REFLEKSI MINGGU, 13 September 2020
Minggu, 13 September 2020, 00:50:06 WIB

KENIKMATAN DUNIAWI ADALAH KESIA-SIAAN
Pengkhotbah 2:4-11
Pdt. Manjalo Pahala Hutabarat, S.Th., MM
Ephorus Huria Kristen Indonesia (HKI)
Shalom
Bapak, Ibu, saudara terkasih para pemirsa mimbar Kristen Kementerian Agama dan umat Kristen di seluruh Indonesia, selamat berjumpa dalam Firman Tuhan pada minggu ini. Saya membacakan Firman Tuhan dari Penghotbah 2:4-11:
“Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur; aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan; aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda. Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku. Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik. Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku. Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku. Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.”
Bapak, ibu, saudara kekasih sebagai tema minggu hari ini “Kenikmatan Duniawi Adalah Kesia-siaan”. Bapak, ibu, saudara yang kekasih nats Alkitab yang baru kita baca adalah tentang Raja Salomo. Bahwa Raja Salomo adalah seorang yang kaya raya, memiliki segala-galanya, tidak berkekurangan. Raja yang termasyur, seorang yang berhikmat, sang pengkhotbah, raja Israel yang penuh hikmat. Ia memiliki apapun yang menjadi mimpi banyak orang, ia pengusaha kaya raya, punya harta berlimpah, status luar biasa, ia membangun rumah mewah bahkan istana sekalipun. Apapun yang diingininya dapat diturutinya, ia bangga, ia bersukacita, semua adalah hasil jerih payah. Banyak orang mencari kepuasan dan makna hidupnya dengan kesenangan. Pengkhotbah pun ingin mengetahui apakah hal itu dapat memuaskan hatinya. Salomo pun melakukan segala hal oleh banyak orang, dipandang sebagai kesenangan seperti ayat 4-9.
Yang pertama melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan baginya rumah-rumah dan istana. Yang kedua, memiliki penghasilan yang sangat melimpah anggur, mengusahakan baginya kebun-kebun dan taman-taman dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan. Yang ketiga memiliki banyak harta seperti perak, emas, harta benda raja-raja dan banyak daerah dia miliki. Yang keempat, dia memiliki budak-budak laki-laki dan perempuan dan ada budak-budak yang lahir di rumahnya. Dan yang kelima dia memiliki banyak harta berupa perak dan emas dan lain sebagainya, memiliki banyak biduan-biduan dan biduanita-biduanita sebagai penghibur, sebagai pemuas dan yang menyenangkan anak-anak manusia yakni banyak gundik. Dan yang ketujuh saudara, bahkan Salomo menjadi raja yang besar bahkan lebih besar dari siapapun yang hidup di Yerusalem sebelumnya.
Saudara-saudara namun benarkah semua itu dapat memuaskan hatinya? Sama sekali tidak, demikianlah kesimpulan yang didapatkannya. Yang dulu hanya mimpi, sekarang sudah dinikmati, tetapi sungguh tidak perduli apapun yang dia miliki, harta, tahta, wanita tidak membuatnya bahagia. Setelah semuanya ada, hatinya merana, semakin lama semakin terasa hampa, jerih payahnya ternyata sia-sia saudaraku. Hal itu tidak merintangi aku dari apapun yang dikehendakinya dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, tetapi hatiku bersukacita sebab segala jerih payahku itu buah segala jerih payahku, pengakuan Raja Salomo. Tetapi ketika aku melihat pekerjaaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah dilakukan untuk itu dengan segala jerih payahku, lihatlah segala sesuatu adalah sia-sia dan usaha menjaring angin, memang tak ada keuntungan di bawah matahari.
Dari penjelasan di atas ternyata dapat kita melihat jawabannya, yang pertama di luar Tuhan semuanya adalah kesiasiaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia, itulah kesimpulan pengkhotbah setelah ia mengeksplorasi berbagai cara yang ditempuh manusia untuk memuaskan hatinya dan menemukan makna hidupnya di dunia ini, tetapi perkataan pengkhotbah itu terdapat pada awal dan akhir kitab Pengkhotbah yaitu pasal 1 ayat 2 dan pasal 12 ayat 8, selain itu saudara dalam kitab ini kata sia-sia dan kesiasiaan muncul berulang-ulang kali, hal itu menunjukkan maksud utama penulis kitab ini dimana pengkhotbah hendak menekankan kesementaraan dan ketidakberartian segala sesuatu yang ada di dunia ini, jadi mencari kesenangan hanyalah kesiasiaan belaka, tak ada satu hal pun di dunia ini yang dapat benar-benar menyenangkan dan memuaskan hati kita. Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan bahkan pada malam hari hatinya tidak tentram, inipun sia-sia saudara-saudaraku. Ternyata tidak ada bedanya, bekerjapun adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin, seberapapun kerasnya kita bekerja kepuasan hati tak kunjung kita dapatkan.
