Kemenag Tegaskan Komitmen Perkuat SDM Papua Berbasis Iman dan Budaya di Peringatan 100 Tahun Peletakan Peradaban Pendidikan

Sabtu, 25 Oktober 2025, 19:18:39 WIB

Teluk Wondama (DBK)---Perayaan 100 Tahun Peletakan Peradaban Pendidikan di Tanah Papua berlangsung khidmat di Miei, Kabupaten Teluk Wondama, Jumat (25/10). Tempat bersejarah ini menjadi saksi awal mula pendidikan modern di Papua, ketika Zendeling Isaak Samuel Kijne menanamkan benih pendidikan pada 25 Oktober 1925.

Menteri Agama tidak dapat hadir secara langsung namun, sambutan resmi beliau dibacakan oleh Direktur Pendidikan Kristen, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Suwarsono. Dalam sambutannya, Menag menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh tokoh agama, tokoh adat, pimpinan gereja, pemuda, perempuan, serta masyarakat dan pemerintah daerah yang turut memeriahkan perayaan tersebut.

“Kehadiran dan keterlibatan Bapak/Ibu sekalian merupakan wujud nyata bahwa semangat membangun Papua adalah semangat kebersamaan, semangat persaudaraan, dan semangat kemanusiaan yang mempersatukan kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” demikian kutipan sambutan Menag.

Menag menegaskan bahwa momen satu abad ini menjadi refleksi moral untuk melanjutkan perjuangan para pelopor pendidikan di Tanah Papua. Menurutnya, pendidikan telah menjadi jembatan kemajuan yang membuka cakrawala pengetahuan serta membentuk generasi Papua yang beriman dan berilmu.

“Dari Miei, Teluk Wondama, tanah yang diberkati, semangat belajar dan iman tumbuh berdampingan. Dari tempat sederhana inilah Tuhan hadir menyinari Tanah Papua, membentuk generasi demi generasi,” lanjutnya.

Dalam kesempatan itu juga, Menag menekankan bahwa warisan pendidikan di Papua tidak hanya berfungsi untuk mencerdaskan, tetapi juga meneguhkan martabat manusia, menumbuhkan kasih, serta memelihara penghormatan terhadap sesama tanpa memandang latar belakang.

Kementerian Agama berkomitmen memperkuat pendidikan di Papua dengan berakar pada nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, dan kebangsaan. Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi berkelanjutan dalam membangun sumber daya manusia Papua yang berilmu, beriman, dan berdaya saing, tanpa kehilangan jati diri budaya dan kearifan lokalnya.

“Pendidikan harus menjadi jembatan harapan. Di ruang-ruang belajar, anak-anak Papua perlu menemukan kasih dan persaudaraan, agar perdamaian dan kemajuan dapat tumbuh di Tanah Papua,” ujar Menag.

Menutup sambutannya, Menag mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan perayaan satu abad pendidikan ini sebagai momentum menulis sejarah baru bagi Papua yang penuh harapan, kerja nyata, dan kasih yang tulus.

“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati Tanah Papua, memberkati generasi mudanya, dan meneguhkan langkah kita dalam membangun peradaban yang berkeadilan, beriman, dan berkeindonesiaan,” tutup Menag.

Berita Terkait