Sekjen Canangkan Bulan Moderasi Beragama IAKN Ambon

Rabu, 05 Oktober 2022, 14:55:02 WIB

Pencanangan Bulan Moderasi Beragama IAKN Ambon oleh Sekjen Kemenag RI

Ambon, (PTKKN) -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Nizar Ali, M.Ag mencanangkan bulan moderasi beragama Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon, Senin (3/10/22).

Pencanangan yang ditandai dengan pemindaian telapak tangan Sekjen itu bersamaan pula dengan pengukuhan Prof Dr. Yance Zadrack Rumahuru, MA selaku Guru Besar dalam Bidang Iilmu Agama dan Lintas Budaya di Auditorium Kampus Harmoni Dalam Keberagaman.

Pada kesempatan itu, Nizar katakan, perguruan tinggi harus memastikan penyelenggaraan pendidikan yang dijalankan sudah  berorientasi untuk memenuhi keterampilan abad 21.

"Perguruan tinggi juga harus mampu  menjamin budaya organisasi yang dikembangkan telah berorientasi pada pemenuhan ketrampilan abad 21," tukas Sekjen.

Ketrampilan abad 21 yang dikembangkan tidak lepas dari 4 prinsip pendidikan universal yang dirilis UNESCO, yakni:

  1. Learning to know (Lingkungan belajar atau proses pendidikan di perguruan tinggi harus mendukung mahasiswa memperoleh pengetahuan baru yang relevan (bermakna) bagi dirinya.)
  2. Learning to do (Prinsip ini mendorong bahwa lingkungan perguruan tinggi harus mampu membekali berbagai kompetensi yang mendukung mahasiswa untuk dapat berkarya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki). 
  3. Learning to be (Untuk menjadi seseorang yang unggul, tidak cukup hanya dibekali dengan intelektual, tapi juga harus didukung dengan kepribadian yang unggul, yaitu pribadi yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran, kejujuran, dan berkarakter). 
  4. Learning to life together (Prinsip ini sangat bermakna bagi kehidupan di Abad 21. Kesadaran bahwa bumi ini milik bersama, orang lain memiliki hak yang sama dengan diri kita, bahkan kesadaran bahwa bumi dan alam semesta ini diperuntukkan bagi seluruh makhluk tidak hanya diperuntukkan bagi spesies manusia, ini sangat penting).

Untuk mewujudkan proses pendidikan yang relevan dengan 4 prinsip pendidikan itu serta menjawab kebutuhan  pendidikan abad 21, maka dibutuhkan sosok pimpinan yang  transformatif, yakni pemimpin yang berpikiran terbuka dan berwawasan luas tentang segala perkembangan dewasa ini," terang Nizar.

 Saat ini, lebih lanjut dikatakanIndonesia berada di zaman Revolusi Industri 4.0. Suatu zaman yang andalkan konsep digitalisasi dan otomisasi, bisa bekerja tanpa membutuhkan tenaga manusia. Konsep otomisasi inilah yang kemudian hadirkan konsep smart campus.

"Revolusi Industri 4.0 ini telah mendorong terjadinya banyak perubahan secara fundamental di segala sektor. Hal ini tentu berdampak pada berubahnya ekosistem pendidikan, seperti; berubahnya pola hidup manusia (the changing nature of life)," terang Sekjen.

Kemudian berubahnya ekosistem kerja (the changing nature of work) tidak hanya cara hidup, distrubsi pun berdampak pada ekosistem dunia kerja yang pada akhirnya mendorong hadirnya berbagai profesi baru dan menghilangkan profesi profesi lama yang tidak lagi relevan. Serta, berubahnya ekosistem pendidikan (the changing nature of education).

"Tanpa pandemi Covid-19 sekalipun, dunia pendidikan akan bergerak ke arah mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran/pendidikan," tambahnya.

"Berbicara ekosistem, pendidikan tidak lagi sebatas pada dua pilar yaitu kampus dan lingkungan (keluarga), tapi teknologi juga menjadi pilar ketiga yang sangat penting dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang adaptif dan responsive dengan dinamika yang terjadi di masyarakat," ingatnya.

Dengan peran pilar ketiga yakni teknologi ini, perguruan tinggi sambung Nizar, akan menjelma sebagai perguruan tinggi yang menjamin seluruh civitas akademika terkoneksi dengan lingkungan dimana mereka tumbuh dan berkembang.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber : IAKN Ambon

Editor : Gloria de Fretes

Berita Terkait