Menag Yaqut Cholil Qoumas Buka Rapat Kerja Nasional Ditjen Bimas Kristen Tahun 2023

Senin, 27 Februari 2023, 21:42:49 WIB

Jakarta – Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi program-program Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI yang berorientasi pada kepentingan umat Kristen di seluruh Indonesia. Namun, Menag mengingatkan program-program yang dijalankan perlu juga dibarengi dengan kecepatan dalam mencari solusi atas sejumlah persoalan yang menyangkut kepentingan umat Kristen.

Hal tersebut disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutan saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Ditjen Bimas Kristen Kemenag tahun 2023 di Jakarta, Senin 27 Februari 2023. Rakernas yang berlangsung dari 27 Februari hingga 2 Maret 2023 ini mengusung tema “Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat” dengan Subtema “Pelayanan yang Memartabatkan Umat”.

Dalam sambutannya, Menag menyambut baik dan mendukung penuh pendirian Cyber Christian University. Menurutnya selain mengurusi keagamaan, Ditjen Bimas Kristen juga memiliki mandat yang menyangkut pendidikan. Pendidikan merupakan hal penting di tengah keterbatasan umat Kristiani yang belum mampu mengakses pendidikan.

“Kita menyadari bahwa saudara-saudara kita terutama umat Kristiani masih banyak yang belum mampu mengakses pendidikan karena berbagai keterbatasan, baik keterbatasan dana maupun keterbatasan jarak. Hal itu jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang Muslim. Ada kampus bagus tetapi jaraknya jauh meskipun mampu dalam pembiayaan. Ada juga sebaliknya, kampus bagus dan dekat jaraknya tetapi secara pembiayaan tidak mampu,” ujar Menag

Untuk itu Menag berharap Cyber Christian Unversity menjadi jawaban atas problem-problem keterbatasan tersebut.

“Saya sepenuhnya akan mendukung sampai ini benar-benar bisa terwujud,” tegasnya

Lebih lanjut, di depan pejabat Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI, Menag meminta respon cepat dan tepat ditengah banyaknya konflik keagamaan, seperti kasus pembubaran ibadah umat Kristen di Lampung beberapa waktu lalu. Gus Yaqut begitu panggilan akrab Menag meminta Dirjen Bimas Kristen mengambil langkah cepat, tepat dan terukur.

“Segera koordinasi dengan pimpinan wilayah agar persoalan seperti ini bisa dimitigasi dengan cepat dan bisa dicarikan jalan keluarnya,” ujarnya.

Menag juga menyoroti terkait rencana penambahan Sinode baru dikalangan Gereja Kristen. Menag berujar bahwa Pemerintah tidak bisa menghalangi hak konstitusional warga negara, yaitu umat Kristiani untuk berasosiasi. Namun demikian, penambahan Sinode baru harus didasarkan pada kebutuhan untuk peningkatan kualitas Umat Kristen. Hal itu juga harus memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.

Terkait penyerapan anggaran, Menag menginstruksikan agar penyerapan anggaran dapat dilakukan dengan maksimal dan tepat sasaran.

“Jangan sampai ada praktek KKN dilingkungan Ditjen Bimas Kristen, terutama yang menyangkut dana bantuan untuk umat.” Tegas Menag.

Menag menegaskan bahwa secara aturan, praktek KKN dilarang oleh undang-undang, apalagi kita yang melayani di Kementerian Agama. Nomenklatur “Agama” menjadi ciri khas kita sebagai pelayanan masyarakat yang berketuhanan. Jangan sampai membuat Tuhan malu dengan praktek KKN yang dibenci oleh Tuhan.

Menag memberikan PR kepada Ditjen Bimas Kristen agar serius mendata dan meningkatkan kualitas Lembaga penghimpun sumbangan keagamaan Kristen. Menag mengingatkan bahwa Lembaga-lembaga tersebut harus ditingkatkan kualitasnya dengan cara terakreditasi. Sinergi pengawasan harus tercipta agar dana yang dihimpun dapat tepat sasaran.

Menag juga mengingatkan bahwa tahun ini kita sudah memasuki tahun politik, tahun di mana emosional kita seperti rumput kering yang gampang terbakar, apalagi jika pemantiknya menggunakan isu keagamaan. Oleh sebab itu Menag menghimbau ASN Kementerian Agama harus netral, sebisa mungkin jadi perekat pemersatuan bangsa dan negara.

Menag mengapresiasi semua pihak, terutama dijajaran Ditjen Bimas Kristen untuk bekerja sama dengan skema pentahelix. Bukan hanya mengerjakan program yang luar biasa, tetapi juga menyelesaikan persoalan keagamaan ditengah-tengah masyarakat secara nyata.

Saya mengapresiasi program 10.10 itu tadi ya. Saya mendapat bisikan dari Pak Irjen kalau kesemuanya itu berjalan lancar, maka akan enak dan mudah sekali bagi Inspektorat dalam mengawasinya” canda Menag diiringi suara tawa audien.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th, M.Pd dalam sambutannya mengatakan di tengah kompleksitas masalah yang dihadapi, pihaknya telah merintis kerjasama dengan prinsip multipihak atau pentahelix. Kerjasama atau kolaborasi dilakukan bersama berbagai pihak seperti pemerintah daerah, LSM, Pers, dunia usaha, perguruan tinggi, pihak Gereja dan masyarakat untuk berbagi peran dalam program strategis Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI.

“Apa yang kami rancang dari Rakernas ini adalah apa yang kami tangkap dari berbagai petunjuk dan arahan Bapak Menag baik dalam acara formal maupun informal. Demi serapan anggaran yang maksimal, pelaksanan program Ditjen Bimas Kristen haruslah yang inovatif, bermutu, berani melakukan lompatan dan berorientasi kepada penerima manfaat,” pungkasnya.

Berita Terkait