REFLEKSI MINGGU, 16 AGUSTUS 2020

Minggu, 16 Agustus 2020, 00:14:37 WIB

"HATI HAMBA ATAU HATI BOS"

Markus 10 : 43 - 45

Pdt. Gilbert Lumoindong

(Gembala Jemaat GBI GLOW)

Shalom bagi kita sekalian!

Saya percaya berkat Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah yang kita kenal dan kita panggil dalam nama Yesus Kristus Tuhan menyertai kita pada hari ini, haleluya.

Pemirsa yang diberkati Tuhan, indah untuk menyapa saudara dalam Mimbar Kristen Kementerian Agama dan umat Kristen seluruh Indonesia ini, saya percaya ada berkat Tuhan yang spesial akan mengalir buat kita sekalian, haleluya. Hari ini saya mau berbagi tentang firman yang sangat memberkati saya dalam Markus 10:43-45 dan kalau boleh saya beri judul khotbah saya hari ini atau renungan firman hari ini yaitu: “Hati Hamba atau Hati Bos.” Saya percaya Alkitab bilang Kristus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, Kristus datang bukan untuk dilayani, bukan untuk jadi bos tetapi untuk melayani. Ia adalah Tuhan di atas segala tuhan, dia adalah Raja di atas segala raja, mengosongkan diri-Nya menjadi sama dengan manusia untuk dapat apa? Untuk dapat melayani.  

Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, saya kuatir pada hari-hari ini banyak orang hanya ingin dipanggil bos. “Oh iya Bos, apa kabar bos?” Semua orang hanya ingin menjadi bos, tetapi saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan saya percaya ketika kita sudah diselamatkan kita harus punya spirit, kita harus punya roh yaitu hati hamba, Markus 10:43-45 yang berkata sebagai berikut:

“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan saya belajar, kenapa dalam rumah tangga banyak ribut? Kenapa dalam pelayanan banyak perpecahan? Kenapa dalam pergaulan banyak akhirnya pertentangan? Saya pelajari salah satunya adalah kesombongan. Orang-orang yang merasa dirinya bos, orang-orang yang merasa dirinya hebat, orang-orang yang merasa dirinya berhak untuk berkuasa, orang-orang yang merasa dirinya berhak untuk mengatur, memerintah, menghakimi semua orang. Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan padahal jelas Alkitab berkata jika kamu ingin menjadi yang besar, ingin sukses, ingin diberkati, ingin berdampak, mari siap menjadi pelayan. Saya tidak bilang kita harus bermental hamba, kita harus bermental Anak Raja, tapi kita harus memiliki hati hamba. Saya pelajari ada beberapa perbedaan yang siginfikan antara hati bos dengan hati hamba. Sekali lagi saya ulang, mentalitas kita harus mentalitas warga kerajaan, sebagai Anak Raja, saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, ingat kita diselamatkan oleh karena darah Yesus, Alkitab berkata kita bukan lagi orang berdosa, kita tidak lagi hidup dalam kegelapan, kita sudah dipindahkan pada terang yang ajaib, kita sudah diselamatkan karena anugerah. Saudara boleh saja berkata: “…tetapi masa lalu saya gelap, tetapi dosa saya banyak.” Tetapi Alkitab berkata oleh darah yang tertumpah kita dapat dengan keberanian menghadap tahta kasih kemurahan dan kemuliaan Tuhan. Artinya kita tadinya orang berdosa tetapi telah diangkat, dipulihkan dan dijadikan sebagai warga kerajaan sorga. Tetapi meskipun begitu banyak berkat Tuhan dalam hidup kita, tapi kita tetap harus memiliki hati hamba, hati yang mau melayani, hati yang mau dididik, hati yang mau diatur, hati yang mau dikendalikan, hati yang senantiasa mau diajar Tuhan untuk  berjalan dalam seluruh kehendak Allah, haleluya.

