REFLEKSI MINGGU, 6 September 2020
Sabtu, 05 September 2020, 22:41:45 WIB

MENANG ATAS MASALAH
Yakobus 1:2-4
Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham
Ketua Umum Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI)
Shalom para pemirsa Mimbar Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia yang saya kasihi dalam Kristus, senang sekali saya pendeta Rubin Adi Abraham bisa melayani anda dalam ibadah online ini. Hari ini saya akan menyampaikan firman dengan judul “Menang Atas Masalah” Yakobus 1:2-4:
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Kita tahu pandemi Covid-19 telah merebak ke seluruh dunia menimbulkan krisis kesehatan, krisis ekonomi dan hal-hal yang lain tetapi di tengah masalah yang sedang kita alami, kita harus percaya bahwa sikap hati yang ada di dalam itu lebih penting daripada kondisi yang kita hadapi di luar. Alkitab menjanjikan kebahagiaan bahkan di tengah pencobaan ketika kita memiliki sikap hati yang tepat. Kalau saudara pada hari ini sedang mengalami masalah dan pergumulan apapun bentuknya bagaimana kita bisa menang? Ada 3 kunci yang saya lihat dari pembacaan Alkitab, yang pertama kita harus punya sikap yang optimis, ayat 2 tadi berkata: “….anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan”. Saudaraku tidak ada kehidupan yang tanpa masalah, dunia ini bukanlah taman untuk bermain tetapi sebuah medan untuk berjuang. Orang Kristen yang mengharapkan kehidupan yang gampang, yang mudah akan menjadi kecewa, karena Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang tanpa masalah, tetapi percayakah saudara bahwa sikap kita terhadap persoalan itu jauh lebih penting daripada besarnya persoalan itu sendiri. Kalau kita memiliki cara pandang yang tepat terhadap masalah, maka kita akan berkemenangan, tetapi kalau cara pandang kita keliru tentang masalah itu, kita akan mengalami kekalahan.
Ada dua belas orang pengintai yang pernah melihat kondisi tanah Kanaan, sepuluh pesimis dan negatif mereka berkata musuhnya besar-besar, mereka pasti menelan kita sampai habis, hanya dua orang yang optimis Yosua dan Kaleb yang berkata memang musuhnya besar, tapi Tuhan kita lebih besar daripada masalah itu. Saudara sekalian orang yang optimis berbeda dengan orang yang pesimis, orang yang pesimis adalah orang yang selalu melihat kesempitan di tengah kesempatan. Sedangkan orang yang optimis adalah orang yang selalu bisa melihat kesempatan di tengah kesempitan. Orang percaya adalah orang yang melihat bahwa kesempitan manusia adalah kesempatan Allah untuk menyatakan kuasaNya.
Ada dua orang sahabat yang berjalan menuju gereja, dan ketika sedang dalam perjalanan, salah satu berkata begini: “Hei, lihat! Ada pelangi merah, kuning, hijau di langit yang biru.” Temanya bilang: “Saya juga lihat tapi kamu tahu kan pelangi muncul setelah ada hujan, nah gara-gara hujan becek semua. Tuh, lihat ujung sepatu kita yang kotor.” Satu lihat pelangi yang indah, satu lihat lumpur yang kotor yang mengotori ujung sepatunya. Ini adalah soal cara pandang yang berbeda. Mereka jalan lagi, temannya bilang: “Hei, lihat! Ada bunga mawar merah merekah.” Temannya bilang: “Aku juga lihat, tetapi kamu tahu kan bahwa bunga mawar itu banyak durinya, hati-hati lho!” Satu lihat mawar, satu lihat duri. Ketika sampai di gereja mereka mendengar khotbah Yesus membuat mujizat, dia bisa jalan di atas air, waktu mereka pulang temannya bilang: “Hebat ya, Yesus bisa mengatasi alam semesta.” Tetapi temannya juga bilang: “Ya, aku juga dengar Yesus jalan di atas air, tetapi kamu tahu engga kenapa Yesus jalan di atas air? Karena Dia engga bisa berenang, kalau Dia bisa berenang, Dia engga akan jalan di atas air.” Saudara sekalian, orang yang pesimis selalu melihat dari sisi yang negatif dan buruk, tetapi di tengah kesulitan ini, kalau engkau memandang ada Tuhan yang selalu menyertai kita, maka sikap yang optimis itu akan memberikan kemenangan bagi kita.
