Direktur Pendidikan Kristen Sampaikan Kuliah Umum dengan Judul “Pendidikan Teologi di Era Masyarakat 5.0”…

Rabu, 10 September 2025, 14:07:21 WIB

Jakarta (DBK)---Direktur Pendidikan Kristen, Swarsono menyampaikan kuliah umum berjudul “Pendidikan Teologi yang Relevan di Masyarakat 5.0” kepada mahasiswa dan dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT) Bethel Indonesia, Jl. K.S. Tubun, Jakarta. (10/09)

Dalam paparannya, Suwarsono menegaskan pentingnya pendidikan teologi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa kehilangan nilai spiritualitas. Menurutnya, era Society 5.0 bukan sekadar kelanjutan dari Revolusi Industri 4.0, tetapi menekankan keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan. “Teknologi bukan untuk ditakuti, melainkan harus menjadi sarana menghidupi nilai kasih, keadilan, dan kemanusiaan yang sesuai dengan iman,” ujarnya.

Beliau menyoroti bahwa pendidikan teologi di masa kini perlu membekali mahasiswa dengan keterampilan digital, seperti pelayanan daring, konseling online, literasi etika digital, hingga pengembangan komunitas iman virtual. Dengan demikian, teologi tidak dianggap ketinggalan zaman, tetapi justru hadir menjawab kebutuhan masyarakat modern.

Namun, Suwarsono juga mengingatkan adanya tantangan besar, seperti risiko dehumanisasi akibat digitalisasi, penyebaran hoaks, lemahnya literasi digital, serta ketertinggalan kurikulum yang belum mengakomodasi isu-isu kontemporer seperti kesehatan mental, keadilan sosial, hingga krisis lingkungan.

“Pendidikan teologi harus berani membaca tanda-tanda zaman dan menafsirkan ulang nilai iman agar mampu berbicara kepada generasi digital. Jika tidak relevan, maka lulusan akan tertinggal dan pelayanan gereja kehilangan daya tarik, khususnya bagi generasi Z dan Alpha,” tegasnya.

Lebih jauh, Swarsono menekankan bahwa pemerintah melalui visi Indonesia Emas 2045 mendorong lahirnya sumber daya manusia unggul, inovatif, dan berkarakter. Pendidikan tinggi teologi, menurut Suwarsono, memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan nasional, terutama dalam memperkuat moderasi beragama, toleransi, serta etika sosial di era digital.

Kuliah umum ini ditutup dengan ajakan agar seluruh civitas akademika STT Bethel Indonesia terus mengembangkan kurikulum adaptif, penelitian interdisipliner, dan pelayanan kontekstual yang berbasis teknologi. “Pendidikan teologi harus tetap berakar pada Alkitab, melek digital, kreatif, inovatif, dan transformatif, agar mampu melahirkan hamba Tuhan yang relevan di masyarakat 5.0,” pungkasnya.

Berita Terkait