Peran Penyuluh Agama dalam Membangun Toleransi dan Kerukunan Beragama: "Mewujudkan Harmoni di Tengah Keberagaman".

Selasa, 01 Juli 2025, 19:42:19 WIB

Jakarta (DBK)---Mewakili Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Direktur Urusan Agama Kristen, Amsal Yowei, menghadiri sekaligus memberikan sambutan dan arahan dalam kegiatan bertema “Peran Penyuluh Agama dalam Membangun Toleransi dan Kerukunan Beragama” yang digelar secara hybrid daring, pada Selasa (1/7/2025).

Dalam sambutannya, Amsal Yowei menekankan peran strategis para penyuluh agama dalam menjaga keberagaman Indonesia yang kaya akan suku, agama, ras, dan budaya. Ia menyatakan bahwa penyuluh agama tidak hanya bertugas sebagai komunikator keagamaan, tetapi juga sebagai agen perdamaian dan pemersatu masyarakat.

“Melalui penyuluhan yang sejuk, inklusif, dan berbasis nilai kasih, para penyuluh diharapkan menjadi jembatan harmoni di tengah masyarakat majemuk,” ujar Amsal, sambil mengutip Roma 12:18 sebagai landasan spiritual: “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.”

Acara ini diikuti oleh lebih dari 500 peserta secara daring melalui Zoom Meeting dan menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas serta penguatan jejaring antar penyuluh agama di seluruh Indonesia. Kehadiran para penyuluh agama Kristen dari seluruh wilayah Indonesia baik dari barat, tengah, hingga timur menjadi bukti nyata semangat kebersamaan dalam membangun toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Kegiatan ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi antarumat beragama,
2. Memperkuat kapasitas penyuluh agama Kristen dalam membangun narasi-narasi damai,
3. Mendorong kolaborasi lintas iman dalam menjaga kerukunan nasional yang telah terbangun dengan baik.

Amsal menegaskan bahwa Kementerian Agama RI, melalui berbagai program prioritas, terus mendorong penguatan kerukunan umat beragama dan nilai-nilai kemanusiaan. Ia mengajak para penyuluh untuk menginternalisasi moderasi beragama, bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai komitmen hidup.

“Tidak ada kerukunan tanpa dialog, tidak ada toleransi tanpa saling pengertian. Kehadiran penyuluh harus mampu menjembatani perbedaan dan mendorong kerja sama lintas iman,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Amsal juga mengucapkan terima kasih kepada Kasubdit Penyuluh Agama Kristen yang baru dilantik secara definitif, Effendi Hutabarat, yang telah memberikan laporan kegiatan dan menunjukkan kesigapan dalam menggerakkan program-program strategis.

“Kami bersyukur atas pelantikan Bapak Hutabarat yang langsung disambut dengan kerja keras dan komitmen pelayanan. Mari kita doakan beliau senantiasa diberi kekuatan dan kesetiaan dalam tugasnya,” ucap Amsal.

Beliau juga menyampaikan permohonan maaf karena Dirjen Bimas Kristen, tidak dapat hadir langsung karena menjalankan tugas penting lainnya. Namun, ia menegaskan bahwa arahan dan semangat dari pimpinan tetap hadir melalui dirinya sebagai perwakilan resmi.

Di akhir sambutannya, Amsal berharap agar kegiatan ini tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi juga menghasilkan aksi nyata di tengah masyarakat.

“Mari kita terus melangkah bersama, menjalin harmoni demi Indonesia yang damai dan berkeadilan. Tuhan memberkati kita semua. Shalom,” tutup Amsal.

Berita Terkait

• Jadi Pelayan Firman di Kota Bitung, Dirjen Bimas Kristen Ingatkan Umat Pentingnya Ketaatan
• Buka Sidang Raya I Sinode GGK, Dirjen Bimas Kristen Tekankan Pentingnya Kesatuan dan Kontribusi Gereja bagi Bangsa
• "Dari Gereja untuk Kemanusiaan", Pesan Dirjen Bimas Kristen saat Membuka Bimtek Penanganan Korban TPPO
• Dirjen Bimas Kristen Dorong Lagu-Lagu Pesparawi Dibumikan di Gereja-Gereja Saat Buka Kegiatan Konsultasi LPPN di Sorong
• Gereja Bala Keselamatan Lantik 53 Opsir Baru Angkatan “Pelopor Misi”, Dirjen Jeane Marie Tulung Sampaikan Pesan Pelayanan

Berita Terpopuler