Kemenag Apresiasi Pengukuhan Guru Besar Bidang Kepakaran Studi Misi dan Teologi Trauma sebagai Tonggak Peningkatan Pendidikan Keagamaan Kristen

Rabu, 10 September 2025, 14:06:58 WIB

Jakarta, (DBK) -- Kementerian Agama (Kemenag) senantiasa berkomitmen untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi keagamaan Kristen di tanah air. Rabu (10/09/2025), Bimas Kristen yang merupakan bagian dari Kementerian Agama kembali menjadi saksi dalam momentum bersejarah, lahirnya Guru Besar baru di dunia pendidikan kristen bidang kepakaran studi misi dan teologi trauma. Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th, M.Pd hadir dalam upacara dan ibadah Syukur Pengukuhan Guru Besar STFT Jakarta, Pdt. Prof. Septemmy Eucharistia Lakawa, Th.D.

“Kementerian Agama meyakini bahwa kualitas pendidikan teologi yang unggul akan menjadi fondasi penting bagi lahirnya pemimpin-pemimpin rohani yang berintelektual tinggi, yang mampu melayani dengan hati, berpikir secara kritis, serta bertindak secara arif dan bertanggung jawab,” ujar Dirjen saat menyampaikan sambutannya. 


“Kehadiran guru besar seperti Prof. Septemmy menjadi wujud nyata dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan keagamaan di Indonesia, sekaligus memberikan keyakinan bahwa kualitas akademik maupun spiritual lembaga pendidikan Kristen akan semakin kuat,” sambungnya.

Penganugerahan jabatan akademik tertinggi sebagai guru besar, tandasnya, tentu bukan hanya sebuah capaian individual, melainkan juga sebuah pengakuan institusional dan nasional atas dedikasi, integritas, serta rekam jejak panjang pengabdian Prof. Septemmy dalam dunia pendidikan teologi, pelayanan gereja, dan pembangunan kehidupan masyarakat.

Lebih lanjut dikatakan, jabatan Guru Besar ini adalah simbol tanggung jawab yang mulia, sebuah amanah untuk terus melakirkan pemikiran, karya dan terobosan yang relevan dengan tantangan jaman, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi penerus.

“Penganugerahan Guru Besar di bidang misi dan teologi trauma ini memiliki makna yang amat strategis, tidak hanya bagi STFT Jakarta, tetapi juga bagi bangsa dan negara kita secara keseluruhan,” kata Jeane.

“Kita menyadari bahwa kehidupan bermasyarakat baik di tingkat lokal maupun global, senantiasa diwarnai oleh dinamika dan pergumulan, konflik sosial, bencana alam, ketidakadilan struktural, serta berbagai pengalaman traumatis yang meninggalkan luka mendalam pada individu maupun komunitas. Dalam situasi yang demikian, kehadiran kajian teologi trauma menjadi sangat penting dan relevan,” lanjutnya.

Teologi ini menghadirkan perspektif iman yang mampu memberi ruang bagi pemulihan, menyuarakan pengharapan, serta menghidupkan kembali semangat solidaritas di tengah penderitaan.

Dengan pendekatan yang berakar pada misi Kristus, teologi ini membantu gereja, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menemukan bahasa iman yang menyembuhkan, Membangun rekonsiliasi, dan meneguhkan kehidupan bersama.

“Dalam kerangka tersebut, karya kepakaran dan kontribusi Prof. Septemi tidak hanya memperkayakan khasanah akademik teologi, Tetapi juga memberikan sumbangsi nyata bagi pembangunan bangsa. Melalui riset, tulisan, dan pengabdiannya, beliau telah menunjukkan bahwa ilmu teologi tidak berhenti pada ruang-ruang akademis, Melainkan menyeberang kerana praktis sosial, menjadi berkat yang nyata bagi gereja, bagi masyarakat, dan negara,” terang Dirjen.

Oleh karena itu, pengukuhan Guru Besar ini layak kita pandang sebagai sebuah tonggak penting dalam upaya menjembatani dunia ilmu, iman, dan kemanusiaan.

“Harapan kami, momentum bersejarah ini akan semakin memperkokoh kontribusi STFT Jakarta dalam menyiapkan dan melahirkan teolog-teolog, pendeta, pendidik, dan pemimpin kristen yang memiliki kapasitas intelektual yang unggul, kepekaan sosial yang mendalam, serta spiritualitas yang kokoh," harap Jeane.

Pemimpin-pemimpin yang dihasilkan diharapkan mampu melayani dengan penuh kasih, menampilkan keberanian moral di tengah tantangan jaman, serta tetap rendah hati dalam mengabdikan diri bagi kesejahteraan bersama dan kemuliaan nama Tuhan,” pungkasnya.

Berita Terkait