Ditjen Bimas Kristen Terima Audiensi GPIB, Bahas Penguatan Moderasi Beragama Lewat Pendidikan Oikumene Keindonesiaan 2025

Rabu, 21 Mei 2025, 11:28:23 WIB

Jakarta (DBK) — Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI menerima audiensi dari Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) pada Selasa, 13 Mei 2025. Pertemuan ini berlangsung di Kantor Ditjen Bimas Kristen dan diwakili oleh Kasubdit Kelembagaan, Marvel Ed Kawatu, mewakili Direktur Jenderal Bimas Kristen.

Audiensi tersebut menjadi bagian dari persiapan kegiatan Pendidikan Oikumene Keindonesiaan (POK) GPIB Angkatan II Tahun 2025, yang akan digelar pada 19–24 Mei 2025 di Jakarta. Dalam surat resmi yang diajukan kepada Ditjen Bimas Kristen (Nomor: 9192/V-25/MS.XXI), GPIB menyampaikan permohonan audiensi dan dialog sebagai bentuk sinergi antara gereja dan pemerintah dalam membina pemimpin-pemimpin gereja yang kontekstual dan berdampak luas bagi masyarakat.

Kegiatan POK sendiri merupakan bagian integral dari Program Sinodal GPIB 2025–2026 melalui Departemen Gereja Masyarakat dan Agama-agama (GERMASA). Pesertanya adalah para pendeta muda GPIB dengan masa pelayanan 5 hingga 15 tahun, yang disiapkan untuk menjadi agen transformasi sosial dan spiritual, baik di lingkungan gereja maupun masyarakat luas.

“Program ini tidak hanya menekankan aspek keoikumenisan dan nasionalisme, tetapi juga mengasah sensitivitas terhadap isu-isu kemanusiaan, keadilan sosial, hingga keberlanjutan lingkungan hidup,” ungkap perwakilan Majelis Sinode dalam audiensi tersebut.

Materi-materi pelatihan akan membekali peserta dengan pemahaman tentang dasar-dasar kebangsaan, keterampilan manajemen konflik, pengelolaan program sosial, serta pemanfaatan media digital untuk membangun narasi damai dan inklusif.

Kasubdit Kelembagaan, Marvel Ed Kawatu, menyambut baik rencana penyelenggaraan kegiatan ini dan menyampaikan apresiasi atas komitmen GPIB dalam membentuk pemimpin gerejawi yang peka terhadap tantangan zaman dan tangguh dalam pelayanan lintas batas.

“Audiensi ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara Ditjen Bimas Kristen dan GPIB dalam membina pelayan-pelayan gereja yang tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga adaptif dalam konteks kebangsaan dan keberagaman,” kata Marvel.

Pertemuan diakhiri dengan semangat sinergi untuk mewujudkan gereja yang tidak hanya menjadi pusat spiritualitas, tetapi juga agen perubahan sosial yang membawa damai, keadilan, dan kemanusiaan di tengah masyarakat majemuk Indonesia.

Berita Terkait