Konsultasi Dengan Pimpinan Lembaga Keagamaan Kristen dan Sponsor dan Tenaga Kerja Asing se- Indonesia

Jumat, 02 Agustus 2019, 10:05:02 WIB

Dirjen Bimas Kristen Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si (kiri) Saat menyampaikan Materi

"Ditjen dan Lembaga Keagamaan Kristen Bersama Meningkatkan Sumber Daya Manusia"

Bali, DBK -- Dalam rangka mewujudkan kerukunan umat beragama sesuai dengan Tiga Mantra yang menjadi tugas pokok Kementerian Agama, Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI menggelar Konsultasi Dengan Pimpinan Lembaga Keagamaan Kristen dan Sponsor serta Tenaga Kerja Asing se-Indonesia. Kegiatan yang dihelat di Bali berlangsung dari tanggal 29-31 Juli dan dihadiri 74 peserta dari beberapa provinsi. Pelaksanaan konsultasi ini kembali dilakukan Ditjen Bimas Kristen setelah delapan tahun lamanya.

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Direktur Urusan Agama, Janus Pangaribuan yang mewakili Dirjen Bimas Kristen menjadi bentuk konsolidasi. Menurut Janus, pelayanan misi yang dilakukan tenaga kerja asing yang bekerjasama dengan gereja di daerah terpencil menjadi bentuk kerja sama untuk pembangunan masyarakat sesuai dengan kontek ke Indonesiaan.

“Lembaga Keagamaan Kristen selaku mitra Kemenag yang mendatangkan tenaga kerja asing tetap perlu mendapat perhatian agar pelayanan yang dilakukan dapat seiring dengan proses pembinaan yang Ditjen Bimas Kristen lakukan. Selaku pemerintah, Ditjen Bimas Kristen juga perlu mendapat data akurat terkait jumlah tenaga kerja asing dalam upaya pelayanan misi gereja,” ujar Janus.

Kepada pimpinan lembaga keagamaan, Direktur Urusan Agama berharap agar dapat menyediakan dan melaporkan data yang akurat. Data yang akurat akan memudahkan pemerintah untuk membuat laporan sebagai bentuk informasi bagi masyarakat.

Dirjen Bimas Kristen Prof. DR. Thomas Pentury yang hadir sebagai pembicara dihari kedua pelaksanaan konsultasi mengatakan bahwa ada persoalan terkait indek kerukunan beragama yang di dalamnya ada toleransi, kesetaraan, kerjasama. Menurut Dirjen, relasi sosial di tengah masyarakat minim terjadi. Hal ini berdampat pada kurangnya kerja sama sehingga pergerakan pembangunan berjalan lambat.

“Kerja sama yang baik antar anggota masyarakat yang dikembangkan lembaga atau yayasan misi menjadi kontribusi yang kekristenan bagi Indonesia. Mewujudkan masyarakat yang beriman rukun sesuai dengan VISI Bimas Kristen dan cerdas secara intelektual maka berdampak pada ekonomi masyarakat.”

Terkait adanya sponsor, Dirjen berharap agar sumber tersebut dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui proses pendidikan. (PK)

Berita Terkait