Doa Lintas Agama untuk Bangsa, Dari Ditjen Bimas Kristen hingga Maulid Nabi di Istiqlal
Jumat, 05 September 2025, 07:00:13 WIB

Jakarta (DBK)---Suasana religius menyelimuti Tanah Air pada Kamis, 4 September 2025, ketika ribuan umat dari berbagai agama menengadahkan doa bersama demi kedamaian dan persatuan bangsa. Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen dan Bimas semua Agama menggelar rangkaian doa lintas iman, hingga Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H dan Istighosah Kebangsaan di Masjid Istiqlal.
Di lingkungan Ditjen Bimas Kristen, lebih dari ribuan peserta hadir secara hybrid sebagian mengikuti ibadah di lokasi, sebagian lainnya melalui Zoom Meeting dan kanal YouTube resmi Ditjen Bimas Kristen. Peserta yang hadir lewat hybrid terdiri dari berbagai kalangan: pimpinan aras gereja, pejabat Pembimas Kristen se-Indonesia, akademisi dari perguruan tinggi keagamaan Kristen, Sekolah-sekolah, hingga para penyuluh agama Kristen.
Ibadah dipimpin oleh Ketua Umum PGPI, Pdt. Jason Joram Balompapueng, yang dalam khotbahnya menegaskan kuasa doa seperti tertulis dalam Yakobus 5:15–18. “Doa yang lahir dari iman menyelamatkan, memulihkan, dan membangkitkan pengharapan. Karena itu mari kita saling mendoakan, sebab doa orang benar besar kuasanya,” ujarnya penuh semangat.
Doa syukur kemudian dipanjatkan oleh Pdt. Muliati Briany dari PGI. Sementara itu, Direktur Urusan Agama Kristen, Amsal Yowei, yang mewakili Dirjen Bimas Kristen, mengajak umat berdoa demi pemulihan bangsa. “Kesejahteraan bangsa ini adalah tanggung jawab kita bersama di hadapan Tuhan,” tegasnya.
Hampir bersamaan, di Masjid Istiqlal Jakarta dipadati ribuan jamaah yang mengikuti Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Istighosah Kebangsaan. Acara yang mengangkat tema “Ekoteologi: Keteladanan Nabi Muhammad SAW untuk Kelestarian Bumi dan Negeri” ini dihadiri langsung Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, para menteri Kabinet Merah Putih, duta besar negara sahabat, hingga tokoh lintas agama.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam tausiahnya, memperkenalkan konsep ekoteologi, yakni keberagamaan yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. “Al-Qur’an dan ajaran Rasulullah SAW menonjolkan sifat kasih sayang. Mengayomi, mengasihi, dan merawat adalah esensi yang harus kita terapkan, termasuk dalam memperlakukan alam semesta,” ungkap Menag.
Beliau mengingatkan pesan Rasulullah SAW yang relevan hingga kini: “Jangan merusak tempat ibadah, jangan mengganggu perempuan, dan jangan merusak alam.” Menag menegaskan, inti dari semua agama adalah cinta cinta kepada sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan seluruh ciptaan Tuhan.
Dari mimbar gereja hingga lantunan doa di masjid, pesan yang sama mengemuka: kerukunan, kasih sayang, dan tanggung jawab menjaga bangsa serta bumi. Doa serempak enam agama ini menjadi bukti bahwa perbedaan keyakinan tidak menghalangi persatuan. Justru, keberagaman adalah kekuatan untuk merawat Indonesia.
Turut hadir secara langsung, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen Johni Tilaar, Direktur Pendidikan Kristen Suwarsono, Ketua Dharma Wanita Persatuan Marni Tilaar, serta sejumlah pejabat dan tokoh gereja lainnya.
Berita Terkait
- Pemukulan Tetengkoren Tandai Konsultasi Nasional FK-PKB PGI XVIII di Kota Tomohon
- Ibadah Doa Bersama Bagi Bangsa, Bimas Kristen Kemenag Satukan Doa untuk Indonesia
- Ditjen Bimas Kristen: Gereja dan Pendeta Punya Peran Strategis Bangun Karakter Bangsa
- Dirjen Bimas Kristen Resmi Membuka Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama di Bandung
- Bimas Kristen Kemenag Fasilitasi Legalitas Russian Orthodox Church di Indonesia
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
