REFLEKSI MINGGU (14 Juni 2020)

Minggu, 14 Juni 2020, 00:09:19 WIB

MENGUCAP SYUKUR

Yesaya 12:1 - 6

Pdt. Evert Andri Alfonsus Tangel, S.Th., M.Pd.K

Sekretaris Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM)

Pemirsa Mimbar Kristen, Ditjen Bimas Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan, pembacaan kita diambil dari Yesaya 12:1-6. Pemirsa Mimbar Kristen, Ditjen Bimas Kristen yang saya kasihi dan diberkati Tuhan, bagi orang percaya mengucap syukur adalah hal yang sangat hakiki dalam kehidupannya, karena kehidupan adalah kegiatan atau aktivitas yang bergerak. Aktivitas yang bergerak adalah kesempatan, dan kesempatan itu adalah anugerah. Raja Daud pernah berkata: “Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur, dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu?” (Mazmur 30:10). Pada bagian ini Daud mau mengatakan, bahwa selagi ada nafas kehidupan kita harus mengucap syukur. Kalau kita sudah mati, kita tidak dapat mengucap syukur. Pertanyaannya bagi kita adalah: “Dalam situasi bagaimanakah kita mengucap syukur?”

Bagian pembacaan Alkitab dalam  Yesaya 12:1-6 mengajarkan bagi kita bagaimana mengucap syukur, secara khusus Nabi Yesaya mengajarkan konsep mengucap syukur oleh perkenan Tuhan bagi bangsa Israel yang menikmati janji pemulihan dari penghukuman yang dinubuatkan, sebagai dampak dari kesalahan dan dosa umat? Penghukuman adalah situasi sulit yang penuh penderitaan oleh berbagai kesesakan hidup. Bagian-bagian sebelumnya telah disampaikan oleh Yesaya bahwa penghukuman akan didatangkan Allah atas bangsa yang tidak setia, tetapi juga Yesaya menyampaikan bahwa pemulihan itu akan datang melalui Raja Damai. Pemirsa Mimbar Kristen, Ditjen Bimas Kristen yang diberkati Tuhan, bersyukur dalam nyanyian, bentuk pujian, mazmur syukur yang diajarkan oleh Yesaya, terutama berhubungan dengan hakekat  Allah yang adalah Maha Kasih, sebab meskipun marah dan murka tetapi kemurkaan-Nya dapat surut oleh karena Dia adalah pengasih dan pengampun. Mengucap syukur karena Allah adalah keselamatan. Keselamatan yang dijanjikan itu, akan dilakukan bagi umat Allah pada hari ketika tarukh dari pangkal Isai berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa dan menjadi dambaan dan sukacita bangsa-bangsa. Pada hari itu setiap orang percaya akan menyanyikan sebuah lagu pujian bagi kepentingannya sendiri dalam keselamatan, engkau akan berkata: “Tuhan aku akan memuji-muji Engkau, mengucap syukur akan menjadi pekerjaan tiap orang dan pada hari itu banyak orang akan bergabung bersama-sama dalam memuji Allah atas keuntungan bersama yang dihasilkan dari keselamatan ini. Kamu akan berkata terpujilah Engkau Tuhan, pekerjaan mengucap syukur akan menjadi pekerjaan bersama dalam situasi apapun.

Pemirsa Mimbar Kristen, Ditjen Bimas Kristen, yang dikasihi dan diberkati Tuhan, situasi kita kini adalah situasi sulit oleh karena pandemi Covid-19, dimana Covid-19 telah membuat perubahan tatanan kenormalan hidup manusia, dampaknya telah menyebabkan kehilangan pekerjaan bagi banyak orang, telah membuat banyak usaha bangkrut dan bahkan gagal. Telah membuat tatanan sosial kemasyarakatan menjadi tidak bersahabat oleh karena stigma negatif kepada sesama yang terpapar, bahkan telah mengakibatkan kesedihan dan kedukaan yang mendalam atas kematian orang-orang yang dikasihi. Tetapi Covid-19 ini tidak harus mengubah iman percaya kita, kuasa Covid-19 tidak harus mengubah ketaatan dan kesetiaan kita untuk terus bersyukur, bermazmur, memuliakan dan mengagungkan kuasa keselamatan-Nya melalui Yesus Kristus. Covid-19 tidak harus mengubah kesetiaan gereja untuk terus menyampaikan perbuatan-perbuatan besar-Nya kepada bangsa-bangsa, kepada semua umat dan warga jemaat melalui ajakan untuk terus bersekutu dalam ibadah-ibadah, dalam kesaksian pemberitaan Firman Tuhan, dalam pendampingan konseling pastoral, serta pelayanan diakonia. Sebagai bagian dari implementasi iman yang mengucap syukur, maka kita diingatkan melalui Firman Tuhan hari ini untuk tetap taat dan setia kepada-Nya dengan melakukan disiplin iman melalui perilaku untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dalam kenormalan baru dengan mengikuti semua anjuran pemerintah. Mengucap syukurlah dalam segala hal seperti nasehat Rasul Paulus dan tetap berdoa, karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Tuhan Allah pencipta alam semesta, yang di dalam Yesus Kristus Juruselamat dan Roh Kudus akan menolong dan memelihara kita semua sampai selama-lamanya, amin. 

Video Mimbar Kristen Ditjen Bimas Kristen Edisi Minggu, 14 Juni 2020  

Berita Terkait