Bahas Capaian Asta Protas, Kemenag Pastikan Kemaslahatan Hidup Umat Beragama
Jumat, 24 Oktober 2025, 16:51:44 WIB

Jakarta, (DBK) – Dalam rangka pembahasan capaian Asta Protas Kementerian Agama, Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd hadiri rapat koordinasi yang dilaksanakan di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Mengawali kegiatan, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA menyampaikan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) tidak hanya ingin menciptakan kesejahteraan sosial secara individu, tapi Kemenag juga memikirkan bagaimana agama bisa mendatangkan kemaslahatan dan manfaat yang dirasakan langsung oleh umat.
“Kontribusi dan keberadaan Kemenag di tengah umat harus bisa kita ukur, dampaknya itu harus tangible, bukan hanya intangible, spritual, moral ataupun akhlak, tetapi juga secara sosial dapat dirasakan dampaknya, karena itulah dirumuskan program prioritas yang disebut dengan Asta Protas,” kata Sekjen.
“Sepeti tagline Kemenag: Beragama Berdampak, hal ini berarti bagaimana dampak Kementerian Agama itu bisa dirasakan. Kemenag menterjemahkan Asta Cita dan Asta Protas melalui bagaimana semua layanan itu berdampak, banyak praktik baik yang bisa diterapkan,” sambungnya.
Sekjen memberi contoh, ketika bicara tentang kerukunan umat beragama, konsep jaman dahulunya adalah trilogi kerukunan, kerukunan antar umat beragama, intra umat beragama, dan yang ke-3 adalah agama dengan negara.
“Konsep itu sangat sukses, tetapi saat ini Menteri Agama mengembangkan konsep trilogi kerukunan itu menjadi trilogi kerukunan jilid 2, yaitu kerukunan dengan sesama manusia tanpa melihat agamanya, kerukunan dengan alam dan kerukunan dengan Tuhan,” terang Sekjen.
“Kerukunan dengan alam ini yang oleh Kementerian Agama diterjemahkan sebagai Ekoteologi,” sambungnya.
Program ekoteologi ini banyak sekali, lebih lanjut dijelaskan, Kemenag menterjemahkan salah satunya dalam bentuk tanam pohon.
“Kita pernah membuat program penamanan 1 juta pohon dalam 1 hari, dan itu tercapai. Saat ini seluruh calon pengantin kita wajibkan untuk tanam pohon, semua alumni perguruan tinggi, santri dan para siswa juga diminta untuk tanam pohon. Kita juga bekerjasama dengan banyak pihak untuk mengimplementasikan konsep ekoteologi ini,” jelasnya.
“Yang penting bagi kami bukanlah konsep, tetapi praktik dan program yang berdampak,” tukasnya.
Seirama dengan Sekjen, dalam paparannya, Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung menyampaikan bahwa Bimas Kristen sudah melakukan implementasi program ekoteologi yang merupakan salah satu Asta Protas Menteria Agama.
“Bimas Kristen sudah melakukan penandatanganan MoU dengan gereja-gereja dan sinode-sinode dalam rangka implementasi program Ekoteologi melalui penanaman pohon. Bimas Kristen se-Indonesia maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen baik Negeri maupun Swasta serta Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen juga telah melakukan penanaman pohon ini,” kata Dirjen.
“Kami juga sedang menyusun buku bertemakan Ekoteologi dalam pandangan kristen, dan semoga bulan November ini sudah selesai,” lanjutnya.
Bicara tentang program layanan keagamaan kristen, sambungnya, Bimas Kristen menterjemahkannya dalam layanan keagamaan berdampak yang berkaitan dengan induk organisasi gereja, sinode gereja dan penyuluh agama kristen.
“Kegiatan yang dilakukan di 3 unsur tersebut sudah mencapai target, bahkan melebihi target yang telah ditetapkan,” terangnya.
“Penandatanganan MoU dengan beberapa yayasan terkait dengan gereja ramah anak, distribusi alkitab dan buku keagamaan, bantuan gereja ramah anak dan ramah disabilitas, pemberian bantuan kepada 39 kelompok kerja penyuluh dan sosialisasi bagi pembina lansia dan bagi guru sekolah minggu dalam rangka gereja ramah anak telah terimplementasi dengan sangat baik,” kata Dirjen.
Dalam kesempatan ini, Dirjen juga memaparkan tentang implementasi pendidikan unggul, ramah dan berintegrasi. Salah satu yang menjadi tantangan Bimas Kristen adalah keterbatasan anggaran bagi guru agama kristen, namun tahun ini Bimas Kristen berusaha untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kami telah melakukan pemetaan, dan dalam dua tahun ini, tahun 2025 dan 2026, ada 29.000 guru agama kristen yang sedang dalam proses antrian penyelesaian PPG dan mudah-mudahan segera rampung. Tahun 2025 ini ada lebih dari 10.000 guru yang bisa mengikuti PPG guru agama kristen.
“Per tahun 2025 ini, untuk pertama kalinya kami menyelenggarakan PPG untuk guru mata pelajaran umum pada Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen kita, pelaksanaannya bekerjasama dengan UNJ dan UPI, dan tentunya atas dukungan dari Kemendikbud dan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama,” kata Dirjen.
Terkait capaian di lingkup pendidikan tinggi, Dirjen Jeane sangat bersyukur bahwa sertifikasi dosen setiap tahun terus bertambah, Dirjen juga berharap agar transformasi perguruan tinggi keagamaan non-islam bisa segera terwujud.
“Kami juga terus mengupayakan agar transformasi perguruan tinggi keagamaan bisa terwujud karena hal ini menjadi salah satu aspek penting untuk mempercepat pengembangan perguruan tinggi keagamaan non-islam,” pungkasnya.
Hadir dalam pertemuan penting ini, seluruh Direktur Jenderal di lingkungan Kemenag dan Kepala Badan BMBPSDM Kemenag serta para penasihat ahli yang merupakan para praktisi maupun tenaga profesional di bidang keagamaan dan pendidikan.
Berita Terkait
- Dukung Program DJKN, Ditjen Bimas Kristen Dorong Seluruh Aset Diasuransikan
- Kolaborasi Harmoni di Malam Bakti Santri 2025: Paduan Suara Bimas Kristen Tampil Bersama Orkestra Santri
- Kunjungan Kerja Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Utara ke Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama
- Tingkatkan Pelayanan Umat, Sekretaris Bimas Kristen Resmi Jadi Pengurus KORPRI
- Kemenag Masuk Tiga Besar Kementerian Berkinerja Terbaik Versi IndoStrategi
Berita Terpopuler
Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali
Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali
Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali
Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali