Dr. Erastus Sabdono: “TANGGUNG JAWAB KOLEKTIF”
Sabtu, 24 Juli 2021, 13:12:27 WIB
Pandemi Coronavirus Disease-2019 atau COVID-19 merupakan wabah penyakit yang telah menjangkiti lebih dari 193 juta populasi dunia. Hampir-hampir tidak ada satu negara pun yang terluput dari paparan COVID-19, termasuk negara Indonesia. Di Indonesia sendiri, paparan COVID-19 telah menjangkiti sebanyak 3,03 juta jiwa dan menewaskan 80.598 (per Jum’at, 23 Juli 2021). Sehingga, pada medio Juli 2021, Indonesia telah menjadi salah satu episentrum pandemi COVID-19 dengan angka penularan harian tertinggi di dunia.
Dengan melihat kondisi tersebut, adalah suatu kewajiban bagi seluruh komponen bangsa untuk ikut mengambil tanggung jawab dalam menghadapi paparan COVID-19 yang semakin meluas di seluruh wilayah Indonesia. Paparan pandemik ini tidak dapat ditanggulangi secara parsial, tetapi harus melibatkan seluruh pihak secara simultan. Pemerintah Indonesia bersama dengan jajarannya menjadi penanggung jawab utama sekaligus panglima di dalam memberikan berbagai instruksi operasional bagi penanggulangan bencana kemanusiaan ini. Sementara itu, seluruh anak bangsa dari berbagai komponen seperti tenaga medis, pengusaha, sivitas akademika, pendidik dan pemuka agama pun harus ikut mengambil bagian secara konstruktif serta bersama-sama demi keselamatan seluruh rakyat Indonesia.
Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI), Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia (BMPTKKI) serta Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta (STTE Jakarta) mendukung penuh apa yang telah menjadi komitmen pemerintah untuk menahan laju paparan COVID-19 di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka, Sinode GSKI, BMPTKKI dan STTE Jakarta siap mendukung pemerintah untuk mensosialisasikan 5M kepada hampir 200 gereja dan 786 pejabat gereja yang tersebar di dalam dan di luar negeri, 384 Sekolah Tinggi Teologi serta 900 sivitas akademika STTE Jakarta. Dengan demikian, seluruh Gembala gereja yang bernaung di bawah sinode GSKI, seluruh STT yang bernaung di bawah BMPTKKI serta segenap sivitas akademik STTE Jakarta berkewajiban untuk memberikan edukasi kepada seluruh jemaat dan siswa didik untuk menaati aturan 5M; yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Jadi, intinya untuk saat ini yang pertama harus dipatuhi adalah menjauhi kerumunan. Itu adalah nomor satu. Hindari bertemu orang banyak kalau tidak sangat diperlukan. Kalau pun bertemu, kita harus menjaga jarak dan selalu pakai masker, selalu mencuci tangan di mana pun, hindari menyentuh benda-benda di tempat umum. Yang paling penting lagi adalah kalau ada gejala, langsung berobat. Langsung memeriksakan diri. Jadi kita periksa dari awal, siapa yg positif siapa yang negatif. Siapa yang positif, itu yang langsung isolasi; itu yang paling penting. Yang lainnya, kita jalani sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sebagai langkah untuk mengonkritkan imbauan 5M yang telah disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, maka para pemuka Kristiani dan para pendidik harus mematuhi protokol kesehatan di dalam menjalankan aktivitas keagamaan dan pembelajaran. Jika kegiatan peribadatan dan perkuliahan dapat dilakukan melalui dukungan teknologi daring (online), maka hindari untuk mengumpulkan umat atau siswa di dalam satu ruangan. Para petugas pertemuan daring wajib untuk senantiasa dicek suhu tubuhnya dan diswab untuk memastikan terbebas dari paparan COVID-19. Pendeta atau hamba Tuhan sebagai pemimpin umat, dan para pendidik harus dan mutlak memberi teladan yang baik kepada seluruh jemaat dan siswa didiknya, khususnya dalam menjaga dan mematuhi seluruh instruksi yang ada di dalam pedoman protokol kesehatan.
Kita tidak dapat menolak bahwa pandemik COVID-19 telah mengganggu dan meluluhlantakkan hampir seluruh aspek kehidupan manusia; baik di bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, keagamaan, dan lain sebagainya. Namun, pada sisi lain pandemik COVID-19 juga menyisakan bagian positif yang harus mendapatkan perhatian bersama, yakni menguji kesetiakawanan dalam berbangsa dan bernegara. Inilah saatnya bagi kita untuk membuktikan bahwa untuk menghadapi paparan COVID-19 merupakan tanggung jawab seluruh anak bangsa. Pemerintah beserta jajarannya bersatu padu dengan seluruh komponen masyarakat—termasuk pemuka agama dan pendidik—untuk terus mengampanyekan 5M kepada jemaat dan siswa didiknya. Kiranya, Tuhan Yesus Kristus menolong dan memampukan bangsa Indonesia untuk dapat melewati pandemik COVID-19 ini.
Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.
Salam hormat,
Dr. Erastus Sabdono
Ketua Sinode GSKI
Ketua Umum BMPTKKI
Pimpinan Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta
Berita Terkait
- Rakernas, Pimpinan Kemenag Tegaskan Komitmen Lebih Melayani Umat
- Gelar Rakernas, Menag: Peras Otak, Berikan Solusi Terbaik Bagi Umat
- Penandatanganan Kesepakatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama di Lingkungan Ditjen Bimas Kristen
- Dirjen Bimas Kristen Tegaskan Moderasi Beragama sebagai Solusi Krisis Kemanusiaan
- Hadiri HUT ke-78 BPK Gunung Mulia, Ses Ditjen Bimas Kristen minta agar tetap Eksis Melayani Umat