Hadiri Pembukaan Konsultasi Nasional POUK 2023, Dirjen Ingatkan Beragama Secara Moderat

Kamis, 19 Oktober 2023, 02:13:53 WIB

Jabar, (DBK) --- Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung hadiri Konsultasi Nasional Persekutuan Oikumene Umat Kristen (POUK) di Wisma Pondok Remaja, Cisarua Bogor, Rabu (18/10/2023).

Dirjen mengatakan  Indonesia memiliki reputasi global sebagai bangsa religius yang  menjadi modal dan tumpuan bagi pembangunan bangsa berkelanjutan.

“Dalam konteks ini penguatan moderasi beragama yang telah diusahakan oleh pemerintah   mendapat sambutan hangat publik dalam bentuk pelatihan, seminar, konferensi, diskusi, penelitian, buku-buku, jurnal ilmiah, dan lain-lain,” jelas Dirjen.

Moderasi beragama, sambung Dirjen, merupakan pendekatan yang mendorong sikap, cara pandang dan tindakan individu untuk beragama secara moderat, menjaga kerukunan, toleransi serta membangun kerjasama antar umat beragama dan berkepercayaan di Indonesia.

“Konsep dan program moderasi dirancang untuk mengikis kadar fanatisme yang memicu intoleransi dan radikalisme, menghindari konflik intern dan antar umat beragama, mempromosikan dialog, serta membangun hubungan yang positif antar individu dan kelompok yang memiliki keyakinan berbeda,” ujar Dirjen.

Dalalm kesempata ini, Dirjen menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Konsultasi Nasional Persekutuan Oikumene Kristen 2023.

“Pertemuan ini hendak membantu pemerintah dan mendampingi Ditjen Bimas Kristen dalam usaha penguatan dan pengarusutamaan moderasi beragama,” ucap Dirjen.

Pendidikan yang inklusif, lanjut Dirjen, adalah kunci mempromosikan pemahaman dan penyadaran antar agama, sehingga usaha belajar tentang keyakinan, tradisi, dan praktik agama lain dapat diperkuat demi mengurangi stereotip dan prasangka.

“Promosi moderasi beragama dan advokasi untuk hak-hak beragama oleh kelompok masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah lain, berperan vital dalam menjaga wajah, reputasi, dan kredibilitas bangsa dipentas dunia,” kata Dirjen.

“Pemimpin agama harus terpanggil untuk  bertanggung jawab  mempromosikan pesan-pesan perdamaian, toleransi, kerukunan, serta mendorong seluruh jemaat berpartisipasi dalam dialog antaragama dan membangun hubungan positif dan elevatif dengan kelompok agama lain,” sambungnya.

Menurutnya, ketegangan, sengketa dan konflik antar agama dan budaya kadang tidak terelakkan, bagian penting yang harus dilakukan adalah bagaimana mengatasinya dengan cara yang damai dan adil.

 Di era digital, ungkap Dirjen, tantangan yang harus mendapat perhatian khusus adalah isu perbedaan paham, pandangan, sikap keagamaan, hambatan praktek ibadah, pendirian rumah ibadah, dan lain-lain sengaja diunggah dan diviralkan di berbagai platform media sosial termasuk statemen yang memicu disintegrasi bangsa.

“Umat Kristen harus memberi perhatian terhadap hal-hal tersebut dan harus memberikan rekomendasi serta solusi atas masalah tersebut,” pungkasnya.

Turut hadir Sekretaris Umum PGI, Jacky Manuputty, Perwakilan Pemerintah Kota Bogor, Ketua PGIW Jawa Barat, Pimpinan Organisasi Keagamaan Kristen, dan lebih dari 300  Pendeta lintas denominasi gereja se-Indonesia.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(Humas Ditjen Bimas Kristen)

Berita Terkait