6.000 Orang Pemuda, Mahasiswa, Remaja Dan Anak-Anak Hamba Tuhan GEREJA PANTEKOSTA di INDONESIA (GPdI) Papua hadiri “YOUTH CAMP SE-TANAH PAPUA”

Selasa, 27 Juni 2023, 16:08:32 WIB

“Marilah kita jadikan peristiwa bersejarah ini sebagai momentum kebangkitan Pemuda Gereja sebagai generasi emas yang dapat diandalkan dan menjadi kebanggaan Gereja dan Bangsa. Mari kita perkokoh persatuan dan komitmen bersama untuk menjadi pilar pembangunan Gereja dan Bangsa ke depan, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ajak Amsal saat memberikan sambutan pada acara :” YOUTH CAMP PEMUDA MAHASISWA REMAJA DAN ANAK HAMBA TUHAN GEREJA PANTEKOSTA di INDONESIA, PROVINSI PAPUA”, di Kabupaten Keerom, Selasa 27 Juni 2023.

Kegiatan ini dibuka resmi oleh Menteri Agama RI dan Dirjen Bimas Kristen yang di Wakili Direktur Urusan Agama Kristen Pdt.Dr.Amsal Yowei, SE.M.Pd.K. dan Bupati Kabupaten Keerom Papua Piter Gusbager, S.Hut. M.U.P. dan dihadiri 6.000 orang peserta yang terdiri dari, pemuda, mahasiswa, remaja dan anak-anak hamba Tuhan GPdI yang ada di Papua. 

Mengawali sambutannya, Amsal mengucapkan “selamat kepada seluruh Generasi Muda, Gereja Pantekosta di Indonesia yang ada di Provinsi Papua, yang pada hari ini menyelenggarakan YOUTH CAMP SE-TANAH PAPUA”.

Pemuda adalah tulang punggung Bangsa dan Gereja. Pemuda bukan hanya menjadi figuran atau pelengkap, melainkan aktor utama dalam kemajuan bangsa dan gereja. Di atas pundak para Pemuda ada sebuah tanggung jawab yang besar yang harus dipikul sebagai pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa dan gereja dari generasi terdahulu. Maju mundurnya Gereja dan Bangsa sangat tergantung pada sejauh mana pembangunan fisik, mental spiritual dan karakter generasi mudanya di bangun. Generasi muda harus mampu menjawab tantangan zaman melalui ide-ide kreatif, pemikiran inovatif dan kritik yang konstruktif. Generasi muda harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan, tanpa harus meninggalkan nilainilai moralitas dan iman yang teguh. Generasi muda dituntut untuk terus meningkatkan kualitas diri, memiliki pengendalian diri yang baik dan mampu bersaing di setiap level, baik lokal, nasional maupun internasional.

Generasi Muda harus memiliki landasan iman yang kokoh dan karakter kepribadian moral yang kuat, yang merupakan prasyarat untuk melanjutkan tongkat estafet pelayanan Injil dalam kehidupan menggereja. Mempersiapkan generasi muda yang baik merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun Gereja. Peran Gereja dalam menyiapkan Generasi muda sangat penting dan vital sebab Gereja memainkan peranan penting dalam membangun fondasi iman dan moral kristiani yang kuat bagi kaum muda. Landasan kepribadian moral dan iman yang kuat inilah yang menjadi modal penting dalam menciptakan generasi emas yang dapat diandalkan sebagai pilar penyanggah kokohnya bangsa dan Gereja. Sebagai tulang punggung Gereja, Generasi Muda harus terbuka dan membuka diri terhadap panggilan untuk pelayanan di dalam Gereja. Sebagai tulang punggung Gereja, kata Amsal.

