REFLEKSI MINGGU, 1 November 2020
Minggu, 01 November 2020, 01:01:19 WIB

"PEMBAWA DAMAI"
Mazmur 133
Pendeta Mesakh Amen, S.Th.
(Ketua DPK Badan Pimpinan Pusat Gereja Persekutuan Pemberitaan Injil Kristus)
Shalom saudara, puji Tuhan saya Pendeta Mesakh Amen, S.Th. dari Gereja PPIK Jemaat Bukit Zaitun di Pontianak, Kalimantan Barat, berterima kasih kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberi kesempatan untuk terlibat dalam pelayanan Mimbar Kementerian Agama pada hari ini.
Saudara-saudara kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus dimanapun saudara berada, saya mengajak kita semua untuk merenungkan satu bagian Firman Tuhan yang terambil dari Mazmur 133. Ayat ini tidak asing bagi kita, mungkin banyak yang menghafal bahkan dibuat lagu, namun Saudaraku yang kekasih tidak begitu gampang untuk menerapkan makna Firman Tuhan yang terdapat dalam Mazmur 133 ini.
“Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”
Saudaraku yang kekasih dalam Yesus Kristus, konteks Indonesia, Indonesia adalah sebuah negara besar, belasan ribu pulau dengan begitu banyak suku di persada Nusantara ini. Kita sedang membangun, kita sedang menata negeri kita. Lalu orang-orang Kristiani yang ada di negeri ini ikut ambil bagian mengambil peran dalam membangun bangsa ini. Saudara-saudaraku yang kekasih untuk membangun sebuah bangsa, agar kita berhasil dalam tujuan nasional bangsa yang besar ini.
Saudara-saudaraku yang kekasih untuk membangun sebuah bangsa agar kita berhasil dalam tujuan nasional tentu ada hal-hal yang harus kita pikirkan agar kita dapat mengembangkan segala potensi yang ada. Pada hari ini saya mengajak kita untuk merenungkan bagian Firman Tuhan ini dibawah judul PEMBAWA DAMAI.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, khususnya umat Kristiani yang ada di Indonesia, seluruh denominasi dan berbagai jenis kebudayaan gereja tetapi kita memiliki Alkitab yang sama, Firman Tuhan yang sama teristimewa Mazmur 133 ini. Mazmur 133 ini melandasi, mendasari kita untuk melanjutkan perjuangan kita. Salah satu hal yang sangat diperlukan dan sangat menjadi potensi besar dalam membangun bangsa ini dengan lancar adalah suasana damai. Jika kita memiliki damai maka segala sesuatu bisa kita kerjakan dengan baik. Modal dasar menjalankan pembangunan yang rumit dan besar ini adalah damai.
Saudaraku yang kekasih di dalam Yesus Kristus. Damai menujukkan suatu kualitas hubungan antar manusia. Memang damai tidak hanya berkaitan dengan manusia, bisa juga damai berkaitan dengan alam semesta, dengan lingkungan hidup tapi kali ini kita khusus berbicara tentang damai secara manusiawi. Bapak, ibu, saudaraku yang kekasih di dalam Yesus Kristus, Firman Tuhan yang baru saja kita baca tadi menggambarkan bahwa damai itu adalah bagaikan dekorasi yang sangat penting untuk menata negeri ini. Dekorasi adalah sesuatu yang digunakan untuk memperindah lokasi, memperindah sesuatu misalnya ruangan, taman atau taman kota. Taman kota tidak lepas dari dekorasi-dekorasi, bunga ditanam atau hiasan-hiasan kesenian dan sebagainya tujuannya itu untuk memperindah. Namun bapak, ibu, saudaraku yang kekasih yang paling hebat pengaruhnya, yang paling dahsyat pengaruhnya adalah suasana hati orang ke orang. Hubungan yang baik, hubungan yang harmonis setiap anak negeri. Inilah yang membuat negeri kita indah, jika negeri kita indah maka semua orang akan memandang diri kita, menghormati, mengasihi, bahkan mau menyokong negeri kita apabila suasana menjadi damai. Saudaraku yang kekasih gambarannya oleh penulis Alkitab: “….Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”
Bapak, ibu yang tinggal tidak jauh dari pegunungan barangkali gambaran ini mudah dimengerti, mungkin kita tidak akan pernah bosan melihat setiap pagi embun menyelimuti gunung-gunung, lama-lama semakin tipis-semakin tipis, matahari mulai naik dan keindahan gunung itu semakin nampak semakin indah. Saudaraku yang kekasih gambaran ini sebenarnya luar biasa menggambarkan sebuah keindahan. Keindahan ini bisa dirasakan oleh penduduk negeri, bisa dirasakan oleh rumah tangga, bisa dirasakan oleh pribadi lepas pribadi. Saudaraku yang kekasih kita sedang merindukan suasana damai, dimana kontribusi gereja dalam hal ini? Inilah yang membuat kita perlu merenungkan bagian ini. Orang Kristen itu dirancang oleh Allah, dirancang oleh Tuhan untuk membawa damai. Kemanapun pergi orang Kristiani itu diharapkan mejadi agen-agen perdamaian. Penampilan, ekspresi orang-orang Kristen diharapkan oleh Firman Tuhan sebagai orang-orang yang membawa damai.
