REFLEKSI MINGGU (19 April 2020)

Minggu, 19 April 2020, 00:49:25 WIB

"PENDERITAAN YANG MENIMBULKAN TAHAN UJI"

Roma 5: 1-5

Pdt. Dr. Ronny Mandang, M.Th

(Ketum PGLII periode 2020-2024)

Kitab Roma ditulis oleh rasul Paulus dimasa umat Kristen mengalami penderitaan yang sangat hebat. Di sisi lain Roma pasal 1 s.d. 4 menjelaskan tentang manusia yang berdosa dan terpisah dengan dirinya. Namun siapa yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, ia memiliki iman. Karena itu, siapapun yang dibenarkan karena iman, akan hidup dalam damai sejahtera Allah oleh karena Tuhan Yesus Kristus (Justification) (bdk. ay.1). Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, bukan suatu perasaan sesaat tetapi selamanya dalam jaminan Allah. Di tengah penderitaan, wabah penyakit Corona Virus-19, orang yang hidup dalam damai sejahtera dengan Allah tidak akan takut dan tidak akan panik. Ia berdiri dan bermegah akan menerima kemuliaan Allah (Glorification) (bdk. ay2). Dosa selalu memisahkan manusia dari Allah dan mendatangkan upah, yaitu maut. Namun demikian, setiap orang yang hidup dalam damai sejahtera Allah percaya hari esok dalam pengharapan akan tetap membuat ia tegak berdiri.

Apakah semua itu membuat ia secara otomatis tidak lagi berbuat apa-apa? Tentu saja tidak, ada suatu proses yang membuat orang percaya tetap berkemenangan. Rasul Paulus tegaskan orang percaya itu akan bermegah dalam penderitaan, suatu bahasa lain tentang makna pikul salib (bdk. ay.3). Siapa yang bermegah dalam penderitaan tahu penderitaan itu akan menimbulkan tahan uji (ay.3). Tahan uji bagi orang percaya sangat penting, kehidupan ini penuh ujian dan cobaan. Buat apa beribadah, baca Alkitab, berdoa, beri persembahan dan pelayanan jika tidak tahan uji? Sudah banyak orang yang mengaku beragama dan sebut Tuhan ternyata gagal karena tidak tahan uji. Dikatakan lagi, tahan uji akan menimbulkan pengharapan dan pengharapan tidak akan mengecewakan (ay. 4, 5). Bukankah, orang yang hanya memiliki pengharapan kepada segala sesuatu yang fana, berharap hanya kepada kekayaan, berharap pada manusia, berharap kekuasaan dan jabatan, selalu akan kecewa. Tetapi setiap orang yang beriman, bersedia pikul salib, akan memiliki gaya hidup yang tekun bukan pada situasi yang sesaat, dan ia menghasilkan tahan uji! Jika tahan uji telah menjadi bagian dari kekuatan iman, ia memiliki pengharapan karena oleh kasih Allah telah mencurahkan Roh Kudus di dalam hati kita (ay.5). Inilah yang disebut "Penderitaan telah menimbulkan tahan uji".

Dalam konteks hari ini, di tengah Covid19, umat Kristen harus menjadi teladan dan berkat bagi Pemerintah dan bangsa, tidak malah menjadi beban misalnya dengan tidak mengikuti protokol kesehatan serta Panduan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tahan uji  ia akan mengambil bagian membantu Pemerintah dan sesamanya. Pun demikian, menjadi umat beragama dan warga negara yang baik, siapapun dia, haruslah tahan uji, dengan maksud tetap berkarya bagi kerajaan Allah dan Pemerintah. Amin. 

Video Mimbar Kristen Ditjen Bimas Kristen Edisi Minggu, 19 April 2020

Berita Terkait