REFLEKSI MINGGU, 31 Januari 2021

Minggu, 31 Januari 2021, 00:35:49 WIB

Teruslah Menabur Dalam Kebaikan

Mazmur 126:5-6

Pdt. Handoyo Liem, M.Pd.K

Ketua Sinode Gereja Immanuel Indonesia

Shalom, pemirsa Mimbar Kristen Kementerian Agama dan seluruh umat Kristen seluruh Indonesia. Doa saya seluruh saudara dalam keadaan baik dan diberkati Tuhan dan menikmati kasih karunia kebaikan Tuhan. Bahkan di saat-saat pandemi, krisis ekonomi juga bencana yang banyak dialami di berbagai daerah kita. Saya berdoa supaya kita melakukan kebenaran Tuhan, yaitu di tengah kegelapan kita menjadi terang yang bersinar, kita mejadi garam dunia dan karena itu hari ini saya mau share dengan anda Teruslah Menabur Kebaikan.  Mengapa? Karena Mazmur 126:5-6 berkata demikian:

“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”

Apakah anda mau mengalami panen yang berlimpah-limpah? Apakah anda mau membawa pulang berkas-berkas dengan sorak-sorai dan penuh sukacita? Kalau mau, tidak ada yang lain anda harus menabur karena kalau orang tidak menabur, tidak akan menuai. Tapi sekalipun di tengah-tengah air mata, di tengah-tengah dukacita anda harus menabur kata pemazmur ini. Mungkin ada diantara pemirsa yang sedang mengalami air mata dukacita karena Covid-19 atau karena pekerjaan, karena keuangan, karena masalah pergumulan demi pergumulan tetapi pesan hari ini adalah teruslah menabur kebaikan bahkan di tengah air mata tetap berjalan sambil menabur benih. 

Mengapa kita harus menabur kebaikan? Di dalam Galatia 6:7-10 mengingatkan kita:

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Mengapa kita harus menabur kebaikan?  dan terus menabur? Pertama, apa yang ditabur itu yang dituai. Kita harus menabur kebaikan untuk menuai kebaikan sebaliknya kalau anda menabur daging akan menuai kebinasaan, akan menuai hal yang tidak baik. Jadi saudara Galatia 6 dimulai dengan kata: “Jangan sesat!” Karena banyak orang yang pikirannya tersesatkan, pikirannya salah. Mereka pikir Tuhan bisa dipermainkan tetapi Paulus dalam Galatia 6 berkata dengan jelas: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Tuhan yang menciptakan alam semesta ini adalah Tuhan yang merancang hukum tabur tuai. Misalnya saudara menanam biji jagung di tanah, saudara tidak bisa habis menanam lalu tumpangi tangan dan berdoa bahkan kalau perlu anda puasa dan berkata “Dalam nama Yesus aku tanam biji jagung, tapi aku minta mujizat Tuhan tumbuh jadi pohon mangga, karena saya pengen mangga.” Tidak bisa, Tuhan tidak bisa dipermainkan saudara sekalipun anda berdoa dan puasa. Mengapa? Karena Tuhan yang membuat hukumnya, Tuhan yang merancang jagung itu. Ini rancangan Tuhan, anda tanam biji jagung, akan tumbuh pohon jagung dan berbuah jagung kalau anda tanam pohon mangga, biji mangga akan jadi pohon mangga dan berbuah mangga. Tidak mungkin buah semangka berdaun sirih begitulah lagunya saudara. Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai. Jadi kita diingatkan jangan mempermainkan Tuhan kalau kau mau menuai kebaikan. Taburlah kebaikan dan luar biasanya tuaian itu selalu lebih banyak dari hasilnya. Dan yang ditabur, tidak mungkin anda hanya menabur 1 biji, lalu tumbuh jadi pohon, lalu jadi buah tongkol jagung, ketika dibuka anda hanya dapat 1 biji lagi.  Anda tanam jadi 1 tongkol lalu dapat 1 biji lagi, tidak saudara. Anda bisa ke pasar, beli jagung yang masih dalam tongkol lalu anda hitung, ada yang bisa 200 biji, 400 biji, bahkan bisa lebih dalam 1 tongkol jagung itu, saudara. Pada 1 pohon mungkin bisa beberapa tongkol. Jadi saudara apa yang ditanam, itu yang dituai bahkan berlipat ganda. Di dalam Galatia 6 dijelaskan, kalau menabur dalam daging akan menuai kebinasaan dan kalau menuai dalam Roh akan menuai hidup yang kekal. Tuaiannya lebih besar. Jadi saudara pesan hari ini taburlah yang baik, jangan tabur yang jahat. Jika engkau menolong orang akan diganti dengan engkau akan ditolong orang. Ketika engkau memberkati orang lain, anda akan diberkati. Kenapa? Karena Tuhan melihat semua.

