papua Barat
- 86 Lulusan Siap Melayani, Dirjen Bimas Kristen Apresiasi Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel (STT REM)
- SMPTK Swastyastu Tolai Resmi Terima SK Izin Penyelenggaraan dari Ditjen Bimas Kristen
- Wakil Menteri Agama, KH. Romo H. R. Muhammad Syafi’i Buka Kebaktian Tahunan Nasional (KTN) ke-62 Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) di Batu
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
