Sampaikan Orasi Ilmiah di Wisuda I-3 Batu, Dirjen Bimas Kristen Dorong Lulusan Jadi "Generasi Emas" Berprestasi dan Bermartabat
Sabtu, 23 Agustus 2025, 22:57:24 WIB

BATU, (DBK)—Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama, Jeane Marie Tulung, menyampaikan orasi ilmiah bertema "Membangun Generasi Emas: Peran Pendidikan Kristen dalam Melahirkan Hamba Tuhan Berprestasi dan Bermartabat" pada acara Wisuda Institut Injil Indonesia (III), di Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (23/08/2025).
Dalam orasinya, ia menekankan pentingnya pendidikan Kristen dalam menghadapi tantangan zaman dan visi Indonesia Emas 2045. Menurut Dirjen, visi Indonesia Emas 2045 tidak hanya sekadar angka, melainkan cita-cita kolektif untuk menciptakan sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing di kancah global. Dalam konteks ini, pendidikan Kristen memiliki peran krusial dengan tradisi panjangnya dalam mencerdaskan pikiran sekaligus membentuk hati nurani. "Pendidikan Kristen selalu berupaya menghadirkan transformasi, bukan hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga membentuk hati nurani," ujarnya.
Ia menambahkan, pendidikan Kristen harus melahirkan "generasi emas" yang memadukan kecerdasan akademis dengan kedewasaan spiritual. "Generasi emas adalah generasi yang mampu memadukan kecerdasan akademis dengan kedewasaan spiritual; generasi yang berintegritas dalam kepribadian, yang tidak mudah terombang-ambing oleh arus pragmatisme," jelasnya.
Pendidikan Kristen Harus Tangguh Hadapi Era Digital
Dirjen juga menyoroti tantangan yang dibawa oleh era digital, seperti degradasi moral, polarisasi sosial, dan penyebaran hoaks. Ia menekankan bahwa pendidikan Kristen harus mampu menjadi transformatif dan tidak hanya sekadar adaptif. "Pendidikan Kristen tidak boleh hanya sekadar adaptif, tetapi harus transformatif, tidak hanya mengikuti arus zaman, melainkan memberi arah dan makna di tengah perubahan yang kompleks," katanya.
Mengutip pandangan Yusak B. Setyawan (2020), ia menegaskan bahwa pendidikan Kristen harus membentuk generasi yang memiliki "spiritualitas tangguh, integritas etis, dan kapasitas kritis di tengah derasnya arus digitalisasi." Pendidikan Kristen dituntut untuk menyiapkan lulusan yang mampu menggunakan teknologi secara bijak tanpa kehilangan akar spiritual dan etika.
Lebih lanjut, Dirjen menyoroti bahwa keberhasilan pendidikan Kristen tidak hanya bergantung pada regulasi pemerintah atau fasilitas, tetapi pada kolaborasi erat antara berbagai pihak.
"Pendidikan Kristen pada hakikatnya adalah sebuah proyek kolektif yang membutuhkan kolaborasi," tegasnya.
Ia mengajak perguruan tinggi, gereja, keluarga, dan pemerintah untuk berjalan beriringan, saling menopang, dan melengkapi. Hal ini sejalan dengan pandangan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 3:9, "Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah."
Dirjen berpesan kepada para wisudawan bahwa kelulusan bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan awal dari perjalanan pelayanan. Ijazah yang mereka terima adalah "mandatum" atau mandat tanggung jawab di hadapan Tuhan dan sesama.
“Dunia menantikan kontribusi nyata Saudara. Jemaat membutuhkan gembala yang memimpin bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan teladan hidup. Masyarakat menunggu pelayan yang sanggup menjadi jembatan rekonsiliasi di tengah perpecahan sosial. Bangsa membutuhkan teladan moral yang mampu berdiri teguh di tengah krisis integritas,” pesannya.
Dirjen menegaskan bahwa Pendidikan Kristen harus menjadi wahana transformasi melahirkan hamba-hamba Tuhan yang berprestasi dan bermartabat.
“Yang dunia butuhkan saat ini bukan sekadar orang pintar, tetapi pribadi yang bijaksana; bukan hanya profesional yang terampil, tetapi pemimpin yang berhati hamba; bukan hanya tenaga kerja yang kompeten, tetapi pelayan yang membawa terang Kristus. Itulah panggilan sejati pendidikan Kristen: menghadirkan generasi yang bukan hanya siap bersaing, tetapi juga siap melayani,” tegasnya lagi
“Mari kita bersama-sama membangun generasi emas yang berprestasi dan bermartabat, generasi yang membawa prestasi sebagai wujud kontribusi, dan memelihara martabat sebagai cerminan integritas demi kemuliaan Tuhan dan bagi masa depan bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Turut hadir Walikota Batu Nurochman, Kapolres Batu Andy Yudha Pranata, dan FORKOPIMDA Kota Batu, Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Jatim Luki Krispiyanto, Rektor I-3 Batu Candrawati dan Civitas Akademika. Pengurus Yayasan Pekabaran Pelayanan Injil Indonesia (YPPI), Tamu Undangan, Orang Tua/Wali, dan para Wisudawan.
Berita Terkait
- Bimbingan Teknis Pembuatan Media Pembelajaran berbasis Multimedia bagi Guru SPKK Tingkat Dasar di Bogor
- Review Buku Mata Pelajaran Keagamaan Kurikulum Merdeka Pada SMAK dan SMTK
- Ditjen Bimas Kristen dan UPI Jalin Kerja Sama Tingkatkan Profesionalisme Guru
- Wisuda STTAI Surabaya, Dirjen Minta Lulusan Jadi Pemimpin yang Menekankan Pentingnya Karakter, Spiritualitas, dan Integritas
- Ditjen Bimas Kristen adakan Sosialisasi Petunjuk Penggunaan Aplikasi BKD Online
Berita Terpopuler

Penerimaan Mahasiswa/i Baru IAKN Tarutung
Dibaca: 3843 kali

Seleksi Nasional PMB Tahun Akademik 2019/2020
Dibaca: 3603 kali

Menteri Agama Melantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Kemenag
Dibaca: 1689 kali

Perpanjangan Jadwal Pendaftaran CPNS Kementerian Agama Tahun 2018
Dibaca: 1637 kali
