Ditjen Bimas Kristen gelar “Call for Paper: Kajian Tradisi dan Budaya Kristen di Mataram”
Rabu, 04 September 2024, 21:56:50 WIB

Mataram, (DBK)—Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen yang diwakili oleh Direktur Urusan Agama Kristen, Amsal Yowei, mengatakan bahwa budaya Kristen di Indonesia memiliki peran strategis dalam menjembatani berbagai tradisi dan nilai luhur dalam konteks kebangsaan yang beragam. Hal ini disampaikannya secara online pada acara "Call for Paper: Kajian Tradisi dan Budaya Kristen di Mataram" yang berlangsung dari 4 hingga 6 September 2024 di The Jayakarta Resort & Spa Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menurutnya, tradisi dan budaya Kristen bukan hanya warisan generasi ke generasi, tetapi juga medium penting untuk mengekspresikan iman dalam kehidupan sehari-hari.
“Tradisi Kristen di Indonesia, dengan segala keunikan dan kekayaannya, berkontribusi besar terhadap mosaik kebudayaan bangsa yang plural,” jelasnya.
Direktur berharap acara “Call for Paper: Kajian Tradisi dan Budaya Kristen di Mataram” ini, bukan sekedar sebuah forum ilmiah, tetapi merupakan upaya strategis untuk mendalami dan mengembangkan kajian mengenai tradisi dan budaya Kristen, yang memiliki peran krusial dalam membentuk dan memperkuat identitas komunitas Kristen di Indonesia.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang mau berkontribusi melalui karya ilmiah dan pemikiran, baik dari Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri (PTKKN) maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Swasta (PTKKS). Partisipasi aktif ini menunjukkan semangat yang kuat dalam mengembangkan kajian budaya Kristen,” ucapnya.
“Kiranya acara ini dapat memfasilitasi diskusi, penelitian, dan pengembangan budaya Kristen yang berkelanjutan,”
Direktur mengakui tantangan besar yang dihadapi dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya Kristen di tengah perubahan global telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita memahami dan mengapresiasi tradisi.
“Budaya Kristen harus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan esensi dan nilai-nilai dasarnya. Dalam hal ini, peran akademisi, peneliti, dan praktisi sangat penting untuk menemukan cara-cara baru dalam menghidupkan kembali tradisi Kristen dalam konteks modern,” ujarnya.
Untuk itu, sambungnya, Kerjasama dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk akademisi, pemerintah, gereja, dan masyarakat umum diperlukan. “Hal ini dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan budaya Kristen yang inklusif dan berkelanjutan serta dapat memperkuat identitas budaya Kristen dan menjadikannya relevan di tengah dinamika masyarakat yang terus berubah,” tambahnya lagi.
Ditjen Bimas Kristen, tambahnya, akan terus mendukung berbagai inisiatif dan program yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Kristen.
“Kami menunggu karya-karya yang tidak hanya memiliki nilai akademis tinggi tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan masyarakat Kristen di Indonesia,” pungkasnya.
Berita Terkait
- Kanwil Kemenag DKI Jakarta Serahkan Bantuan untuk Gereja HKBP Kapuk Sawah yang Terbakar
- Dirjen Bimas Kristen Dorong Pola Hidup Sehat bagi Lansia dalam Sosialisasi di Bogor
- Wakili Menag, Direktur Urusan Agama Kristen Hadiri Pembukaan Munas XIII PGLII 2025 di Balikpapan
- Pembekalan Pendeta Pratama dan Madya GPIB: Gereja sebagai Agen Transformasi dalam Membangun Karakter Bangsa
- Sidang Majelis Sinode Tahunan ke-2 Tahun 2025 Resmi Dibuka, Deklarasi Gereja Ramah Anak Dicanangkan
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
