Kumpulkan Kabid/Pembimas Kristen se-Indonesia Bahas Program dan Anggaran, Dirjen: Jangan Buat Program Monoton, Lakukan Inovasi Program yang Langsung Dirasakan Masyarakat

Selasa, 11 Juli 2023, 12:07:26 WIB

Bogor (DBK)--- Hari pertama pelaksanaan Koordinasi Rencana Program dan Anggaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Pusat dan Daerah tahun 2024 menghadirkan Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung, membahas tentang Program Strategis Nasional, Program Strategis Kementerian Agama dan Program Strategis Ditjen Bimas Kristen.

Turut mendampingi, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen Johni Tilaar, Direktur Urusan Agama Amsal Yowei dan Perencana Ahli Madya selaku Ketua Panitia Rowles Hasugian, Senin (10/07/2023).

Fokus penting pertama yang disampaikan Dirjen kepada peserta yang terdiri Kabid/Pembimas Kristen dan Perencana pada Bimas Kristen Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia ini adalah target serapan anggaran tahun 2023 pada Ditjen Bimas Kristen Pusat dan Daerah yang harus dioptimalkan.

“Sebagaimana arahan Bapak Menteri Agama, bahwa serapan anggaran harus sesuai dengan target realisasi anggaran mencapai 70% dibulan per 31 Juli 2023,” tegas Dirjen.

Dirjen mengatakan proses penyerapan anggaran tersebut tentu tidak asal-asalan hanya demi memenuhi kuantitas.

Jajaran Ditjen Bimas Kristen harus sudah memiliki program unggulan yang dapat direalisasikan dengan memaksimalkan strategi dan inovasi.

“Jangan terbuai dengan kegiatan yang monoton, lihat dan pikirkan kembali strategi apa yang harus dilakukan dan segera realisasikan untuk mencapai target serapan anggaran,” dorong Dirjen.

Dalam hal menyusun Program dan Anggaran tahun 2024, Dirjen meminta agar sesuai dengan Program Prioritas Nasional, Program Strategis Kemenag dan Program Strategis Ditjen Bimas Kristen.

“Saya mengingatkan agar dalam menyusun anggaran 2024 semua berbasis pada program atau money follow program, bukan berbasis fungsi atau money follow function. Dengan demikian, anggaran digunakan berdasarkan prioritas program yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegas Dirjen.

Dirjen mengingatkan juga tentang sasaran kinerja program prioritas Ditjen Bimas Kristen yang di kemas dalam tajuk 10.10 (Sepuluh-Sepuluh).

Kesepuluh program tersebut adalah 10 Daerah Prioritas Pembangunan Keagamaan, 10 Aplikasi Layanan Digital, 10 Pusat Inkubasi Layanan Publik Berbasis Moderasi Agama, 10 Transformasi Lembaga Keagamaan, 10 Hibah Tanah untuk Layanan Pendidikan Keagamaan, 10 Pembukaan Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen Baru, 10 Beasiswa Pengembangan SDM, 10 Desa Moderasi, 10 Jurnal Bereputasi dan 10 Bantuan Objek Budaya Keagamaan Kristen.

“Program 10:10 dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat. Apa yang menjadi persoalan sudah diidentifikasi secara menyeluruh dan sudah dirancang mulai dari proses perencanaan hingga target yang ingin dicapai,” jelas Dirjen.

Dalam bidang pendidikan, kata Dirjen, masih banyak umat kristen yang belum terjangkau akses layanan pendidikan yang memadai dan berkualitas.
"Di beberapa sekolah negeri terdapat murid beragama kristen, namun tidak terdapat guru agama kristen dan ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita semua, kita punya penyuluh agama yang dapat diperbantukan, Kabid/Pembimas harus ikut memikirkan hal ini,” terang Dirjen.

Keberadaan Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK) saat ini, menurut Dirjen belum mampu menjawab persoalan pendidikan kristen.

“Saya tantang Kabid/Pembimas membentuk Sekolah Dasar dan Menengah Negeri di daerah masing-masing. Saat ini kita baru memiliki 3 SMTK Negeri dan ini masih jauh dari kata cukup, oleh sebab itu kita usahakan penambahannya. Sekarang sudah ada 8 sekolah yang sedang berproses di KemenPAN-RB, mudah-mudahan tahun ini sekolah negeri dapat bertambah,” jelas mantan Rektor IAKN Manado ini.

Dirjen mencontohkan strategi dan inovasi yang telah dilakukan Ditjen Bimas Kristen.

“Di Mentawai sudah ada hibah tanah untuk membangun sekolah, saya datang langsung ke sana bertemu dengan Bupati dan masyarakat disana, ini adalah salah satu implementasi dari program 10:10," terang Dirjen.

"Kita berkolaborasi untuk memulainua, kalau tidak dimulai sekarang, kapan semuanya akan mrngalami peningkatan dan kalau bukan kita yang memulainya, siapa yang diharapkan untuk melakukan perubahan?” dorong Ditjen.

Saat ini Ditjen Bimas Kristen melalui PTKKN berkolaborasi dengan Pemda dan masyarakat merintis Desa Moderasi Beragama.

"Ada 10 Desa Moderasi Beragama dan 10 pusat inkubasi layanan publik berbasis Moderasi Beragama yang akan di launching oleh Wakil Menteri Agama pada kegiatan ICC-IRS di IAKN Kupang 14 Juli mendatang," kata Dirjen.

Dirjen berharap keberadaan Ditjen Bimas Kristen di daerah memberi pengaruh besar di tengah masyarakat.

“Kehadiran kita di daerah harus berdampak positif bagi masyarakat, bangunlah komunikasi dengan pemerintah setempat, gereja, organisasi, serta bergaul dengan masyarakat. Jangan lagi buat program yang hanya copy paste dari program tahun-tahun sebelumnyabuat program yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambah Dirjen.

Pada kegiatan ini Dirjen menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Bimas Kristen Kalimantan Utara dalam hal serapan anggaran tertinggi.

“Saya belum mau menyampaikan selamat meskipun tadi saya sudah menyerahkan sertifikat, saya baru akan menyampaikan selamat ketika sudah capai target. Semoga ini memotivasi semua Kabid/Pembimas berlomba-lomba mencapai target 70 persen di akhir Juli ini,” tukas Dirjen.

Berita Terkait