Yang kedua saudara-saudara, segala yang kita miliki tidak akan mampu memberi kepuasan, rasul Paulus menasehatkan agar umat Kristen bekerja, dalam 2 Tesalonika 3:10, difirmankan sebagai berikut:
“Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”
Mencari hikmat juga dan bekerja harus kita lakukan, akan tetapi kita harus menyadari bahwa semua itu tidak akan dapat memberikan kepuasan sejati kepada kita bila kita berusaha mencari kepuasan dan makna hidup dengan mengejar hikmat dan bekerja pada akhirnya kita akan kecewa. Ada banyak cara lain lagi yang ditempuh manusia untuk menemukan kepuasan dan makna hidupnya, namun setelah pengkhotbah mengamati dan mencobanya sendiri ternyata tak ada satu pun cara yang berhasil, itulah sebabnya ia berkesimpulan bahwa segala sesuatu hanyalah kesia-siaan belaka. Yang menjadi pertanyaan, benarkah segala sesuatu secara mutlak adalah kesia-siaan belaka? Benarkah sama sekali tidak ada harapan bagi kita untuk menemukan makna hidup dan memperoleh kepuasan hidup? Mari kita renungkan.
Yang ketiga, takutlah kepada Tuhan, terpujilah Allah, itu bukanlah kesimpulan akhir, ada sebuah kata kunci yang membuat kesiasiaan menjadi kebermaknaan, inilah kesimpulan akhir yang diberikan pengkhotbah, akhir kata dari segala yang didengar adalah takutlah akan Allah dan berpeganglah kepada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. Pengkhotbah 12:13-14. Jadi seluruh hidup kita akan bermakna saudara-saudara, apabila kita menjalaninya dalam takut akan Allah, segala sesuatu akan bermakna apabila dilakukan dalam ketertundukan kepada Allah, mengapa? Karena itulah ketetapan Allah bagi setiap orang.
Yang keempat, hanya dalam Kristus kita dipuaskan dan beroleh damai sejahtera, selain itu kelak Allah akan menuntut pertanggungjawaban kita, Ia akan menghakimi segala perbuatan kita menurut keadilan dan kebenarannya, apakah gunanya kepuasan selama hidup yang singkat ini, bila kelak kita menerima penghukuman kekal. Karena itu penting bagi kita untuk senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada kekekalan selama menjalani hidup di dunia ini. Penting juga bagi kita untuk memiliki Juruselamat yang dapat menjamin keselamatan kekal kita, bila tidak kita akan terus dihinggapi kekuatiran akan kematian saudara-saudara. Pertanyaannya, adakah saudara memiliki Juruselamat yang dapat menjamin keselamatan kekal saudara? Bila belum datanglah pada Yesus Kristus, Ia adalah satu-satunya Juruselamat dunia, hanya di dalam Dialah ada jaminan keselamatan, Ia telah mengorbankan diriNya untuk menanggung segala hukuman dosa umatNya yang percaya, karena itu tak adalagi hukuman bagi setiap orang yang percaya kepadaNya dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Yesus Kristus, sebab di dalam kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita dapat diselamatkan. Saudara-saudara demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang, sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia. Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Orang yang bekerja keras akan menikmati hasil. Jerih payah kita selalu ada buahnya, Firman Tuhan berkata dimana hartamu berada, disitu hatimu berada, harta melimpah bisa menjadi berhala dan Tuhan tidak lagi menjadi yang utama maka hidupmu pun menjadi tidak berarti. Akhirnya hanya di dalam Kristus sajalah ada kepuasan yang sejati, hanya di dalam Kristus sajalah ada kehidupan yang bermakna, Dialah satu-satunya jawaban atas kesia-siaan hidup kita, karena itu marilah kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai pusat kehidupan kita. Ingat dunia ini hanya sementara, hanya titipan. Biarlah nama Tuhan dipermuliakan sampai selama-lamanya, amin.
Video Mimbar Kristen Kementerian Agama, Edisi Minggu, 13 September 2020
Berita Terkait
- Rapat Koordinasi Mitigasi Permasalahan EMIS Non-Pendis: "Bimas Non-Pendis Siapkan Tim Ahli untuk Percepat Integrasi Data Pendidikan"
- Dirjen Bimas Kristen dorong lagu-lagu Pesparawi hadir dalam setiap ibadah, bukan hanya di panggung kompetisi.
- BKPN Gelar Sidang Sinode IX di Nias Selatan, “Gereja Diajak Jadi Mitra Strategis Bangun Bangsa”.
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
