Dialog Budaya dan Keagamaan dengan Tema "Toleransi dan Moderasi Beragama" Resmi Dibuka

Kamis, 11 Juli 2024, 14:10:35 WIB

Jakarta (DBK)---Mewakil Dirjen Bimas Kristen, Direktur Urusan Agama Kristen, Amsal Yowei memberikan sambutan arahan sekaligus membuka Kegiatan Dialog Budaya dan Keagamaan dengan tema "Toleransi dan Moderasi Beragama" resmi dibuka Kamis (11/07) bertempat di Lumire Hotel, Jakarta.

Acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh agama ini bertujuan untuk memperkuat toleransi dan moderasi dalam kehidupan beragama di Indonesia.

Dalam sambutannya, Amsal Yowei menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan, sehingga para tokoh agama dapat berkumpul dalam acara yang berharga ini. "Puji syukur kami haturkan atas kesempatan yang diberikan untuk dapat berkumpul bersama dalam acara yang begitu berharga, yakni Dialog Budaya dan Keagamaan dengan tema 'Toleransi dan Moderasi Beragama'," ujarnya.

Amsal Yowei menyampaikan kebahagiaan dan kehormatannya bisa hadir di tengah-tengah para tokoh agama yang berbeda keyakinan namun bersatu dalam tekad untuk memperkuat toleransi dan moderasi dalam kehidupan beragama di Indonesia. "Acara yang kita gelar hari ini bukan sekadar seremoni formal atau pertemuan rutin. Ini adalah panggilan hati untuk bersatu dalam semangat persaudaraan, membangun jembatan dialog yang menghubungkan hati dan pikiran kita, serta meneguhkan komitmen kita untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama," katanya.

Ia menekankan pentingnya toleransi sebagai komitmen aktif untuk menghormati, menghargai, dan merangkul keberagaman yang ada. Di Indonesia, keberagaman agama adalah cerminan dari kekayaan budaya yang melintasi zaman dan peradaban. Namun, keberagaman ini juga merupakan ujian untuk menjaga agar perbedaan tidak menjadi sekat yang memisahkan, melainkan menjadi peluang untuk saling menguatkan.

Sebagai warga negara Indonesia, lanjut Amsal Yowei, ada tanggung jawab moral untuk menjaga kedamaian dan menghormati perbedaan, baik dalam kata-kata maupun tindakan sehari-hari. Oleh karena itu, acara seperti ini sangat penting sebagai langkah nyata untuk memperkuat kembali nilai-nilai luhur bangsa: Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda tetapi satu jua."

Beliau juga menekankan pentingnya moderasi beragama dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan di tengah masyarakat multikultural. Moderasi mengajarkan untuk tidak terjerumus dalam ekstremisme atau fanatisme, melainkan menghargai pluralitas dan membangun dialog yang produktif. "Dalam konteks kehidupan beragama, moderasi mengajarkan kita untuk mengamalkan ajaran agama dengan penuh kesederhanaan dan bijaksana," ungkapnya.

Ia mengapresiasi peran para tokoh agama dalam membangun persaudaraan antar umat beragama, sebagai pemimpin rohani dan teladan bagi seluruh umat manusia dalam menjaga toleransi dan mempromosikan perdamaian. "Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para tokoh agama yang telah bersedia hadir dalam acara ini," ujarnya.

Amsal menutup sambutannya dengan harapan bahwa hasil dialog ini akan menjadi langkah nyata dalam meningkatkan pemahaman akan keberagaman agama dan memperkuat komitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. "Marilah kita jadikan semangat persatuan dan kerukunan sebagai pendorong utama dalam setiap langkah kita ke depan," pungkasnya.

Dengan resmi dibukanya Dialog Budaya dan Keagamaan ini, diharapkan dapat tercipta masyarakat Indonesia yang inklusif dan harmonis, serta menjadi contoh bagi dunia bahwa harmoni antar umat beragama adalah kenyataan yang dapat diwujudkan bersama.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua dalam perjalanan menuju perdamaian dan keselamatan bersama, tutup Amsal

Berita Terkait