Sekretaris Ditjen Bimas Kristen: Program Prioritas Kemenag melalui Program "Kita Cinta Papua" adalah Mengembangkan Pendidikan Agama dan Keagamaan di Prov. Papua dan Papua Barat

Jumat, 27 November 2020, 23:02:26 WIB

Para Pejabat yang Hadir dalam Acara Penyerahan Izin Operasional Tiga Prodi STAK Mesias Sorong

Sorong, DBK – Sebagai bentuk tindaklanjut dari Penilaian Borang-Borang Penegerian STAK Mesias Sorong yang sudah dilakukan pada September lalu, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen, Drs. Urbanus Rahangmetan, M.Th bersama Kepala Biro Ortala Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, Priyono, S.Pd, M.Pd, Kepala Bagian Organisasi pada Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, Luqman Hakin, S.Ag, M.Pd, Plt. Kepala Bagian OKH Ditjen Bimas Kristen, Ririn Retno Widarti, SH., M.Si Kabid Pendidikan Kristen Prov. Papua Barat bersama dengan beberapa ASN Ditjen Bimas Kristen Jakarta melakukan visitasi ke STAK Mesias Sorong. Kunjungan yang dilakukan pada Jumat (27/11) ini difokuskan untuk meninjau lokasi yang nantinya akan dijadikan bangunan kampus dan asrama serta menyerahkan secara langsung tiga ijin operasional Program Studi (Prodi) pada STAK Mesias Sorong, yaitu Prodi Teologi, Prodi PKAUD dan Prodi Bimbingan Konseling.

Hadir dalam acara penyerahan ijin operasional Prodi tersebut Kakanwil Kantor Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Dr. Yan Kristianus Kadang, SE, MM, Perwakilan pengurus Majelis Rakyat Papua (MRP) dan perwakilan pejabat Kabupaten Sorong, Ketua Yayasan STAK Mesias Sorong, Ketua STAK Mesias Sorong dan seluruh civitas maupun alumni STAK Mesias Sorong.

Acara diawali dengan penyampaian ucapan selamat datang kepada seluruh pejabat yang hadir dalam acara tersebut oleh Ketua Yayasan STAK Mesias Sorong dan Kakanwil Kantor Kementerian Agama Prov. Papua Barat. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Sekretaris Ditjen Bimas Kristen dan Kepala Biro Ortala Sekjen Kementerian Agama.

Dalam sambutannya, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen menyampaikan bahwa salah satu program prioritas Kementerian Agama terkait dengan program Kita Cinta Papua yaitu akan mengembangkan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan di Papua dan Papua Barat secara menyeluruh. Salah satunya adalah dengan transformasi sekolah swasta yang ada di bawah Kementerian Agama. Kami harapkan kita bisa memperhatikan dunia pendidikan keagamaan dan pendidikan agama yang ada di Papua dan Papua Barat. “Kita melihat bahwa dari hari ke hari semakin besar tantangan di bidang pendidikan, maka sesuai dengan persyaratan dari Kemenpan RB bahwa sekolah tinggi yang akan dinegerikan harus memiliki minimal 3 program studi, maka kami fokus untuk menambahkan prodi yang tadinya baru ada 1 menjadi 3, yaitu Prodi Teologi, Prodi PKAUD dan Prodi Bimbingan Konseling.”

“Kita berharap dan berdoa bersama agar Sekolah Tinggi Agama Kristen Mesias Sorong bisa segera dinegerikan dan bisa menjadi contoh yang baik bagi lembaga pendidikan keagamaan negeri di Papua Barat.”

Kepala Biro Ortala Kemenag, Priyono, S.Pd, M.Pd dalam arahannya juga memberikan beberapa pesan kepada seluruh civitas akademika STAK Mesias Sorong sehingga nantinya STAK Mesias Sorong bisa menjadi perguruan tinggi yang berkualitas. “Kementerian Agama selain bertugas untuk membina keagamaan, juga bertanggung jawab atas pendidikan keagamaan, baik negeri maupun swasta. Apalagi sebagaimana kita ketahui, program prioritas Presiden kita salah satunya adalah meningkatkan SDM. SDM kalau tidak dari pendidikan tinggi itu dari mana? Tidak Ada. Kualitas SDM itu muncul dari Perguruan tinggi. Oleh karena itu, kita juga ketahui bahwa Menteri Agama kita Bapak Jend (Purn) Fachrul Razi mencanangkan program yang sangat spektakuler dan berkepihakan pada rakyat Papua yang berupa Kita Cinta Papua yang salah satunya bertanggung jawab pada pendidikan keagamaan.” “Transformasi itu tidak hanya berbicara tentang perubahan status dari swasta ke negeri, tapi juga ada transformasi social, dimana perguruan tinggi, khususnya mahasiswanya bisa menjadi Agent of Change (Agen Perubahan) yang berdampak pada social change (aspek perubahan social). Yang tadinya masyarakatnya belum sadar akan hukum dan norma, menjadi sadar. Tadinya masyarakat sekitar belum sadar akan pentingnya pendidikan, itulah tugas civitas akademika untuk menyadarkan mereka. Perguruan tinggi juga memiliki tugas pokok yang harus dilakukan, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Ke-3 aspek itu adalah wajib untuk dilakukan. Jadi jika nantinya sudah dinegerikan, aspek-aspek itu harus ditingkatkan lagi.” (Sisfo-GC)

Berita Terkait