Dirjen : "Mari kita memuliakan Tuhan dalam hidup kita, karena itu yang dikehendaki Tuhan bagi kita"

Rabu, 17 Februari 2021, 16:19:20 WIB

Dirjen bersama para pejabat di Prov. Papua Barat saat Tabuh Tifa Pembukaan Pesparawi se-Tanah Papua

Manokwari, DBK – Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi) Nasional yang akan diadakan tahun 2022 mendatang memicu masing-masing Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) untuk mengirimkan perwakilan terbaiknya pada masing-masing cabang yang akan diperlombakan. Provinsi Papua Barat sebagai salah satu daerah yang memiliki banyak talenta-talenta dalam bermusik ini pun akan ambil bagian dalam Pesparawi Nasional di Yogyakarta tersebut. Untuk memilih perwakilan terbaiknya, LPPD Provinsi Papua Barat menggelar Pesparawi XIII se Tanah Papua tingkat Provinsi Papua Barat pada 17 – 28 Februari 2021.

Dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, pesparawi se-Tanah Papua yang mengusung Subtema:  “LPPD Bermazmur dan Bermasker” diadakan dengan cara yang berbeda. Biasanya perwakilan dari masing-masing Kabupaten akan hadir di lokasi pelaksanaan Pesparawi, namun tahun ini Pesparawi dilaksanakan di 5 daerah (Manokwari untuk wilayah Manokwari raya, Teluk Bintuni, Fak-Fak, Kaimana dan Kota Sorong untuk wilayah Sorong Raya) agar tidak perlu mengumpulkan orang banyak dan mencegah penyebaran Covid-19, dengan total peserta 1573 orang.

Dalam sambutannya, pada acara pembukaan Pesparawi XIII se Tanah Papua tingkat Provinsi Papua Barat pada Rabu (17/02) di Manokwari, Dirjen Bimas Kristen, Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si menyampaikan tiga pesan yang sangat berkesan baginya yang dikutip dari seorang Pendeta, yaitu Pdt. Izaak Samuel Kijne. Dalam tulisannya, ia menyampaikan bahwa anak Papua pagi-pagi harus belajar, siang harus bekerja, dan malam harus bernyanyi. Pesan yang sangat penting bagi pembangunan Papua dan sama-sama kita pahami bahwa dasar peradaban Papua adalah injil. Tapi kalau kita bicara dari perspektif peradaban, maka pendidikan menjadi pilar utama pembangunan sebuah peradaban masyarakat dan saat ini Izaak Samuel telah meletakan dasar itu bagi kita semua.

“Dari sisi bekerja, sebenarnya masyarakat Papua dan Papua Barat memiliki kualifikasi yang cerdas. Mereka dikaruniai Tuhan banyak energi yang besar dan sumber daya yang luar biasa yang ada di sekitarnya dan itu harus dikerjakan dengan istilah “bekerja”, tetapi pada malam hari itu harus menyanyi.”

Hari ini kita mengadakan sebuah lomba yang sebetulnya istilah “Pesta” itu harus bisa diluruskan dalam istilah yang lebih deskriptif, karena Pesta itu harus diluruskan dengan istilah “Pekan”, jadi Pesparawi adalah Pekan Paduan Suara Gerejawi.

“Bagi kami, Ditjen Bimas Kristen yang bertanggung jawab sebagai Ketua Umum LPPN, penyelenggaraan Pesparawi di Daerah adalah upaya untuk tetap menjaga posisi memuliakan Tuhan dalam tanggung jawab sebagai umat Kristen yang ada di Indonesia, disamping usaha kita untuk tetap melestarikan nilai atau value dalam budaya masing-masing. Pesparawi yang dilakukan adalah usaha untuk tetap menata dan berupaya untuk tetap meningkatkan kesatuan.”

Pesparawi yang diselenggarakan di Tanah Papua, khusus di Provinsi Papua Barat yang ke-XIII adalah bagian dari cara kita untuk memaknai kebhinekaan yang kita terima. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berbhineka, tapi semuanya dibangun dalam sebuah persatuan yang menunjukan bahwa kita adalah Indonesia, kita adalah bagian dari Indonesia dan tugas kita adalah membangun Indonesia dari perspektif daerah atau wilayah yang kita tempati.

Pesparawi ini juga sebagai bentuk bahwa kita menerapkan Moderasi Beragama dan ini adalah upaya kita menata bagaimana kehidupan Moderasi Beragama diperlukan dalam kekristenan karena ada praktek-praktek keagamaan kita yang cenderung ekstrim yang menyebabkan problem dalam kehidupan beragama kita. Oleh karena itu, kita harus bisa masuk ke dalam praktek kehidupan kekristenan yang moderat, maksudnya berada di tengah, tidak berada di ekstrim paling atas ataupun ekstrim paling bawah karena ini akan menimbulkan benturan-benturan di internal keagamaan. Maka Menteri Agama dalam beberapa tahun ke depan akan menempatkan Moderasi beragama sebagai bagian dari Rencana Strategi 2020-2024. Ditjen Bimas Kristen pun berharap Pesparawi ini akan menjadi ajang untuk membantu kerukunan, terutama dalam upaya kita untuk menerapkan konsep Moderasi Beragama.

“Mari kita memuliakan Tuhan dalam hidup kita, karena itu yang dikehendaki Tuhan bagi kita sebagai umat manusia dan mari kita berlomba untuk memuliakan Tuhan,” tutup Dirjen Thomas. 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber : -

Penulis : Gloria de Fretes

Editor : Harryson Eddy

Fotografer : Gloria de Fretes

Berita Terkait