Beberapa orang yang ditangkap KPK, masuk dalam penjara karena terbukti korupsi, itu bukan hanya karena sial saja pak, karena baru ketangkap. Kenapa bisa? Karena mereka sudah menabur. Mereka korupsi itu sebabnya kena. Tapi saya kenal dan saya tahu beberapa orang, ada banyak juga saya percaya anak-anak Tuhan, juga pegawai-pegawai negeri yang benar-benar berjuang menjaga bisa dipercaya. Sekalipun sedang kepepet, sekalipun uangnya engga banyak karena kebutuhan sangat besar, atau mungkin ada kesempatan, mereka tetap jaga kekudusan, mereka tetap menabur kebaikan, mereka tetap tidak mau korupsi dan rasanya hidup mereka tenang, damai, sukacita, menikmati berkat-berkat Tuhan. Mengapa? Karena siapa yang menabur akan menuai, dia menabur kejahatan akan menuai kejahatan. Tetapi inilah berita baiknya kalau anda menabur kebaikan, maka pemirsa anda akan menuai kebaikan dari Tuhan. Karena itu terus tabur kebaikan hari-hari ini termasuk pada masa krisis.

Prinsip yang kedua yang bisa kita belajar adalah teruslah menabur hingga waktu menuai. Jangan berhenti menabur, Galatia 6:9 berkata:

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Jangan jemu berbuat baik, orang bisa menjadi lemah, menjadi jemu dan orang berhenti berbuat baik. Tetapi pesan Tuhan di sini jangan jemu berbuat baik. Akan ada waktu menuai tapi jika sebelum waktu untuk menuai anda berhenti menabur kebaikan, jangan-jangan anda akan menuai yang tidak baik itu. Mengapa? Kalau anda melakukan yang tidak baik, anda akan menuai yang tidak baik itu. Jadi terus tabur saja yang baik. Jaga-jaga, ada seorang yang ia menjaga gudang, karyawan yang baik, dia cerita selama 30 tahun bekerja tidak pernah mencuri. Tetapi saya tahu teman-teman saya banyak yang mengambil barang, banyak yang mencuri tetapi pada suatu kali saya sedang kepepet, saya sedang kebutuhan, saya mengajukan pinjaman namun tidak dapat. Hari itu sekali itu saya akhirnya mencuri pak, pada malam itu saya tertangkap karena saya lupa pemilik gudang memasang kamera CCTV. Orang itu berkata, aku baru sekali ini mengapa tertangkap? Sementara orang lain berulang kali mencuri tapi tidak pernah tertangkap. Saudara, tidak peduli tertangkap atau tidak, kalau anda mampu berbuat baik teruslah berbuat baik. Bertahan jangan jadi orang jahat, jangan jadi lakukan yang jahat. Mengapa? Disaat anda melakukan yang jahat, anda akan melakukan yang jahat. Tetapi jika engkau terus bertahan melakukan kebaikan sekalipun bercucuran air mata, terus menabur yang baik. Tetapi pak kan tidak adil? Tidak saudara, Tuhanmu melihat. Immanuel, Ia bersama anda, Ia melihat anda dan anda akan menerima tuaian dari Tuhan. Jadi terus menabur dan jangan berhenti.    

Ada seorang Manager muda di perusahaan yang cukup besar, lalu di perusahaan itu General Manager memasuki usia pensiun dan Dewan Direksi berkumpul dan mereka memilih siapa pengganti General Manager ini, dan mereka sepakat ada seorang Manager yang usianya paling muda, ini ternyata brilian dan paling bagus, akhirnya mereka mengangkat dia. Rapat itu berlangsung tertutup namun entah mengapa terdengar kabar keluar dan di dengar oleh Manager-manager lainnya. Lalu para Manager Senior sepakat untuk membuat perkara agar Manager yang paling muda ini terlihat buruk kinerjanya di depan Dewan Direksi. Mereka berbuat seperti itu karena mereka iri hati dan jengkel. Berhari-hari, berminggu-minggu mereka tidak support kepada manager muda ini, sekali waktu manager muda ini memberi usulan namun usulan itu tidak di dukung. Manager muda ini tahu bahwa ia akan diangkat menjadi General Manager juga dan mereka ini iri hati saudara. Hingga pada suatu ketika ada rapat bersama Direktur karena ada satu perkara dan ternyata para manager senior sepakat untuk melimpahkan kesalahan kepada manager muda. Manager muda itu marah, berminggu-minggu ia bisa menahan amarah namun hari itu ia marah dan menggebrak meja. Beberapa saat diadakan kembali Rapat Direktur dan pada saat itu diputuskan Direktur batal mengangkat manager muda itu karena diputuskan belum waktunya dan harus banyak belajar lagi untuk menahan emosi di depan orang. Manager muda itu kehilangan kesempatan untuk naik karena ia jemu berbuat baik, karena ia tidak tahan.

