Simposium Teologi dan Misi PGLII : Menyikapi Disrupsi Teknologi dan Sains

Senin, 16 September 2024, 16:01:23 WIB

Bandung Barat, (DBK)– Direktur Urusan Agama Kristen, Amsal Yowei, mengatakan bahwa gereja harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan esensi ajaran Injil. Hal ini disampaikannya Mewakili Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI pada Simposium Teologi dan Misi yang diselenggarakan oleh Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), di Bandung, Jawa Barat, (16/09/2024).

Direktur mengapresiasi inisiatif PGLII dalam membahas tema "Pekabaran Injil dalam Konteks Disrupsi Teknologi dan Sains" dengan sub tema "Berteologi-Bermisiologi dalam Konteks Peradaban Abad ke-21”.

Lebih lanjut, Direktur menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam menyampaikan Injil di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan sains. “Kita juga harus menyoroti perlunya teologi yang responsif terhadap konteks zaman serta penggunaan teknologi untuk memperluas jangkauan pelayanan gereja,” ajak Direktur.

Menurutnya, gereja harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan esensi ajaran Injil.

Direktur berharap acara ini dapat menjadi platform untuk diskusi konstruktif, berbagi wawasan, dan menemukan cara baru dalam menyebarkan kasih Kristus di era modern. “Kiranya simposium ini akan memperkuat pekabaran Injil dan menjawab tantangan zaman dengan hikmat dan kasih Tuhan,” pungkasnya.

Acara ini turut dihadiri Ketua Umum PGLII Pdt. Ronny Mandang bersama jajaran pengurus, Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat Harapan Nainggolan, pimpinan Sinode anggota PGLII, serta pimpinan gereja lokal.

Berita Terkait