Dirjen Bimas Kristen Dorong Penguatan Mutu Pendidikan Kristen

Selasa, 29 April 2025, 06:06:58 WIB

Surakarta (DBK) --- Komitmen untuk membangkitkan kembali kejayaan pendidikan Kristen di Indonesia kembali ditegaskan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI, Jeane Marie Tulung, dalam KONGRES XI & SIMPOSIUM PASTI Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Persekutuan Antar Sekolah Tinggi Teologi Injili di Indonesia (PASTI), bertempat di Sahid Jaya Solo, Surakarta, 28–30 April 2025.

Mengangkat tema “Pendidikan Teologi Injili Merespons Tantangan dan Peluang dalam Konteks Nasional dan Global di Era Digital,” simposium ini menghadirkan berbagai tokoh dan akademisi Kristen dari seluruh Indonesia untuk berdiskusi dan mencari solusi strategis bagi masa depan pendidikan teologi serta hadir juga tokoh penting dari Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) dan Penyelenggara Kristen Kota Surakarta membersamai.

Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Kristen menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya forum yang dinilai sangat relevan dengan tantangan zaman, terutama dalam konteks percepatan digitalisasi dan perubahan sosial global.

“Pengembangan kapasitas dan mutu lembaga maupun program studi adalah tanggung jawab kita bersama. Pendidikan Kristen harus menjadi kekuatan dalam membangun SDM yang unggul dan berintegritas,” tegas Jeane. (Senin, 28/4)

Dirjen juga mengangkat sejumlah persoalan mendesak yang masih menjadi tantangan bagi pendidikan tinggi keagamaan Kristen. Di antaranya adalah minimnya jumlah profesor, serta masih rendahnya akreditasi unggul pada perguruan tinggi dan program studi Kristen. Ia bahkan mengungkapkan bahwa pertanyaan ini sempat dilontarkan langsung oleh Menteri Agama saat Rakernas Ditjen Bimas Kristen tahun 2025.

“Mengapa profesor Kristen masih sangat sedikit? Dan mengapa hanya sedikit program studi kita yang terakreditasi unggul? Ini harus menjadi keprihatinan sekaligus motivasi kita untuk berbenah,” lanjutnya.

Jeane juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antarlembaga, termasuk dengan perguruan tinggi luar negeri, namun tetap mematuhi regulasi dari dua kementerian yang menaungi pendidikan tinggi Kristen, yakni Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Ia mendorong agar kerja sama tidak sekadar seremoni penandatanganan MoU, tapi harus ditindaklanjuti dengan kegiatan nyata yang berdampak.

Dirjen juga menekankan agar perguruan tinggi Kristen tidak hanya terpaku pada keterbatasan anggaran, tetapi mampu membangun inisiatif, kreativitas, dan jejaring yang luas.

“Kalau kita hanya berdiri di kaki sendiri, tanpa membangun jaringan, maka akan sulit berkembang. Jangan jadikan keterbatasan anggaran sebagai alasan untuk tidak berbuat. Dengan kolaborasi dan strategi yang tepat, hal besar tetap bisa diwujudkan,” ujarnya penuh semangat.

Jeane juga menyampaikan visi ke depan, pendidikan Kristen harus kembali menjadi kebanggaan, menjadi pilar kekuatan bangsa, dan mampu menjawab kebutuhan zaman, termasuk dalam mendukung program prioritas Kementerian Agama seperti pendidikan unggul dan terintegrasi dan transformasi layanan digital.

Mengakhiri sambutannya, ia berharap kongres dan simposium ini bisa melahirkan ide-ide progresif, inovatif, dan dapat diimplementasikan secara nyata di berbagai institusi pendidikan teologi Kristen di Indonesia.

“Saya menantikan hasil dari forum ini. Saya percaya dari tempat ini akan lahir terobosan-terobosan yang membawa perubahan nyata bagi mutu pendidikan Kristen di Indonesia, baik dalam skala nasional maupun global,” pungkasnya.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta dari berbagai Sekolah Tinggi Teologi Injili di seluruh Indonesia akan mengikuti sidang kongres dan simposium tematik yang menitikberatkan pada penguatan kelembagaan, peningkatan mutu SDM, serta peran pendidikan teologi di tengah tantangan digitalisasi dan dinamika global.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

(Humas Ditjen Bimas Kristen)

Berita Terkait