Saudara jangan jemu berbuat baik, terus berbuat baik, kenapa?  Karena apa yang ditabur akan engkau tuai. Ada waktu untuk menuai dan menaburlah selagi ada kesempatan. Karena itu selagi masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. Kepada siapa engkau bisa menolong? Kalau engkau bisa menolong semua, tolonglah semua tetapi kalau engkau terbatas, tolonglah orang-orang yang ada di dekatmu, tolong hamba-hamba Tuhan, tolong gereja-gereja Tuhan, tolong orang-orang yang membutuhkan, tolong keluargamu. Saya percaya orang akan bersyukur ketika ia gunakan kesempatan untuk menabur, karena apa yang engkau tabur itu yang akan engkau tuai. Anda bertanya kapan waktu terbaik untuk panen buah mangga di kebun anda, tentu waktu terbaik adalah ketika anda menanamnya 5 tahun yang lalu, 6 tahun yang lalu, 7 tahun yang lalu, mungkin 10 tahun lalu, maka pohon manggamu sedang berbuah hari-hari ini. Tetapi kalau dulu belum menabur sehingga tidak ada pohon mangga di kebunmu, maka hari ini waktunya yang terbaik. Tabur selama ada kesempatan.

Saya teringat Yusuf, sudah menjadi anak yang baik di rumah, tetapi masih dibenci kakak-kakaknya, dia dimasukkan ke sumur lalu dijual sebagai budak. Dia diperlakukan tidak adil tapi sekalipun diperbudakan, ia tetap menabur kebaikan, ia tetap berbuat baik, bekerja dengan baik di depan Potifar sampai naik menjadi kepala rumah tangga Potifar, tetapi difitnah, masuk dalam penjara, gara-gara dia berbuat kebaikan, dia tidak mau menyentuh isteri Potifar tetapi malah difitnah dan diperlakukan tidak baik. Tetapi Alkitab berkata, dia dipenjara, dia tetap berbuat baik, dia menolong narapidana lain, dia menolong kepala penjara, dia menafsirkan mimpi-mimpi, dia menolong banyak orang sampai dia menjadi kepercayaan Kepala Penjara. Apa yang dibuatnya selalu berhasil karena ia berbuat kebaikan, Tuhan menolong dia hingga 2 tahun dia dilupakan di penjara oleh Juru Minuman yang dia tolong ditafsirkan mimpinya. Akhirnya setelah 2 tahun barulah dia ingat, ketika Firaun juga bermimpi dan akhirnya Yusuf dikeluarkan  dan dibawa ke depan Firaun dan dia berhasil menafsirkan mimpinya Firaun. Saudara, permintaan Firaun adalah tafsirkan mimpiku, tetapi Yusuf dia menabur kebaikan. Dia menafsirkan akan ada 7 tahun kelimpahan di Mesir yang disusul dengan 7 tahun kelaparan yang begitu parah dan semua akan hilang. Saudara ia merasakan dengan baik itu sudah cukup sebenarnya, sebenarnya harapan Firaun mimpiku apa tetapi Yusuf ini orangnya suka menabur kebaikan, dia tambahkan lagi alangkah baiknya begini tuanku raja, tuanku Firaun, engkau cari orang yang berhikmat yang bisa mengatur semua lalu semasa 7 tahun kelimpahan kumpulkan semua kelebihan lalu dimasukkan dalam lumbung supaya nanti ketika masa kelaparan, rakyatmu, rakyat negeri ini tidak kelaparan. Luar biasa saudara, dan Firaunnya geleng-geleng kepala dan dia berkata kepada bawahannya, dimana lagi kita dapat orang seperti ini, ini orang yang berhikmat, orang yang pintar luar biasa, pandai manajemen. Tetapi satu yang dirasakan Firaun, ini orang yang baik, memikirkan rakyat banyak, bahkan Yusuf yang sudah dijadikan budak, sudah di fitnah, sudah dipenjara, saat ada kesempatan, dia masih memikirkan bagaimana rakyat Mesir tidak hancur karena kelaparan di 7 tahun itu. Saudara hasilnya apa? Dia menjadi Perdana Menteri. Saudara terus tabur kebaikan di tengah-tengah air mata, di tengah-tengah krisis ini dan saya percaya kita akan menuai dengan luar biasa. Amin.

Video Mimbar Kristen Kementerian Agama, Edisi Minggu, 31 Januari 2021

Berita Terkait