Serukan Cinta Kemanusiaan, Menag Ingatkan Umat Jaga Toleransi

Rabu, 09 Juli 2025, 10:40:57 WIB

Makassar, (DBK)– Kementerian Agama berkomitmen mendorong lahirnya kehidupan beragama yang sehat, moderat dan berorientasi pada perdamaian. Hal ini disampaikan Menteri Agama, yang diwakili oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, dihadiri langsung oleh Direktur Urusan Agama Kristen Amsal Yowei, saat membuka acara Global Evangelism Conference (GEC) yang diselenggarakan oleh Gereja Pantekosta di Indonesia di Makassar, Rabu (09/07/2025).

Dihadapan ratusan peserta dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara, Yowei menyampaikan sambutan Menag yang menekankan pentingnya peran agama dalam menghadapi tantangan global saat ini. "Kehadiran para peserta dari berbagai bangsa dan latar belakang adalah simbol nyata dari semangat persaudaraan lintas negara dan lintas budaya dalam iman," ujarnya.

Lebih lanjut, Yowei menegaskan bahwa GEC bukan hanya ruang perjumpaan rohani, tetapi juga wujud nyata kontribusi gereja dalam menjawab tantangan zaman melalui pemberitaan kasih, pembangunan karakter, serta penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Yowei menyoroti berbagai isu global seperti krisis kemanusiaan, konflik antarbangsa, perubahan iklim, degradasi lingkungan dan menurunnya kesadaran akan nilai-nilai moral dan spiritual di tengah arus digitalisasi yang masif.
“Peran agama sangat krusial sebagai sumber spiritualitas pribadi dan kekuatan moral-sosial untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kasih, dan keadilan,” katanya.

"Agama hadir untuk memuliakan manusia, bukan untuk merendahkan atau memecah belah. Semangat cinta kemanusiaan adalah inti dari semua ajaran agama," sambungnya.

Yowei menyerukan agar umat beragama di Indonesia terus menanamkan spirit kemanusiaan universal, menjaga kerukunan dan berperan aktif menciptakan perdamaian.

“Pemerintah melalui Kementerian Agama berkomitmen mendorong lahirnya kehidupan beragama yang sehat, moderat, dan berorientasi pada perdamaian,” tukasnya.
Lanjutnya, Yowei ingatkan para pemimpin agama untuk menyuarakan kebenaran, keadilan dan kasih tanpa syarat, termasuk dalam membangun ekosistem digital yang etis dan beradab.

Direktur mengajak gereja-gereja untuk membumikan ekoteologi dengan membangun kesadaran jemaat untuk merawat bumi dan mengurangi kerusakan lingkungan. "Bumi adalah amanah yang harus dirawat, bukan warisan untuk dieksploitasi," tegasnya.

Konferensi ini diharapkan dapat melahirkan komitmen bersama untuk berkolaborasi lintas agama, lintas negara dan lintas komunitas dalam menjawab tantangan global seperti kemiskinan, krisis pengungsi, ketidakadilan struktural, hingga krisis lingkungan.

"Dunia sangat membutuhkan suara-suara keimanan yang membawa pengharapan. Mari kita perkuat kolaborasi," tutupnya.

Berita Terkait