Dirjen Bimas Kristen Dorong Transformasi Dosen Pemula Menuju Pendidikan Tinggi Keagamaan yang Unggul dan Berkarakter

Senin, 21 Juli 2025, 12:29:35 WIB

Ciputat (DBK)---Dalam semangat memperkuat fondasi pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd., secara resmi membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) Tahun 2025 di Ciputat. Acara ini dilaksanakan di bawah koordinasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan turut dihadiri oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. Direktur Pendidikan Kristen Dr. Suwarsono, M.M., Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Prof. Dr. Khamami Zada, S.H.,M.A.,M.DC, serta 150 orang peserta dari seluruh Indonesia. (21/07)

Dalam sambutannya, Dirjen menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini sebagai bentuk nyata dari upaya membangun kapasitas sumber daya manusia unggul di bidang pendidikan tinggi keagamaan. Menurutnya, PKDP adalah program strategis yang berperan sebagai “titik mula” dalam membentuk dosen-dosen pemula agar mampu menjawab tuntutan zaman dan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara utuh: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Transformasi pendidikan tinggi tidak bisa terjadi tanpa kehadiran dosen-dosen yang kompeten, berdedikasi, dan adaptif. Di sinilah posisi strategis PKDP. Bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi pembentukan jati diri dan integritas sebagai pendidik profesional yang berakar pada nilai-nilai iman dan kebangsaan,” tegas Dirjen.

PKDP 2025 diikuti oleh 300 peserta yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia. Mereka dibagi dalam dua gelombang pelaksanaan. Gelombang pertama dimulai hari ini, dan gelombang kedua dijadwalkan berlangsung minggu depan.

Dirjen menekankan bahwa meski pelaksanaan PKDP menyesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia, Ditjen Bimas Kristen terus berupaya menyediakan dukungan yang maksimal. Beliau pun bersyukur karena program ini kembali bisa dilaksanakan untuk keempat kalinya berkat anggaran yang telah dialokasikan sebelumnya.
“Kita bersyukur anggaran telah disediakan oleh Ditjen Bimas Kristen, Kementerian Agama. Namun lebih dari itu, yang kita butuhkan adalah pengakuan negara terhadap peran dosen keagamaan, khususnya dosen pemula. Mereka harus mengikuti proses pembentukan ini sebagai bagian dari penguatan mutu pendidikan nasional.”

Kegiatan PKDP tak hanya relevan dengan program-program internal Kementerian Agama, tetapi juga sejalan dengan Asta Cita Nasional yang menjadi arah pembangunan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto khususnya dalam penciptaan sumber daya manusia yang unggul, sehat, produktif, dan berdaya saing global.

Dirjen menyampaikan bahwa pendidikan tinggi merupakan jantung dari perubahan bangsa. Oleh karena itu, pembentukan karakter dan integritas dosen pemula menjadi investasi strategis jangka panjang dalam mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan karakter.

“Dosen bukan hanya pengajar. Ia adalah pembimbing moral, penjaga marwah akademik, dan inovator sosial. Karena itu, kita perlu memastikan dosen-dosen kita tidak hanya mampu secara akademis, tetapi juga tangguh secara nilai dan kepribadian.”

Mengakhiri sambutannya, Dirjen Jeane menyampaikan harapan agar seluruh peserta PKDP dapat menyelesaikan program dengan baik, lulus, dan menyandang predikat dosen profesional bersertifikat pendidik. Ia menegaskan bahwa seluruh proses ini tidak hanya untuk kepentingan administratif semata, melainkan bagian dari panggilan spiritual dan kontribusi nyata bagi bangsa.

“Semua yang kita lakukan dari pembukaan hingga penyelesaian adalah untuk hormat dan pujian bagi Tuhan. Pendidikan yang kita bangun adalah pendidikan yang ramah, inklusif, dan unggul, demi membentuk Indonesia yang maju dan sejahtera” tutup Dirjen.

Dengan demikian, kegiatan PKDP 2025 resmi dibuka sebagai bagian dari upaya sistematis dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi keagamaan yang kuat, profesional, dan berbasis nilai.

Berita Terkait