Diklat Kepejabatan GPI Papua, “Gereja yang Kokoh di Tengah Dunia yang Berubah”

Selasa, 09 September 2025, 10:32:18 WIB

Jakarta (DBK)---Gereja Protestan Indonesia (GPI) di Tanah Papua menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepejabatan dengan mengusung tema “Gereja yang Kokoh di Tengah Dunia yang Berubah.” Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kapasitas kepemimpinan gereja agar mampu menjawab tantangan pelayanan di tengah dinamika zaman. (8/9)

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Subdirektorat Kelembagaan Direktorat Urusan Agama Kristen, Marvel ED Kawatu,S.Th,MM menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi inisiatif GPI Papua dalam mengadakan diklat ini. beliau menekankan bahwa perubahan global yang cepat menuntut gereja untuk tetap berdiri teguh di atas fondasi iman, tanpa kehilangan relevansi di tengah masyarakat.

“Tema ini sangat tepat. Gereja harus kokoh, artinya memiliki dasar iman yang kuat, berakar pada Kristus, dan mampu berdiri di tengah arus perubahan dunia. Namun pada saat yang sama, gereja juga ditantang untuk adaptif, kreatif, serta hadir menjawab kebutuhan masyarakat. Di sinilah pentingnya kepemimpinan gereja yang berintegritas, profesional, dan melayani,” ujarnya.

Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara gereja dan pemerintah untuk mewujudkan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. "Pemerintah, melalui Kementerian Agama, berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi setiap upaya gereja dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat," jelasnya.

“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”

Ayat ini ditekankan sebagai pengingat bahwa gereja tidak boleh kehilangan arah di tengah perubahan dunia, tetapi justru semakin teguh dalam pelayanan dan panggilan Tuhan.

Lebih lanjut disampaikan bahwa Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Kristen terus mendorong penguatan kelembagaan gereja, termasuk melalui program pendidikan, pelatihan, serta kerja sama lintas sektor. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mewujudkan SDM unggul, berdaya saing, serta berkarakter iman yang kuat.

Kegiatan Diklat Kepejabatan ini diharapkan dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin gereja yang mampu:

1. Menjadi teladan dalam iman, karakter, dan pelayanan.
2. Mengelola organisasi gereja secara modern, transparan, dan akuntabel.
3. Membawa gereja tetap relevan dalam pelayanan di era digital dan globalisasi.
4. Membangun sinergi antara gereja, masyarakat, dan pemerintah demi kesejahteraan bersama.

Acara ini juga mendapat apresiasi dari peserta dan pimpinan GPI Papua, yang menegaskan bahwa pelatihan semacam ini menjadi kebutuhan mendesak di tengah perkembangan sosial, budaya, dan teknologi di Tanah Papua.

Di akhir sambutannya, Kepala Subdirektorat Kelembagaan menutup dengan sebuah ajakan sekaligus kutipan dari Mazmur 62:3:

“Hanya pada Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.”

Akhir sambutan beliau mengharapkan “Mari kita bersama-sama menjadikan gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi pusat pembaruan, pusat harapan, dan pusat penguatan bagi masyarakat. Dengan begitu, gereja akan tetap kokoh di tengah dunia yang berubah serta melalui diklat ini, para peserta dapat mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan Kristiani yang efektif dan transformatif.

Berita Terkait

• Ditjen Bimas Kristen: MUBESLUB GPdI Momentum Meneguhkan Kesatuan dan Pelayanan Gereja
• Pemukulan Tetengkoren Tandai Konsultasi Nasional FK-PKB PGI XVIII di Kota Tomohon
• Doa Lintas Agama untuk Bangsa, Dari Ditjen Bimas Kristen hingga Maulid Nabi di Istiqlal
• Ibadah Doa Bersama Bagi Bangsa, Bimas Kristen Kemenag Satukan Doa untuk Indonesia
• Ditjen Bimas Kristen: Gereja dan Pendeta Punya Peran Strategis Bangun Karakter Bangsa

Berita Terpopuler