Saya pelajari ada beberapa perbedaan hati bos dan hati hamba. Yang pertama, hati bos selalu hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri tetapi hati hamba selalu memikirkan dan menjadi berkat serta berkenan kepada Tuhan. Saya ulangi sekali lagi, hati  bos selalu berpikir apa yang menguntungkan buat saya, apa yang menyenangkan buat saya tetapi hati hamba sebaliknya, aku ingin berkenan kepada Tuhanku, aku ingin menyenangkan hati Dia, dan aku senantiasa ingin hidup di jalan-jalanNya itulah seorang hamba. Makannya ada orang yang bilang: “ya pendeta saya musti ngalah terus sama isteri… wah, keenakan dia dong, trus untung saya apa?” ya tapi saya sebagai isteri pak pendeta masa saya mesti ngalah terus sama suami… ngalah terus sama suami, trus untung saya apa?” Banyak orang yang seperti itu: “saya banyak pelayanan, mesti berkorban ini, mesti berkorban itu, terus untung saya apa?” Ada juga orang muda: “saya sebagai anak muda tidak boleh pacaran dengan yang tidak seiman, harus hidup suci, harus hidup benar, tidak boleh ke diskotik, tidak boleh minum mabuk, tidak boleh sentuh narkoba, tidak boleh seks bebas, mesti hormat sama orang tua, terus untung saya apa sebagai orang Kristen?” Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, berarti hatimu hati bos, yang hanya memikirkan keuntungan, kepentingan diri sendiri tetapi hati hamba, mau hidup berkenan kepada Tuhan, mau menjadi berkat bagi banyak orang dan mau senantiasa menjadi saksi Tuhan, haleluya!

Yang kedua saya pelajari, hati bos cenderung memerintah, tetapi hati hamba cenderung mengajak bersama. Kalau orang hatinya bos, cenderung senangnya memerintah: “kamu mesti begini, kamu mesti begitu!” dan ujung-ujungnya akhirnya menghakimi: “ah, isteri saya ga benar pendeta, mertua saya ga benar pendeta.” Jadi semua orang ga beres karena hatinya hati bos, tapi hati hamba, hati yang berbeda, hati yang mau belajar mengerti orang lain, hati yang belajar dan senantiasa mau mengajak bersama-sama, dan dia menyadari bahwa dia hanya hamba. Jadi kalau ada kekurangan dalam diri orang, dia belajar memahami, dia belajar mengerti. Yesus bilang sama Petrus “mari” kapan Yesus bilang mari? Pada saat goncangan angin sakal lalu kemudian Petrus berkata jika Engkau Tuhan, suruhlah aku berjalan di atas air ini, Yesus bilang: “mari”. Petrus sempat berjalan di atas air lalu kemudian tenggelam ketika merasakan tiupan angin, apakah Yesus kemudian marah sama Petrus dan berkata: “itu hukuman Petrus, karena kamu terlalu kepala batu, kamu sok tahu, sok jago, sok pintar?” Tidak, Yesus mengangkatnya, Yesus menolongnya, Yesus mengerti bukan menghakimi bukan kemudian memerintah tapi justru menyelamatkan. Kalau kau lihat ada kekurangan pada isterimu, ada kekurangan pada suamimu, kau lihat kekurangan pada orang-orang sekitarmu apakah kau hanya memaki, memerintah, menyerang lalu kemudian mengatakan kalau ini ga beres, ini ga becus atau sebaliknya engkau mengajak bersama, kau menolong, kau menguatkan. Bukankah Kristus memberikan kepada kita hati hamba bukan hati bos.

Yang ketiga saya pelajari, apa perbedaan antara hati hamba dengan hati bos, hati bos cenderung menyalahkan dan menjatuhkan, hati hamba cenderung menolong dan mengangkat. Pak, isterimu pasti ada kekurangannya; ibu, suamimu pasti ada kekurangannya; orangtua, anak-anakmu pasti ada kekurangannya; mertua-mertua, menantumu pasti ada kekurangannya; menantu, mertuamu pasti ada kekurangannya. Pertanyaannya kalau kita lihat di sekitar kita, ada orang yang di dalam kekurangan, ada orang yang di dalam kelemahan, ada orang yang di dalam kesalahan, apakah kita senang menuding-nuding dia? Apakah kita senang memaki-maki dia? Apakah kita senang menghakimi dia kemudian menyingkirkan dia? Atau sebaliknya, kita punya hati hamba, yang cenderung mau menolong, mau menguatkan, mau mendoakan, mau mengangkat?