Sebagai tulang punggung Gereja, Generasi Muda harus memberikan dampak positif dan pemikiran konstruktif untuk menopang misi, karya dan pelayanan Gereja. Jadilah mercusuar, untuk menerangi setiap sisi kehidupan yang gelap. Jadilah mercusuar untuk memberikan cahaya bagi sesama yang membutuhkan. Jadilah mercusuar untuk menunjukkan arah yang tepat yang harus dituju bersama. Jadilah pribadi yang berani mengatakan benar sebagai benar, dan salah sebagai salah. Jadilah pribadi yang terdepan dalam menegakkan keadilan, perdamaian dan kerukunan di antara sesama anak bangsa. Jadilah pribadi yang mampu menghargai perbedaan sebagai anugerah yang indah dari Allah.

Dalam sambutannya, Amsal juga menyinggung persoalan politik menjelang pesta demokrasi 2024. Kita perlu waspada dengan adanya ancaman dan potensi konflik yang dihembuskan oleh kelompok-kelompok yang menjadikan agama sebagai komoditas politik. Menguatnya Politik identitas, ujaran kebencian, berbagai bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama dan tindakan intoleransi menjadi ancaman nyata disintegrasi bangsa, ujarnya.

Kerukunan, kedamaian dan persatuan sesama anak bangsa yang telah dibangun dengan keringat dan air mata dipertaruhkan hanya untuk mengejar kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Berhadapan dengan situasi ini, Kementerian Agama telah menggulirkan konsep moderasi beragama sebagai benteng untuk menjaga kerukunan umat beragama. Moderasi beragama merupakan kunci terciptanya kerukunan dan toleransi. Penguatan moderasi beragama pada dasarnya adalah menghadirkan negara sebagai rumah bersama yang adil dan ramah bagi seluruh warga negara untuk menjalani kehidupan beragama yang rukun, damai dan makmur. Yang dimoderasikan dalam moderasi beragama bukanlah agama, melainkan cara beragama itu sendiri. Impelementasi moderasi beragama bermuara pada pembentukan karakter pribadi yang memegang teguh komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.

Moderasi beragama perlu diimplementasikan dalam kehidupan di tengah masyarakat. Oleh karena itu kita membutuhkan PELOPOR moderasi beragama sebagai benteng untuk menjaga kerukunan dan kedamaian, sebagai Pionir, perintis atau teladan pribadi yang moderat. Hanya dengan begitu maka kita dapat memutus mata rantai penyebaran paham-paham radikal, ujaran kebencian dan tindakan intoleransi yang berpotensi memecah belah kerukunan dan persatuan. Semoga Persekutuan Pemuda Mahasiswa Remaja dan Anak Hamba Tuhan Gereja Pantekosta di Indonesia Provinsi Papua juga dapat memainkan peran penting sebagai pelopor penguatan moderasi beragama, tidak hanya di lingkungan Gereja, melainkan juga di tengah masyarakat, agar kedamaian dan kerukunan yang kita cita-cita kan bersama dapat selalu kita jaga.

Berharap semoga kegiatan ini menjadi wahana untuk mengekspresikan potensi dan kreativitas Kaum Muda, serta menjadi wadah pembentukan karakter generasi muda Gereja yang takut akan Tuhan, memegang teguh nilai-nilai Injil dan menjadi Firman yang hidup, sehingga Generasi Muda Gereja dapat tampil sebagai tulang punggung Gereja, serta menjadi garda terdepan dalam mengawal pembangunan daerah di berbagai bidang kehidupan, tutup Amsal. 

Sebelum menutup sambutannya, Pdt.Dr.Amsal Yowei, SE.M.Pd.K. serahkan Vocher Bantuan 100 Juta dari Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI kepada Gereja GPdI di Papua.

Hadir pada kesempatan ini, Plh Gubernur Papua yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur, Dr Hans Hamadi, M.Si, Bupati Kabupaten Keerom Papua, Piter Gusbager, S.Hut.MUP, Pangdam XVll Cendrawasih Papua, Mayjen TNI Muhamad Saleh Mustafa, Kapolda Papua diwakili Kapolres Keerom AKBP Christian Aer, S.H, S,I,K, Ketua Majelis Daerah GPdI Papua dan Personalia MD Papua Pdt. Boi Markus Dawir dan Hamba Tuhan GPdI yang ada di Papua.

Berita Terkait