Konsultasi Penyuluh Agama Kristen Wilayah II

Selasa, 10 September 2019, 11:28:14 WIB

Dirjen Bimas Kristen Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si (kiri) Saat menyampaikan Arahan dan Sambutannya

“Para penyuluh harus bisa memahami konsep Moderasi Beragama yang didengungkan oleh Menteri Agama”

Makassar, DBK -- Dirjen Bimas Kristen, Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si membuka acara Konsultasi Penyuluh Agama Kristen Wilayah II (Indonesia bagian Tengah dan Timur) yang diikuti oleh 103 peserta Penyuluh agama Kristen di Hotel Novotel, Makassar pada tanggal 9 – 11 September 2019. Dalam acara tersebut, hadir pula Janus Pangaribuan selaku Direktur Urusan Agama Kristen dan Marlin Naray selaku Pembimas Kristen Kanwil Kankemenag Prov. Sulawesi Selatan.

Rientje F. Manayang selaku ketua panitia, dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan Konsultasi Penyuluh Agama Kristen ini dibagi menjadi 2 (dua) wilayah, yaitu wilayah I (Indonesia bagian Barat) dan wilayah II (Indonesia bagian Tengah dan Timur). Harapannya, kegiatan ini dapat menambah wawasan, pemahaman, pengetahuan serta kompetensi para penyuluh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di tengah-tengah masyarakat selaku kelompok binaannya.

Direktur Urusan Agama dalam materinya juga menyampaikan bagaimana seorang Penyuluh harus tetap menjunjung tinggi motto “NKRI Harga Mati”.”Setiap melakukan penyuluhan kepada masyarakat, seorang penyuluh harus memahami konteks bernegara yang melindungi, memajukan, mencerdaskan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”, pesan Janus Pangaribuan. “Penyuluh yang merupakan alat pemerintah, khususnya dalam bidang agama, harus berperan untuk mendorong dan memfasilitasi warga negara yang baik dan benar, mewujudkan keharmonisan warga negara, menyediakan layanan pendidikan yang baik dan menyediakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih”, tandasnya. “Penyuluh juga harus bisa mewujudkan NAWACITA dalam tugas dan fungsi pelayanannya”, pesan Direktur Urusan Agama menutup materinya.

Mengakhiri rangkaian acara pembukaan, dalam sambutannya Dirjen Bimas Kristen Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si mengungkapkan rasa syukurnya karena Bimas Kristen dapat memfasilitasi kegiatan ini. Oleh karena itu, Dirjen berpesan agar seluruh peserta yang hadir bisa mempertanggungjawabkan tugas dan fungsinya dengan baik setelah kembali ke wilayahnya masing-masing, namun harus tetap berpegang teguh pada kurikulum yang sudah ada agar tidak salah tugas dan tidak mengambil alih tugas Pendeta di Gereja. Para penyuluh hendaknya bertindak sebagai Jendela bagi Kementerian Agama, khususnya bagi Ditjen Bimas Kristen. Para penyuluh harus bisa memahami konsep Moderasi Beragama yang didengungkan oleh Menteri Agama, yaitu Moderasi Beragama, Kebersamaan Umat dan Integrasi data. “Kehidupan berbangsa di Indonesia saat ini sedang diperhadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks, maka penyuluh harus bisa menjadi terang”, jelas Dirjen. “Penyuluhlah yang bisa menerangi masyarakat kita dan yang bisa menjadi suluh kebenaran yang putih bersih”, tambahnya. Tingkat kerukunan sudah semakin pudar, penyuluh harus bisa meredam dan menyejukan agar kondisi masyarakat menjadi normal kembali. (PK).

Berita Terkait