Dirjen Bimas Kristen Dampingi Menag di Konferensi Lintas Agama Asia

Rabu, 17 September 2025, 22:03:16 WIB

Jakarta (DBK)---Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama, Jeane Marie Tulung, turut hadir mendampingi Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam Inter Religious Conference on Freedom of Religion and Rights of Religious Minorities in Asia yang digelar Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersama Christian Conference of Asia (CCA) di Auditorium Graha Oikoumene, Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Dalam forum internasional ini, Menag memperkenalkan Kurikulum Berbasis Cinta sebagai solusi untuk memperkuat pendidikan inklusif, moderasi beragama, dan perlindungan hak-hak kelompok minoritas. “Kesatuan tidak bisa dipaksakan, melainkan harus ditumbuhkan melalui fondasi moral yang lebih dalam daripada politik atau ekonomi. Fondasi itu adalah budaya cinta,” ujar Nasaruddin.

Menurutnya, kurikulum ini bukan sekadar konsep, melainkan praktik sehari-hari yang ditopang oleh empati, belas kasih, dan rasa hormat. “Untuk benar-benar mencintai Tuhan, kita juga harus mencintai sesama manusia. Perbedaan keyakinan bukan alasan untuk takut, tetapi peluang untuk saling belajar,” jelasnya.

Menag mencontohkan penerapan nyata di Masjid Istiqlal Jakarta, seperti pembangunan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan masjid dengan Gereja Katedral. “Masjid Istiqlal bukan hanya untuk umat Muslim, tetapi pusat kemanusiaan. Kurikulum ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan metafora hidup tentang Indonesia: agama tidak saling berlawanan, melainkan bekerja sama; komunitas tidak terpisah, melainkan saling terhubung,” tambahnya.

Beliau juga menyoroti tantangan kebebasan beragama di Asia, termasuk intoleransi, diskriminasi, dan ketidakadilan yang masih dihadapi kelompok minoritas. Menurutnya, pendidikan berbasis cinta adalah instrumen penting untuk menolak kekerasan sekaligus menumbuhkan generasi yang melindungi hak semua orang. “Melindungi kebebasan beragama bukan hanya kewajiban konstitusional, tetapi juga tugas spiritual,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Nasaruddin mengajak seluruh peserta konferensi menjadikan pertemuan ini sebagai momentum kerja sama lintas negara dan lintas iman. “Biarkan semangat kasih sayang membimbing kita semua dalam melindungi keadilan dan kemanusiaan. Mari jadikan perjumpaan ini sebagai penunjuk harapan untuk dunia,” pungkasnya.

Berita Terkait