Menyatukan Langkah, Menguatkan Pelayanan Penyuluhan

Senin, 21 April 2025, 23:20:19 WIB

Bogor (DBK)---Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, melalui Subdirektorat Penyuluhan, menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Petunjuk Teknis dan Kurikulum Penyuluhan Agama Kristen di Hotel Permata, Bogor, pada tanggal 21 April 2025.

Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, dengan melibatkan sebanyak 500 penyuluh agama Kristen dari berbagai wilayah Indonesia melalui platform Zoom Meeting. Para peserta terdiri dari penyuluh berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun non-PNS.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Urusan Agama Kristen, Dr. Amsal Yowei, S.E., M.Pd.K, mewakili Direktur Jenderal Bimas Kristen.

Dalam laporan teknis pelaksanaan kegiatan, Plt. Kepala Subdirektorat Penyuluhan, Efendy Hutabarat, menyampaikan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi. Hingga pelaksanaan kegiatan, tercatat sebanyak 500 peserta telah mendaftar, dan penyelenggara berharap jumlah ini terus meningkat, mengingat masih banyak penyuluh di Indonesia yang belum terlibat secara langsung.

“Semangat para penyuluh sungguh luar biasa. Dengan kolaborasi dan kebersamaan, saya yakin kita dapat menjangkau lebih banyak lagi dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya,” ujar Efendy.

Ia juga menambahkan bahwa meskipun awalnya kegiatan ini dirancang untuk langsung masuk ke sesi inti, namun mengingat pentingnya pemaparan materi oleh narasumber, agenda disesuaikan agar tersedia ruang diskusi yang lebih mendalam dan bermakna.

Adapun sesi utama sosialisasi akan berlangsung pada Selasa, 22 April 2025, pukul 08.00 WIB, dengan narasumber Ibu Jansen Belandina Non, dan dilanjutkan pukul 13.00 WIB dengan diskusi mengenai tiga topik utama, yaitu:

  1. Petunjuk Teknis ASN Tahun 2024

  2. Pembaruan Kurikulum Tahun 2003

  3. Petunjuk Teknis Bantuan, khususnya terkait Jalur P

Sementara itu, Dalam sambutan virtualnya, Amsal Yowei menyampaikan apresiasi atas semangat dan ketekunan para penyuluh dalam menjalankan pelayanan di tengah masyarakat.

“Saya ingin menyampaikan rasa hormat dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dedikasi saudara-saudari sekalian dalam mendampingi umat di tengah masyarakat. Tentu ada nilai-nilai iman, kasih, dan persaudaraan yang ditanamkan melalui bimbingan penyuluh, dengan ketulusan dan kesetiaan,” ungkap Amsal.

Beliau juga menekankan pentingnya peran aktif penyuluh dalam mengikuti kegiatan ini, meskipun diselenggarakan secara daring akibat adanya keterbatasan anggaran.

“Sesungguhnya kami berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara langsung, namun karena adanya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran, maka dengan segala keterbatasan, kegiatan ini tetap dijalankan secara daring. Kebijakan Dirjen Bimas Kristen memastikan bahwa efisiensi tidak berarti meniadakan kegiatan yang penting dan strategis seperti ini.”

Amsal juga menyoroti bahwa tantangan pelayanan penyuluhan di masa kini tidaklah semakin ringan. Perubahan sosial yang cepat, kemajuan teknologi digital, serta derasnya arus informasi di era globalisasi telah membawa dampak besar terhadap kehidupan beragama dan dinamika masyarakat. Dalam konteks ini, para penyuluh agama dituntut untuk tidak hanya menjadi pendamping rohani, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu membaca situasi, menjawab persoalan aktual, serta menjadi penyejuk di tengah-tengah masyarakat yang plural dan kompleks.

Untuk itu, peningkatan kapasitas dan pendekatan pelayanan menjadi hal yang sangat penting dan mendesak. Penyuluh agama Kristen diharapkan tidak hanya memahami teks-teks keagamaan secara mendalam, tetapi juga mampu mengkomunikasikannya dengan cara yang relevan, kontekstual, dan menyentuh kehidupan nyata umat. Mereka perlu menguasai keterampilan komunikasi digital, pendekatan lintas generasi, serta strategi pelayanan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan pembaruan petunjuk teknis dan kurikulum yang sedang disosialisasikan dalam kegiatan ini, diharapkan para penyuluh semakin siap menjawab tantangan pelayanan secara bijak, profesional, dan penuh kasih.

“Subdit Penyuluhan hadir dengan semangat memperkuat peran penyuluh melalui pembaruan petunjuk teknis dan kurikulum agar lebih relevan, adaptif, dan kontekstual. Saya berharap melalui kegiatan ini akan tercipta kesamaan pemahaman dan langkah yang selaras dalam melaksanakan tugas penyuluhan ke depan.”

Ia menegaskan bahwa setiap penyuluh harus dibekali dengan pedoman yang tepat, materi yang kuat baik secara teologis maupun praktis, serta nilai-nilai kebangsaan yang meneguhkan peran umat Kristen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Saya mengajak seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan sepenuh hati, menjadikannya sebagai ruang dialog yang memperkuat sinergi antara pusat dan daerah, antara Subdit Penyuluhan dan para penyuluh di lapangan.”

Menutup sambutannya, Amsal menyampaikan terima kasih kepada tim pelaksana dan seluruh penyuluh atas komitmen serta pengabdiannya.

“Kiranya Tuhan terus memberkati setiap langkah kita dalam memimpin umat, membangun masyarakat, dan menghadirkan damai sejahtera di bumi Indonesia yang kita cintai bersama.” tutup Amsal.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Agama untuk terus meningkatkan kualitas dan efektivitas penyuluhan agama Kristen, memperkuat semangat pelayanan yang kontekstual, serta memperkaya perspektif para penyuluh dalam menghadapi tantangan zaman.

Berita Terkait