Peringatan 100 Tahun GPIB Zebaoth Tahun 2020

Senin, 03 Februari 2020, 20:03:37 WIB

Gereja GPIB Zebaoth di Bogor merupakan salah satu bangunan cagar budaya karena dibangun pada zaman kolonial Belanda. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda membangunnya sebagai tempat ibadah umat Kristen dengan nama Koningin Wilhelmania Kerk. Sebagai tanda pembangunan gereja dengan peletakan batu pertama pada tanggal 30 Januari 1920. 

Dalam peringatan 100 tahun GPIB Zebaoth, Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi hadir mewakili Presiden Joko Widodo. Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama Prof. Dr. Thomas Pentury M.Si dan Direktur Urusan Agama turut serta mendampingi Menag. Perayaan 100 tahun ini juga dihadir Ketua Umum Sinode GPIB, Pdt. Drs.Paulus Kariso Rumambi M.Th, Sekretaris Umum GPIB,  Pdt. Jakoba Marlen Joseph S.Th, Ketua Majelis Jemaat GPIB Zebaoth,  Pdt. Omik Kaharudin bersama para Pendeta jemaat, Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) serta unsur Kepolisian dan TNI. 

Dalam sambutan Presiden Jokowi yang dibacakan Menteri Agama, GPIB Zebaoth yang dahulu menjadi bagian dari Istana Bogor, telah menjadi bagian dari terjadinya proses toleransi beragama di Indonesia. Menurutnya, itu dapat menjadi tanda bahwa agama menjadi bagian dari negara. "Seratus tahun perjalanan gereja GPIB Zebaoth, menandakan Zebaoth sudah melalui masa, bahwa perbedaan itu keniscayaan. Karena dari perbedaan, kita saling mengerti dan memahami satu sama lain."

Pada kesempatan ini, Menteri Agama menandatangani prasasti satu abad gedung gereja Zebaoth. Namun demikian, Fahcrul mengatakan bahwa ia berusaha agar prasasti satu abad ini bisa ditanda tangan Presiden Jokowi. Dengan usia satu abad, Menag merasa sudah sepatutnya Presiden yang menandatangani prasasti.  “Saya rasa karena ini usia gereja yang sudah 100 tahun, maka tepatnya bapak presiden yang tanda tangan. Saya berjanji akan mengusahakan agar Presiden bersedia untuk menandatangani prasasti ini,” ujar Menag  dihadapan jemaat GPIB Zebaoth, Bogor (30/1). 

Ketua Umum panitia 100 tahun GPIB Zebaoth, Daud Darenoh menjelaskan pembangunan gereja ini di masa kepemimpinan Gubernur Hindia Belanda Mr. J.P Graaf Van Limburg Stirum. Bangunan ini mulai difungsikan peribadatan warga asing di Bogor. Sementara peribadatan jemaat pribumi berlangsung di gedung bersebelahan dengan Zebaoth, yang pada masa sekarang ini difungsikan menjadi kantor pos. "Gereja Koningin Wilhelmina Kerk ini, hanya dipakai oleh warga asing dari Inggris, Prancis, Jerman dan lain-lain termasuk Belanda untuk beribadah. Untuk warga pribumi, ibadahnya di kantor Pos dan Giro sekarang," kata Daud. 

Pasca kemerdekaan, pemerintah Belanda menyerahkan gedung ini ke Pemerintah Republik Indonesia yang saat itu baru dipimpin, Presiden Soekarno. Masa kebijakan Soekarno anti kolonialisme, dengan membabat habis bangunan Belanda di Bogor, namun gereja ini tetap dipertahankan. Soekarno telah lebih dulu menyerahkan bangunan ini ke Sinode. Tahun 1948, gereja ini tergabung dalam sinode GPIB (gereja protestan Indonesia Bagian Barat). Tahun 1963, gereja ini resmi disebut GPIB Zebaoth. Kini GPIB Zebaoth sudah memiliki jemaat 1.500 KK atau sekitar 6.000 jiwa. (PK)

 

Berita Terkait