Puncak Sejarah Pesantren, Kementerian Agama selenggarakan MQK Internasional Perdana di Wajo

Kamis, 02 Oktober 2025, 10:06:10 WIB

Wajo (DBK)---Sejarah baru bagi pendidikan pesantren di Indonesia. Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mengadakan Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional Perdana yang diselenggarakan di Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan mulai dari tanggal 1-7 Oktober 2025. Acara pembukaan yang penuh khidmat di Kampus III Pesantren As’adiyah Macanang dihadiri ribuan peserta baik dari dalam maupun luar negeri.

Menteri Agama Nasaruddin Umar hadir dan membuka secara langsung kegiatan MQKI ini. Menteri Agama didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin, beserta para pejabat eselon 1 di lingkungan Kementerian Agama, Staf Khusus, Staf Ahli, Tenaga Ahli, para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama seluruh Indonesia. Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung turut juga hadir bersama Sekretaris Ditjen Bimas Kristen Johni Tilaar pada kegiatan ini. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Andi Rosman, Wakil Gubernur Maluku Utara H Sarbin Sehe, para pengurus Pondok Pesantren As’adiyah, dan para Dewan Hakim juga hadir pada acara pembukaan.

Dalam sambutan dan arahannya Nasaruddin Umar pertama sekali mengajak para peserta dan tamu undangan untuk mendoakan para Santri Pesantren Al Khoziny Sidoarjo yang menjadi korban Mushola roboh. Ia pun berharap, korban yang masih berada di bawah reruntuhan bisa segera ditemukan dan yang meninggal dunia diterima di sisi Allah SWT.

Selanjutnya Nasaruddin Umar menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya MQK Internasional pertama di Indonesia dengan mengusung tema merawat lingkungan dan menebar perdamaian. Nasaruddin Umar menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga wadah silaturahmi ulama, santri, dan akademisi lintas negara.

Menutup sambutannya, Menag memiliki harapan agar MQK Internasional menjadi salah satu ikhtiar untuk menuju masa keemasan peradaban Islam Modern. Dimana ini menjadi awal lahirnya kembali ilmuwan-ilmuwan Muslim seperti keemasan dahulu.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menyampaikan bahwa MQK tahun ini mendatangkan tiga hal penting. “Pertama, MQK untuk pertama kali dilaksanakan pada level Internasional dengan melibatkan negara-negara ASEAN. Kedua, semua mekanisme pelaksanaan yang digunakan berbasis digital, mulai dari seleksi, input nilai, hingga penyediaan teks kitab.
Ketiga, MQK tahun ini diselenggarakan di kawasan Indonesia Timur, tepatnya di Pesantren As’adiyah yang ada di Kabupaten Wajo,” terang Suyitno.

Acara pembukaan MQK Internasional berlangsung meriah dengan menyajikan seni budaya Bugis-Makassar dan juga Orkestra oleh Pondok Pesantren As’adiyah.

Berita Terkait