Ibadah Virtual Awal Minggu

Senin, 11 Mei 2020, 17:04:18 WIB

Para Pejabat dan Pegawai mengikuti Ibadah Virtual Awal Minggu di Rumah Masing-Masing

Jakarta, DBK – Sudah lebih dari 1 bulan Pemerintah mengimbau seluruh masyarakat untuk bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, beribadah dari rumah dan melakukan segala aktivitas dari rumah karena pandemic Covid-19 yang sedang terjadi di Indonesia. Ditjen Bimas Kristen sebagai bagian dari Kementerian Agama juga terus mematuhi imbauan tersebut dan memberlakukan Work From Home (WFH) bagi seluruh pegawainya. Namun, Work From Home (WFH) tidak mengurangi produktivitas seluruh pegawai dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam hal pekerjaan, pelayanan kepada masyarakat maupun melakukan kegiatan peribadatan. Seperti yang dilakukan hari ini, Senin (11/05), para pejabat dan pegawai Ditjen Bimas Kristen melakukan Ibadah Awal Minggu secara virtual di rumah masing-masing. Ibadah perdana yang dilakukan secara virtual ini dilayani oleh Pdt. Janse Belandina Non Serrano, S.Th., M.Si, beliau merupakan salah satu tenaga Pengajar di Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Melalui ayat Alkitab 2 Tesalonika 2:13-17 dan tema renungan “Kesaksian Memenangkan Perjuangan dan Pergumulan”, Pdt. Belandina memberikan kesaksian tentang kebaikan Tuhan dalam hidupnya melalui kesembuhan yang beliau alami pasca terpapar Covid-19. Dalam surat Rasul Paulus kali ini (2 Tes. 2:13-17), Rasul Paulus mau mengucap syukur dan memuji iman jemaat yang tumbuh secara luar biasa dalam situasi yang tidak terlalu baik dan tidak terlalu menguntungkan, mereka tabah menghadapi tantangan, berkesusahan, penindasan dan penganiayaan. Rasul Paulus menyebutkan bahwa mereka dipilih, dipanggil dan dikuduskan Allah untuk diselamatkan, jadi Allahlah yang memilih mereka, bukan mereka yang memilih Allah. Kita dipilih Allah, berarti ada tanggung jawab yang harus dilaksanakan, tanggung jawab untuk turut menebarkan firman dan kebenaran  melalui persekutuan, kesaksian dan pelayanan dimanapun kita berada. Allah yang memilih kita, Ia tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri. Ia tidak akan pernah berbalik dari janji keselamatan, Ia akan selalu memimpin kita kepada kemenangan iman, untuk itu kita harus terus memelihara iman. Salah satu hal terpenting dalam memelihara iman, kita harus berakar pada injil kebenaran Allah, dengan demikian kita tidak akan terperdaya oleh kompromi-kompromi di luar kebenaran itu.

Menjadi pengikut Kristus, bukan berarti masalah selesai, bahkan semua manusia tanpa terkecuali mengalami tantangan dalam kehidupan, entah agama apapun, namun ada keuntungan yang didapatkan oleh orang percaya dalam masa-masa kesulitan kehidupan, karena kita telah menerima keselamatan dari Kristus, dan kita patut bersyukur akan hal itu.

Kita kadang-kadang diperhadapkan oleh situasi yang kurang beruntung, seperti beberapa waktu terakhir ini, dunia diguncang oleh wabah yang belum ada penawarnya. Manusia dari berbagai kalangan telah menjadi korban dari keganasan wabah ini, mulai dari pemimpin negara sampai rakyat jelata, namun Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak menyerah. Tetapi dalam keadaan demikian, apakah kita tetap bisa setia kepada Tuhan dan terus mengagungkan nama-Nya? Apakah kita harus merasa takut dan menyembunyikan diri dari kehidupan? Tentu saja tidak. Kita cukup mengikuti imbauan dari Pemerintah, untuk tetap di rumah, menjaga jarak, mencuci tangan dan sebagainya adalah cara yang paling baik agar tidak tertular oleh virus ini.

“Lalu bagaimana jika kita terpapar? Banyak protokol kesehatan yang dapat kita ikuti dan segera cari bantuan medis secepatnya. “Tetapi saya mau berbagi kesaksian, kita harus memiliki ketenangan, rasa damai dan pengharapan. Dengan 3 hal tersebut, kita memasok imun tubuh sehingga bisa melawan virus tersebut. Kita juga membutuhkan dukungan dari orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita. Mimbar yang dibangun oleh Bimas Kristen Kementerian Agama telah menyuarakan telah menyuarakan pencerahan iman bagi umat Kristen di seluruh Indonesia dalam menghadapi virus ini, khususnya bagi para korban dan keluarganya,” terang Pdt. Belandina.

“Kita boleh saja mempunyai penalaran medis yang lebih baik dan lebih rasional, tapi Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik lewat setiap peristiwa yang terjadi. Saya akan mengakhiri perenungan ini dengan memberikan penegasan kembali bahwa kita akan mampu bertahan ketika berpegang teguh pada pengajaran iman sebagaimana dikatakan oleh rasul Paulus dalam 2 Tes. 2:15, maka Kristus akan menjadi sumber pengharapan, penghiburan sejati dan menjadi sumber dari segala hal baik yang akan datang ke kehidupan kita sehingga kita dimampukan untuk mengarungi kehidupan di dunia ini dengan penuh kemenangan,” tutupnya. (GC)

Berita Terkait