Saudaraku yang kekasih di dalam Tuhan, Yesus di salib, doaNya luar biasa berkata: “Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Siapkah kita bermental anak Raja sebagai warga kerajaan tapi pada saat yang bersamaan berhati hamba.  Saya percaya orang-orang yang berhati hamba, rumah tangganya bahagia. Rumah tangga yang bahagia bukan hasil kesempurnaan, rumah tangga yang bahagia adalah hasil kedewasaan dan saling pengertian. Suamimu ada kekurangannya, isterimu ada kekurangannya, orang di sekitarmu, masyarakat di sekitarmu ada kekurangannya. Tapi kalau lihat orang penuh kekurangan lalu kita maki, kita hakimi, kita salahkan, kita singkirkan saudaraku di dalam Tuhan bukankah jika demikian hidup kita menjadi batu sandungan dan tidak akan menjadi berkat? Pemirsa televisi yang penuh dengan berkat Tuhan, saya percaya ini bukan kebetulan kita berada dalam mimbar Kristen Protestan ini dan secara khusus Mimbar Kristen Kementerian Agama dan umat Kristen seluruh Indonesia, biarlah pada hari ini kita disadarkan; Tuhan, betul saya sudah diselamatkan, betul Yesus sudah mati buat saya, betul dosa saya sudah di ampuni, dan biarlah sekarang saya mau memiliki hati hamba, mental sebagai anak Raja, mental sebagai warga kerajaan tapi tetap menjaga hati ini sebagai hati hamba yang diselamatkan oleh anugerah dan kasih karunia  Tuhan Yesus Kristus.

Ada banyak masalah terjadi bukan karena suamimu engga beres, bukan karena isterimu engga beres, bukan karena orang di sekitarmu engga beres karena kita memang belum tiba di sorga. Di sekitar kita masih banyak ketidakberesan-ketidakberesan, tetapi kita dipanggil untuk jadi terang, kita dipanggil untuk jadi berkat, kita dipanggil untuk mengangkat, kita dipanggil untuk memberi damai, kita dipanggil untuk menghadirkan shalom sorga di tengah-tengah dunia ini, itu sebabnya doa kita berkata: “Bapa kami yang di sorga, di kuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu” dan bagaimana kerajaan Tuhan datang? Tentu lewat kehadiran kita. Alkitab berkata kamulah terang dunia? Bukankah Alkitab berkata berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah?

         Selanjutnya saya pelajari yang keempat, apa perbedaan hati hamba dengan hati bos? Hati bos selalu mau bersaing, berkompetisi karena dasarnya adalah iri hati tetapi hati hamba selalu mau memberkati dan memuliakan. Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, dunia ini penuh dengan orang-orang yang iri hati, penuh dengan  dengki, engga bisa lihat orang lain lebih sukses, engga bisa lihat orang lain lebih maju, kalau perlu difitnah, kalau perlu digosipkan, disebarkan isu-isu, dikirimkan hoaks-hoaks yang menyerang, ijinkan saya mengingatkan buat setiap pemirsa sekalian, kalau ada saudara yang hari-hari ini sedang dikhianati, sedang difitnah, sedang ditebarkan isu-isu yang sangat buruk dan menyakitkan, engkau tidak usah balas karena hidup kita bukan ditentukan oleh isu manusia, manusia boleh mereka-rekakan yang jahat, Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan. Tetapi hari ini kita mengerti, di sekitar kita masih banyak orang iri, disekitar kita masih banyak orang yang mungkin mengecewakan, menyakitkan hati kita, tetapi Tuhan sanggup merubah kutuk menjadi berkat. Biarlah hati kita bukan lagi hati bos, biarlah hati kita tetap hati hamba. Apa artinya hati kita hati hamba? Ketika kita disakiti kita bukan membalas, ketika kita disakiti kita belajar, ketika kita disakiti kita berserah kepada Tuhan, ketika kita disakiti kita tetap beriman, ketika kita disakiti kita tetap bergaul dengan Firman untuk makin dekat dengan Tuhan, karena hanya dengan Tuhan hidup kita tenang.

