Dirjen Bimas Kristen Ajak Wisudawan STTRII Menjadi Pemimpin Moderat, Pembawa Kasih, dan Penjaga Keutuhan Bangsa

Sabtu, 15 November 2025, 14:48:44 WIB

Jakarta (DBK) — “Gunakan ilmu dan iman yang saudara peroleh untuk membangun peradaban kasih dan menghadirkan damai di tengah bangsa. Jadilah generasi yang menampilkan wajah agama yang ramah, bukan marah; yang mengasihi, bukan membenci.” 

Demikian pernyataan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama, Jeane Marie Tulung, saat menyampaikan sambutan pada Wisuda Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional (STTRII) tahun 2025, di Jakarta, Sabtu, (15/11/2025).

Dirjen menegaskan bahwa momen wisuda bukan semata-mata seremoni, tetapi sebuah tonggak penting yang menandai kelahiran pemimpin masa depan dengan integritas dan karakter yang kuat. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh wisudawan, orang tua, serta sivitas akademika STTRII atas dedikasi dalam membangun pendidikan tinggi keagamaan Kristen yang bermutu.

Lebih lanjut Dirjen mengatakan bahwa pemerintah tengah mendorong penguatan sumber daya manusia berkarakter guna menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa dunia saat ini tidak kekurangan orang cerdas, tetapi sangat membutuhkan pribadi yang jujur, berempati, dan berketeladanan.

STTRII, menurutnya, memiliki peran strategis dalam menyiapkan pemimpin gereja dan masyarakat yang memadukan kecerdasan intelektual dengan kedalaman spiritualitas.

Dirjen Bimas Kristen secara khusus menekankan peran penting para lulusan STTRII sebagai pelaku nyata moderasi beragama, sebuah pendekatan yang semakin relevan di tengah perubahan sosial, digitalisasi, dan meningkatnya polarisasi di masyarakat.

“Dunia membutuhkan pemimpin yang mampu menampilkan wajah agama yang ramah, bukan marah; yang menebarkan kasih, bukan kebencian; yang mengajak berdialog, bukan berdebat tanpa arah; serta yang mempererat persaudaraan di atas perbedaan.”  

Beliau menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan upaya mengaburkan identitas iman, tetapi sebuah panggilan untuk menghadirkan nilai-nilai luhur agama: Cinta kepada Tuhan, Cinta kepada sesama, Cinta kepada alam semesta.

Konsep cinta ini, yang diperkuat melalui Kurikulum Cinta Kementerian Agama, disebut sebagai inti dari pembentukan karakter pemimpin masa depan. Dengan cinta, ilmu tidak menjadi alat kesombongan melainkan berkat; dengan cinta, iman bukan pemicu konflik tetapi sumber kedamaian.

Dirjen menegaskan bahwa wisudawan STTRII diharapkan menjadi pribadi yang mampu menghadirkan moderasi dalam tiga ranah:

 1. Ranah Gereja – menjadi teladan kedewasaan iman dan pelayanan yang inklusif.

 2. Ranah Masyarakat – menjadi agen perdamaian dan pemulih relasi yang retak.

 3. Ranah Kebangsaan – menjaga keutuhan NKRI di atas kepentingan golongan.

“Jadilah generasi yang memadukan kecerdasan dan keimanan, profesionalitas dan pengabdian, pengetahuan dan kasih.”  

“Tampilkanlah iman yang membawa damai. Jadilah pembawa terang yang mengedepankan dialog, mempererat persaudaraan, dan menjaga keutuhan bangsa,” tegasnya .

Beliau juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat seringkali menghadirkan tantangan baru seperti melemahnya nilai moral, polarisasi, dan menurunnya kepedulian sosial. Karena itu, lulusan teologi diharapkan hadir sebagai agen pemulih, bukan penyulut perpecahan.

Kementerian Agama terus mendorong perguruan tinggi keagamaan Kristen untuk meningkatkan mutu melalui akreditasi, tata kelola profesional, peningkatan jabatan fungsional dosen, serta riset yang relevan dengan konteks zaman.

Dirjen menegaskan bahwa komitmen Kemenag adalah memperkuat ekosistem pendidikan tinggi yang sehat, adaptif, dan kolaboratif.

“Mutu harus menjadi ruh setiap perguruan tinggi. Hanya dengan budaya mutu, kita dapat melahirkan lulusan yang unggul dan berdampak bagi bangsa dan gereja,” ujarnya .

Dirjen mengajak seluruh wisudawan dan wisudawati untuk melanjutkan perjalanan hidup dengan membawa semangat pelayanan dan kasih.

“Setiap langkah saudara kiranya menjadi berkat. Bawalah harapan, inspirasi, dan kasih ke mana pun saudara pergi,” tukasnya. 

Acara wisuda ini turut dihadiri oleh para tokoh nasional, pemimpin gereja, serta akademisi, antara lain Pendiri Gerakan Reformed Injili, Pdt. Stephen Tong, Ketua STTRII Benyamin Intan, Penunjang Visi Gerakan Reformed Panda Nababan, Anggota DPR RI, Putra Nababan, Ketua STFT Jakarta, Binsar J. Pakpahan, Para ketua STT dari berbagai daerah, Kasubdit Pendidikan Menengah Santi Kalangi, Wisudawan dan wisudawati beserta orang tua/wali.

Berita Terkait