Yang kedua, supaya kita menang atas masalah kita harus memiliki pikiran yang mengerti. Ayat yang keempat tadi menunjukkan kepada kita bahwa iman yang sejati ternyata harus diuji, ujian beda dengan pencobaan, pencobaan itu berasal dari setan tujuannya destruktif ingin menghancurkan kehidupan kita, sedangkan ujian diijinkan Tuhan tujuannya positif untuk membangun kita. Seorang anak tidak akan pernah naik kelas kalau dia tidak lulus ujian dan kalaupun dia sedang diuji, guru pasti sudah mempersiapkan sehingga anak itu bisa menjawab semua soal. Nah kalau hari-hari ini saudara merasa hidupmu sedang diuji dan kau merasa bahwa Tuhan berdiam diri, ingat rumusnya guru selalu berdiam diri ketika ujian sedang berlangsung, tapi guru diam bukan karena dia jahat, guru diam di tengah ujian yang sedang anda hadapi karena dia percaya engkau bisa mengatasinya, karena dia telah memperlengkapi kita dengan pemahaman supaya kita bisa muncul lebih dari orang yang menang. Saudara, iman kita sedang ditempa oleh Tuhan dan kita harus mengerti kesulitan adalah proses untuk mendewasakan dan menyempurnakan kita, membuat kita lebih bernilai. Kalau disini ada sekeping baja yang harganya Rp100.000,- kalau itu dijadikan sebagai tapal kuda, maka dia bisa dijual dengan harga Rp500.000,- tapi kalau itu dibuat menjadi pisau lipat eksklusif, harganya bisa Rp1.000.000,- tapi kalau baja tadi diproses lebih lama, lebih sulit, lebih rumit dan menjadi per arloji yang merknya adalah Rolex, harganya bisa puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Jadi kalau hari-hari ini saudara sedang di proses oleh Tuhan, bertekunlah, no cross no crown, no paint no gaint. Lihat atlet juara dunia, dia harus sungguh-sungguh berlatih, ga jalan-jalan kesana-sini, engga tidur-tiduran. Itulah yang pada akhirnya akan membuat dia menjadi seorang juara. Saudara-saudara begitu juga dengan pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia, telah rela mengorbankan nyawanya dan segalanya dan akhirnya Indonesia merdeka. Jadi kesulitan harus kita pahami, mengerti sebagai proses pembentukan supaya kita makin matang, makin dewasa di dalam Tuhan. Kalau kita belum paham, Yakobus 1:5 tadi berkata:
“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”
Kita harus minta hikmat Ilahi sehingga kita sadar bahwa kesulitan ini adalah proses untuk membentuk kita lebih dari pemenang.
Dan poin yang terakhir bagaimana kita bisa menang atas masalah kalau kita punya hati yang percaya, Yakobus 1:6-8, berkata:
“Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”
Tiga langkah untuk mengatasi masalah sehingga kita berkemenangan. Pertama, sikap yang optimis. Kedua, pikiran yang mengerti. Ketiga, hati yang percaya. Di tengah kesulitan yang berat tetaplah punya hati yang beriman, percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, percaya bahwa Dia selalu memelihara kita, percaya dan jangan kuatir. Orang yang bimbang seperti Petrus, ketika berjalan di atas air lalu melihat ke kiri dan ke kanan, menjadi ragu-ragu sehingga ia tenggelam, tetapi kalau kita memandang kepada Yesus di tengah pergumulan kita selalu ada kemenangan. Bimbang atau kuatir berasal dari kata Yunani merimnau yang artinya ditarik kedua arah yang berlawanan sehingga akibatnya kita dicekik di tengah-tengah, itulah kondisi seseorang yang selalu kuatir. Aduh kuatir kena covid, aduh kuatir jangan-jangan kita bangkrut. Apakah dengan kekuatiran kita bisa memperpanjang kehidupan kita? Malah memperburuk orang yang kuatir, imun tubuhnya makin lemah, tetapi yakinlah Tuhan beserta, bahkan di tengah lembah bayang maut sekalipun, gada dan tongkat Tuhan selalu ada untuk memberikan kemenangan bagi kita. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Yesus yang memberikan kekuatan kepadaku. Pencobaan yang kita alami itu biasa, tidak melebihi kekuatan kita dan Allah akan memberikan jalan keluar supaya kita bisa mengatasinya. Kesulitan diijinkan Tuhan untuk mendewasakan kita supaya kita lebih bergantung kepada Tuhan dan kalau kita sungguh-sungguh mengandalkan Dia, kemenangan Tuhan akan berikan. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Amin.
Video Mimbar Kristen Kementerian Agama, Edisi Minggu, 6 September 2020
Berita Terkait
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
