Perkuat Fondasi Digital, Ditjen Bimas Kristen Gelar Rapat Koordinasi Tim Pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Berbasis Siber Dengan IAKN Manado

Kamis, 24 Juli 2025, 10:50:46 WIB

Manado (DBK)---Menghadapi tantangan zaman yang kian digital, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen (Ditjen Bimas Kristen) terus mendorong penguatan transformasi pendidikan tinggi keagamaan. Komitmen ini tercermin dalam rapat koordinasi Tim Pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (PTKK) berbasis siber yang digelar bersama Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado pada Rabu, 23 Juli 2025.

Bertempat di ruang rapat pimpinan IAKN Manado, rapat ini bukan sekadar pertemuan teknis, melainkan forum strategis yang membahas arah kebijakan, desain model pendidikan digital, serta langkah konkret dalam membangun ekosistem pembelajaran jarak jauh yang inklusif dan berdaya saing.

Turut hadir dalam rapat ini Sekretaris Ditjen Bimas Kristen Johni Tilaar, Rektor IAKN Manado Olivia Cherly Wuwung, Ketua Tim Pengembangan PTKK Siber Irjen Pol.Yehu Wangsajaya, serta jajaran tim pengembangan lainnya.

Dalam paparannya, Yehu Wangsajaya menekankan bahwa pengembangan PTKK berbasis siber bukan hanya upaya adaptasi teknologi, melainkan bagian dari visi besar untuk mewujudkan pendidikan keagamaan Kristen yang transformatif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. “Ini bukan hanya soal digitalisasi. Ini tentang membuka akses seluas-luasnya bagi anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu,” tegasnya.

Rapat ini membahas secara mendalam tiga pilar utama dalam pengembangan PTKK berbasis siber:

  1. Kurikulum Adaptif dan Kontekstual
    Kurikulum yang akan dikembangkan tidak hanya berbasis konten teologis yang kuat, tetapi juga dirancang agar adaptif terhadap metode pembelajaran digital. Kurikulum ini disusun untuk merespons dinamika zaman sekaligus menjaga relevansi konteks lokal dan spiritualitas Kristen.
  2. Teknologi Pembelajaran yang Efektif
    Diskusi mencakup pemilihan platform digital yang dapat menjamin interaktivitas, efektivitas, dan inklusivitas. Teknologi ini tidak hanya akan menjadi media pengantar materi, tetapi juga sarana kolaboratif antara dosen dan mahasiswa lintas daerah bahkan lintas negara.
  3. Peningkatan Kapasitas SDM dan Kolaborasi Lintas Lembaga
    Sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan sistem pendidikan siber. Oleh karena itu, pelatihan dan penguatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan menjadi fokus. Selain itu, Yehu menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, gereja, dan pemangku kepentingan lain dalam mendukung keberlangsungan sistem ini.

Rektor IAKN Manado, Olivia Cherly Wuwung, menyambut baik inisiatif ini. Beliau menyatakan bahwa IAKN Manado siap menjadi pionir dalam penerapan model pendidikan siber berbasis nilai-nilai keagamaan Kristen. “Kami tidak hanya ingin menjadi pelaksana, tetapi juga pelopor dalam menghadirkan model pendidikan tinggi keagamaan yang progresif dan tetap berakar pada nilai spiritualitas,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen Johni Tilaar menegaskan pentingnya keselarasan visi antara pusat dan daerah. Ia berharap hasil rapat ini menjadi fondasi kuat dalam perumusan kebijakan pendidikan tinggi keagamaan Kristen yang responsif terhadap perkembangan global, tanpa kehilangan identitas nasional dan spiritual.

Pengembangan PTKK berbasis siber menjadi bagian dari strategi nasional Ditjen Bimas Kristen dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif, menjangkau wilayah terpencil, serta mampu melahirkan lulusan yang kompeten secara akademik dan kokoh dalam iman.

Rapat koordinasi ini menandai langkah maju menuju sistem pendidikan tinggi keagamaan Kristen yang bukan hanya digital secara teknis, tetapi juga cerdas secara visi dan misi.

 

Berita Terkait