Daud bilang melewati lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, gadamu dan tongkatmu menjadi penghiburan bagi aku. Ketika kita disakiti, iblis mengintimidasi kita supaya kita lari dengan narkoba, kita lari dengan seks bebas, kita lari dengan keputusan-keputusan yang nekat dengan hidup kita sambil berkata apapun yang terjadi terjadilah. Tetapi anak-anak Tuhan tetap berserah kepada Tuhan, anak-anak Tuhan tetap hidup dalam kasih, anak-anak Tuhan tetap hidup dalam pengharapan, anak-anak Tuhan tetap hidup dalam iman, anak-anak Tuhan tetap hidup dalam semangat, anak-anak Tuhan tetap hidup dalam sukacita. Kita tidak akan membalas yang jahat dengan yang jahat karena Firman Tuhan mengajarkan, jika seseorang menampar pipi kirimu, berikan juga pipi kananmu, artinya membalas yang jahat dengan yang jahat tidak akan pernah menyelesaikan persoalan, tetapi memberkati orang yang jahat dengan kita itu mengangkat kehidupan kita, masuk dalam dimensi rohani sehingga kita mengalami tuntunan Firman dan Roh Kudus yang luar biasa. Buat saya suatu kehormatan untuk berbicara dengan pemirsa Mimbar Kristen Kementerian Agama yang penuh dengan berkat Tuhan dan saya percaya betul hari ini, di hari minggu yang penuh dengan sukacita ini, Tuhan sedang mengajar kepada kita, betul dosa kita telah diampuni, betul kita sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, betul kita sudah dipilih sebagai warga kerajaan sorga, karena itu mentalitas kita merupakan mentalitas warga kerajaan, mentalitas kita mentalitas anak Raja, tetapi hati kita tetap hati hamba, hati yang mau melayani. Kita sudah belajar banyak hari ini apa bedanya hati bos dengan hati hamba. Hati bos yang penuh dengan amarah, hati bos yang penuh dengan menghakimi, hati bos yang mudah kecewa, mudah tersinggung tetapi hati hamba hanya bersyukur, melayani dan tetap penuh kasih. Ada beberapa perbedaan hati bos dan hati hamba, hati bos selalu memperhatikan kepentingan dan keuntungan diri, hati hamba selalu memikirkan untuk menjadi berkat untuk berkenan kepada Tuhan. Hati bos cenderung memerintah, hati hamba cenderung mengajak bersama, hati bos cenderung menyalahkan dan menjatuhkan, hati hamba selalu mau memberkati dan membahagiakan.  

Dan yang kelima, yang terakhir, hati bos cepat tersinggung, hati bos cepat dikuasai oleh emosi, amarah bahkan kekecewaan, tetapi hati hamba selalu bersyukur dan berserah kepada Tuhan. Kalau hari-hari ini engkau sedang kecewa, kalau hari-hari ini engkau sedang marah, kalau hari-hari ini engkau sedang tersinggung, jangan salahkan keadaan karena memang keadaaan kadang kala mengakibatkan hal-hal demikian, karena kita ada di dunia. Tetapi ini saatnya mengkaji diri sendiri, jangan-jangan hati saya ini adalah hati yang penuh amarah, jangan-jangan hati saya ini hati bos, hati yang sombong, hati yang angkuh, hati yang arogan, hati yang tidak mau dibersihkan oleh darah Yesus. Betul mungkin kita sudah diselamatkan dan menjadi warga kerajaan sorga, tetapi tanpa hati yang bersih maka kita tidak akan mengalami kemuliaan Tuhan yang luar biasa. Biarlah hari ini kita berkata, Tuhan, satu, aku berterima kasih atas darah yang tertumpah di atas kayu salib; yang kedua, aku berterima kasih karena Roh Kudus menyertai aku; yang ketiga aku berterima kasih karena pasukan malaikat di sorga mengawal aku dan yang selanjutnya aku berterima kasih karena ada Firman yang menguatkan aku dan pada saat yang bersamaan aku juga berterima kasih karena aku sudah diangkat sebagai warga kerajaan sorga, karena itu aku berterima kasih, berikan kepadaku hati hamba, hati yang melayani, sehingga hidupku menjadi berkat, hidupku membawa damai, aku bisa bersyukur dalam segala hal sambil berkata aku bersyukur kepada Allahku sebab Ia menyertai langkahku. Daud berkata kejadianku dahsyat dan ajaib, jiwaku benar-benar menyadari. Dalam bagian lain Daud berkata, singa-singa muda boleh merana kelaparan, tetapi orang yang berharap kepada Tuhan tidak pernah kekurangan sesuatu yang baik. Selamat hari minggu, milikilah hati hamba dan buang hati bos yang penuh kesombongan. Berjalan dalam kasih karunia, iman, pengharapan dan kasih. Amin.

Video Mimbar Kristen Kementerian Agama, Edisi Minggu, 16 Agustus 2020  

Berita Terkait