Buka Sidang MPL-PGI 2025, Dirjen Bimas Kristen dorong Gereja Bangun Kesadaran Ekoteologi

Jumat, 07 Februari 2025, 22:59:00 WIB

Batu (DBK)---Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menggelar Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL-PGI) 2025 di Kota Batu, Jawa Timur, (7-10/02/2025), sebuah pertemuan penting yang membahas peran gereja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Acara yang dihadiri oleh 300an peserta perwakilan pemimpin sinode anggota PGI ini dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, yang diwakili oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Jeane Marie Tulung.

Dalam sambutannya, Dirjen menyampaikan bahwa gereja memiliki peran strategis dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, di mana bangsa ini bercita-cita menjadi negara maju, adil, dan sejahtera.

“Gereja harus memastikan bahwa pembangunan nasional tidak hanya berorientasi pada kemajuan ekonomi, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat. Kita harus terus mengadvokasi keadilan sosial, memperkuat peran gereja dalam membangun masyarakat yang harmonis, serta menjaga kebhinekaan sebagai kekuatan utama bangsa kita,” ujar Dirjen.

Tema yang diusung dalam sidang MPL-PGI 2025, 'Hiduplah sebagai Terang: Mewujudkan Ecclesia Domestica yang Menghargai Segenap Ciptaan Allah dalam Rangka Menyongsong Indonesia Emas 2045,' menegaskan kembali pentingnya gereja sebagai terang dunia.

Dirjen menekankan bahwa gereja tidak hanya berperan dalam lingkup internal, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan kebangsaan. “Gereja, sebagai ecclesia domestica, harus menjadi tempat di mana nilai-nilai spiritualitas, kebajikan moral, dan kasih kepada sesama serta seluruh ciptaan Allah diajarkan dan dihidupi,” jelas Dirjen.

Selain itu, Dirjen juga menyoroti pentingnya gereja dalam memperkokoh kerukunan antarumat beragama. Menurutnya, nasionalisme yang sejati tumbuh dari kesadaran bahwa setiap individu dipanggil untuk menjadi berkat bagi bangsa.

“Gereja diharapkan menjadi ruang di mana semangat kebangsaan ditanamkan, tidak hanya dalam aspek teologi, tetapi juga melalui aksi nyata seperti kepedulian sosial, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya.

Dalam konteks ekologi, Dirjen juga menegaskan bahwa gereja memiliki tanggung jawab untuk membangun kesadaran ekoteologis dan mendorong jemaat agar lebih peduli terhadap lingkungan. “Dengan menjaga bumi ini, kita bukan hanya menaati panggilan kita sebagai penatalayan ciptaan, tetapi juga turut serta dalam mewujudkan kesejahteraan bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Kristen juga memperkenalkan kurikulum cinta, sebuah pendekatan pendidikan berbasis toleransi yang mengajarkan kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman.

“Kurikulum ini bertujuan menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki hati yang penuh kasih sayang, toleransi, nasionalisme, dan kepedulian terhadap lingkungan. Gereja memiliki peran penting dalam menerapkan kurikulum ini melalui pendidikan keluarga Kristen,” jelasnya lagi.

Di akhir sambutannya, Dirjen mengajak seluruh peserta sidang untuk terus bersinergi dalam membangun gereja dan masyarakat yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa. “Sebagai tubuh Kristus, marilah kita terus hidup sebagai terang yang menerangi setiap aspek kehidupan dengan kasih, kebenaran, dan keadilan. Gereja harus hadir di tengah dunia sebagai agen transformasi yang membawa harapan bagi semua orang.” Tutup Dirjen.

Sidang MPL-PGI 2025 diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis bagi gereja-gereja di Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman dan turut serta dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Dengan semangat kebersamaan dan kasih Kristus, gereja di Indonesia diharapkan terus menjadi pilar penting dalam membangun bangsa yang harmonis dan berkeadilan.

Berita Terkait