Dialog Penguatan Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Agama Kristen di Mataram
Jumat, 21 Juni 2024, 04:23:03 WIB

Mataram, Nusa Tenggara Barat (DBK) – Dalam upaya memperkuat kehidupan beragama di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kementerian Agama melalui Pembimas Kristen mengadakan kegiatan Dialog Penguatan Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Agama Kristen. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait dan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyampaikan pentingnya peran penyuluh agama dalam memperkuat kehidupan beragama. Penyuluh agama, menurutnya, memiliki peran strategis sebagai agen moderasi, penjaga moral, dan akidah serta akhlak masyarakat. "Penyuluh Agama Kristen merupakan perpanjangan tangan dari Kementerian Agama, yang dituntut untuk menjaga dan mensosialisasikan setiap kebijakan, termasuk Moderasi Beragama," ujar beliau.
Pembimas Kristen, Johnson Parulian Hottua, dalam laporannya, menjelaskan bahwa penyuluh agama memiliki tugas dan kewajiban sebagai corong pemerintah dalam peningkatan kehidupan kerukunan antar umat beragama di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Beliau menegaskan, "Penyuluh Agama Kristen harus membimbing masyarakat dalam moderasi beragama agar masyarakat memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi dan hidup rukun."
Selanjutnya, Johnson juga menyoroti beberapa faktor yang menghambat penyuluh dalam membentuk sikap moderasi beragama, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengikuti kegiatan keagamaan. Namun, dukungan penuh dari Pemerintah Kelurahan di Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi faktor pendukung yang signifikan.
Dalam acara yang dihadiri oleh 30 penyuluh Agama Kristen ini, hadir pula narasumber yang memberikan materi berharga:
- Ibu Hajah Ummah, Rumah Moderasi Beragama;
- Pendeta Yosafat Mulat Anggono, Dosen STTII;
- Philips Agung Kuntoro, Hyoku Visual.
Para narasumber menekankan pentingnya pendekatan kepenyuluhan yang tidak hanya melalui media konvensional tatap muka, tetapi juga mengoptimalkan media digital. Penyuluh diharapkan mampu mengisi ruang digital dengan konten-konten moderasi beragama untuk menjadi penyeimbang sekaligus mengarusutamakan informasi di media sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.
Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang strategis dalam menciptakan lingkungan yang mendukung hak-hak anak, demi masa depan gereja dan bangsa yang lebih baik.
Johnson menambahkan, "Kami berharap, melalui kegiatan Dialog Penguatan Moderasi Beragama bagi Penyuluh Agama Kristen, saudara-saudara sekalian mampu menjaga harmoni sosial kemasyarakatan. Heterogenitas masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat baik dari suku, ras, maupun agama adalah fakta sosial yang harus dikelola dengan baik untuk mewujudkan harmoni sosial dalam pembangunan menuju Provinsi Nusa Tenggara Barat yang maslahat", tutup Johnson.
Berita Terkait
- Menyatukan Langkah, Menguatkan Pelayanan Penyuluhan
- Memperkuat Sinergi Pemerintah dan Induk Organisasi Gereja dalam Tata Kelola Keagamaan
- Kanwil Kemenag DKI Jakarta Serahkan Bantuan untuk Gereja HKBP Kapuk Sawah yang Terbakar
- Dirjen Bimas Kristen Dorong Pola Hidup Sehat bagi Lansia dalam Sosialisasi di Bogor
- Wakili Menag, Direktur Urusan Agama Kristen Hadiri Pembukaan Munas XIII PGLII 2025 di Balikpapan
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