Saudaraku yang kekasih dalam Yesus Kristus jika orang berada dalam suasana yang damai, hati menjadi damai, apapun yang dibuat akan terasa mudah, teknologi bisa dikembangkan tetapi sebaliknya apabila sebuah negara, sebuah masyarakat, sebuah kelompok masyarakat hidup di dalam peperangan, hidup di dalam perselisihan, hidup di dalam kebencian, dalam pikirannya hanya bagaimana cara membalas dendam. Dalam otaknya hanya ada satu pikiran bagaimana mengenyahkan lawan, ini yang membuat negara menjadi kacau, ini yang membuat suasana masyarakat tidak nyaman. Tetapi Tuhan khususnya kepada umat Kristiani, diharapkan memiliki hati sebagai orang-orang yang bertugas membawa damai.
Saudara-saudaraku yang kekasih, kita sedang bergumul di negeri ini, suku begitu banyak, kepentingan juga begitu banyak, carut marut politik juga semakin merajalela, tetapi kita tidak pernah berputus asa, kita tetap berdoa, meminta pertolongan Tuhan agar kita sanggup membawa damai di negeri ini. Negeri kita ini penuh dengan potensi alam yang luar biasa, udara, air, semua mineral ada di negeri kita, tetapi kita tidak punya kesempatan apabila pikiran kita hanya tertuju pada kebencian dan perselisihan. Mari saudara-saudaraku yang kekasih, kita belajar dari Firman Tuhan supaya negeri kita indah, supaya negeri kita sejahtera dan makmur maka ini yang paling kita perlukan. Lagi Firman Tuhan berkata “…sebab kesanalah Tuhan memerintahkan berkat.” Berkat adalah sesuatu yang datangnya secara rohani, berkat itu sesuatu yang lebih dari hasil kerja. Kalau orang bekerja selama delapan jam, ia dibayar seratus atau dua ratus ribu tetapi berkat lebih dari itu. Uang dua ratus ribu itu membawa sukacita, membawa kesehatan dan membawa masa depan, berkat lebih daripada usaha pekerjaan kita.
Saudaraku yang kekasih di dalam Yesus Kristus, ini adalah bonus dari kerajinan kita. Tuhan berkenan memberkati kita supaya kita semakin menikmati kehidupan. Lagi Firman Tuhan berkata “…sebab kesanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Karena disana ada tanda koma, berkat koma kehidupan, maka berkat dan kehidupan ini bisa kita uraikan secara terpisah. Saudaraku yang kekasih, kehidupan seperti apa yang akan Tuhan berikan? Kehidupan yang lebih daripada hidup, hidup tidak sekedar bernafas, hidup tidak sekedar makan dan minum, tetapi hidup yang berkualitas. Kita merindukan negeri kita untuk lebih maju lagi, kita berdoa supaya pemerintah kita diberi kesempatan untuk mengurus negeri ini, diberikan hikmat, akal budi, kekuatan, kesabaran agar negeri kita lahir orang-orang yang memilih kehidupan manusia yang lebih hebat lagi, supaya negeri yang besar ini tidak sekedar besar jumlah, besar arealnya tetapi besar dalam segala hal. Saudaraku yang kekasih dalam Yesus Kristus, mari gereja Tuhan kita bersatu padu mendatangkan sukacita dan damai sejahtera. Kiranya semua gereja bersepakat membawa sukacita dan damai sejahtera ini. Amin.
Video Mimbar Kristen Kementerian Agama, Edisi Minggu, 1 November 2020
Berita Terkait
- “Paskah Nasional di Medan”, Seruan untuk Keluarga Jadi Sumber Damai Sejahtera.
- Rapat Koordinasi Mitigasi Permasalahan EMIS Non-Pendis: "Bimas Non-Pendis Siapkan Tim Ahli untuk Percepat Integrasi Data Pendidikan"
- Dirjen Bimas Kristen dorong lagu-lagu Pesparawi hadir dalam setiap ibadah, bukan hanya di panggung kompetisi.
- BKPN Gelar Sidang Sinode IX di Nias Selatan, “Gereja Diajak Jadi Mitra Strategis Bangun Bangsa”.
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
