Sidang Raya Sinode GMMI Ke VII Tahun 2019
Selasa, 07 Mei 2019, 20:49:23 WIB
Dirjen memukul Gong pertanda Pembukaan Sidang Raya Sinode GMMI Ke VII Tahun 2019 Resmi dibukaKupang, DBK -- Sinode Gereja Masehi Musafir Indonesia (GMMI) mengadakan Sidang Raya ke VII Tahun 2019 yang bertempat di Gereja Masehi Musafir Indonesia jemaat Hermon. Sidang Raya ini diikuti oleh peserta sebanyak 225 perwakilan dari Papua, Bali, Kalimantan Barat (Pontianak), Sumba, Rote, Sabu, Semau, Soe, Kupang. Sidang Raya ini berlangsung pada 6 s.d 10 Mei 2019 dan mengambil Tema Presensia GMMI di tengah Kebhinekaan Bangsa Indonesia. Sidang Raya yang ke VII ini bertujuan untuk memilih Ketua Sinode dan pengurus baru, yang mana Ketua dan kepengurusan yang lama (periode 2015-2019) sudah berakhir.
Pembukaan Sidang Raya VII Sinode GMMI dihadiri oleh Dirjen Bimas Kristen, Asisten III Gubernur Prov. NTT, Walikota Kota Kupang, Kakanwil Kementerian Agama Prov. NTT, Ketua STAKN Kupang, Anggota DPRD Kota Kupang, Kabid Bimas Kristen, Kepolisian dan jajaran SKPD Kota Kupang, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat. Dalam sekapur sirih oleh Walikota Kupang Jefirstson R. Riwu Kore berharap Sidang Raya VII ini akan menghasilkan keputusan yang berdampak lebih baik dan menghasilkan sesuatu bagi pemerintah Kota Kupang, agar Gereja ikut andil dalam pembenahan Kota Kupang, bekerja lebih baik dalam kesatuan, jika sudah bersatu maka akan datang sifat saling tolong menolong, ungkapnya. Di samping itu, Walikota juga berharap agar Sidang Raya VII GMMI kali ini bisa berdampak khusus untuk anak-anak, masyarakat desa, dan berani berbuat untuk umat, serta pelayanan kepada masyarakat luas.
Sedangkan dalam sambutannya Dirjen Bimas Kristen Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si menegaskan bahwa jangan ada konflik dalam Sinode, Gereja, maupun umat. Dirjen juga menekankan bahwa tugas Pekabaran Injil masih panjang maka dalam Sidang Raya ke VII Sinode GMMI ini diharapkan dapat memilih pemimpin yang baru secara damai dan demokratis. Pula dalam sambutannya, Dirjen mengutip nats Alkitab dari 1 Samuel 11 : 1-15 tentang Samuel dan Saul perihal kepemimpinan atau pemimpin yang bertanggung jawab. Para pemimpin Gereja (Pendeta) harus bisa menempatkan teks Alkitab dalam konteksnya serta mampu sebagai Pemimpin yang mumpuni bukan ngalor-ngidul, ujarnya. GMMI harus mempersiapkan generasinya, menjadi pemimpin yang bertanggung jawab. Kehadiran GMMI harus nyata dalam kehidupan Kekristenan di Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika lanjutnya. Dalam Sidang Raya GMMI ke VII ini Dirjen juga berharap agar GMMI dapat menghasilkan pemimpin/gembala baru yang berintegritas, profesionalitas, bertanggung jawab dan menjadi teladan bagi domba-dombanya untuk mencerahkan Indonesia khususnya Kota Kupang. Dalam kesempatan tersebut Dirjen Bimas Kristen juga mensosialisasikan tentang Moderasi Beragama, Kebersamaan Umat, serta pentingnya Integrasi Data. Akhirnya Dirjen Bimas Kristen mengucapkan Selamat menjalankan Sidang Raya Sinode GMMI ke VII Tahun 2019, Tuhan Yesus Memberkati. Amin. (MP/TM).
Berita Terkait
- Menag Sapa Jemaat GMIM Sentrum, Natal Momentum Perkuat Solidaritas dan Kerukunan
- Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Rawat Kasih dan Iman dari Keluarga
- Indeks Kerukunan Umat Beragama Naik, Tertinggi dalam 11 Tahun
- Menag Hadiri Perayaan Natal 2025 GPdI se-Papua Barat Daya
- Ditjen Bimas Kristen dan Ditjen Bimas Katolik Gelar Festival Kasih Nusantara bersama Kemenag di TMII
Berita Terpopuler
Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali
Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali
Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali
Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali