Gereja Harus Jadi Pusat Transformasi Kehidupan, Pesan Dirjen Bimas Kristen di Sidang Raya Sinode GEPEKRIS ke-27

Rabu, 10 September 2025, 14:30:08 WIB

Pangkal Pinang (DBK)---Sidang Raya Sinode ke-27 Gereja Persekutuan Kristen (GEPEKRIS) resmi dibuka di Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (9/9). Dalam kesempatan ini, mewakili Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Kementerian Agama, Kasubdit Kelembagaan, Marvel ED Kawatu, menyampaikan sambutan penuh semangat yang menekankan pentingnya peran gereja sebagai agen transformasi kehidupan bangsa.

Dalam sambutannya, Marvel menegaskan bahwa Sidang Raya Sinode bukan sekadar forum administrasi organisasi, melainkan momentum rohani yang bersejarah. “Sidang Raya adalah ruang di mana gereja bergumul dengan panggilannya, bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk bangsa dan dunia. Gereja dipanggil bukan sekadar sebagai penonton, melainkan sebagai saksi, garam, dan terang,” ujarnya di hadapan peserta sidang.

Marvel mengutip doa Yesus dalam Yohanes 17:21, “Supaya mereka semua menjadi satu,” sebagai pengingat bahwa kesatuan bukan sekadar pilihan, tetapi identitas gereja. Ia menyampaikan bahwa kehadiran GEPEKRIS dalam Sidang Raya ke-27 menjadi bukti nyata bahwa gereja tetap berjalan bergandengan tangan dalam melaksanakan mandat Allah.

“Di tengah dunia yang semakin maju secara teknologi namun rapuh secara moral, kesatuan gereja menjadi pesan yang relevan. Masyarakat semakin terhubung secara digital, tetapi justru sering terpecah dalam relasi sosial. Di sinilah gereja harus hadir,” ungkapnya.

Lebih jauh, Marvel mengingatkan bahwa panggilan gereja tidak berhenti di altar, melainkan juga harus hadir di sekolah, kantor, desa, kota, hingga ruang-ruang kehidupan bangsa. Menurutnya, gereja harus berani tampil sebagai suara profetik yang menyuarakan kebenaran, menjadi penyembuh di tengah luka bangsa, serta penggerak kasih di tengah ketidakadilan.

“Bangsa Indonesia sedang bergerak menuju cita-cita besar Indonesia Emas 2045. Pertanyaannya, apakah gereja hanya akan menjadi pengamat, ataukah menjadi bagian aktif yang menyumbangkan iman, cinta, dan tenaga demi bangsa yang adil, makmur, dan beradab?” tegasnya.

Beliau menekankan pentingnya peran gereja dalam pendidikan, penguatan keluarga, pemberdayaan ekonomi jemaat, hingga kesaksian hidup yang setia sebagai kontribusi nyata dalam perjalanan bangsa.

Marvel menilai Sidang Raya Sinode ke-27 sebagai momentum emas yang harus dimanfaatkan secara maksimal. Beliau mendorong agar hasil sidang tidak berhenti pada keputusan administratif, tetapi melahirkan keputusan iman yang berakar pada doa, refleksi, dan keberanian mengikuti pimpinan Roh Kudus.

“Jangan sampai sidang ini hanya menghasilkan dokumen, tetapi biarlah menghasilkan nyala api baru bagi pelayanan,” pesannya.

Menutup sambutannya, Marvel mengajak seluruh peserta untuk menjadikan gereja bukan sekadar tempat ibadah, melainkan pusat transformasi kehidupan. Marvel berharap Sidang Raya ini menjadi tonggak sejarah baru yang memperkuat gereja menghadapi tantangan zaman.

“Marilah kita wujudkan gereja yang kudus, kuat, dan relevan. Gereja yang tidak takut menghadapi tantangan karena tahu kepada siapa ia percaya. Kiranya Sidang Raya Sinode ke-27 ini menyalakan hati yang baru, visi yang segar, dan tekad yang kuat untuk melayani Kristus dan bangsa Indonesia,” pungkasnya. 

Berita Terkait