Rangkaian Perayaan Natal Nasional, Ditjen Bimas Kristen Kemenag Gelar Seminar, Sosialisasi dan Doa Bersama di Surabaya

Selasa, 19 Desember 2023, 10:01:05 WIB

Surabaya (DBK)---Rangkaian Perayaan Natal Nasional tahun 2023 tanggal 27 Desember mendatang terus dilakukan. Kali ini, Panitia Natal Nasional yang difasilitasi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Agama Kristen menggelar kegiatan bertajuk  “Dialog Umat Kristen dalam Mewujudkan Tema Natal Tahun 2023,” secara  hybrid, terpusat di Surabaya, (18/12/2023).

Kegiatan ini dirangkaikan dengan Sosialisasi Pelaksananaan Natal Nasional serta Doa dan Ibadah Bersama Menyongsong Natal Nasional, dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, yang juga Ketua Umum Panitia Natal Nasional Budi Arie Setiadi (secara online), Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Jeane Marie Tulung, Direktur Urusan Agama Kristen, Amsal Yowei, Direktur Pendidikan Kristen, Sudirman Simanihuruk, para Rektor PTKKN, diikuti oleh perwakilan Panitia Pusat dan Lokal Natal Nasional, diikuti oleh sekira 250 peserta (offline) perwakilan Pendeta, Pastor, serta umat Kristen dan Katolik di Kota Surabaya dan sekitarnya dan 300 peserta (online) dari unsur Kepala Bidang/Pembimbing Masyarakat Kristen Kanwil kemenag se-Indonesia, Kepala Seksi/Penyelengga Kristen Kabupaten/Kota se-Indonesia, serta perwakilan umat Kristen dan Katolik di Indonesia.

Sesi dialog dipandu oleh Wakil Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Krise Gosal,  menghadirkan narasumber Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom dan Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya, Romo Yosef Eko Budi Susilo.

Pendeta Gomar mengatakan tema yang dirumuskan oleh PGI dan KWI adalah Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi (Lukas 2:14). “Damai sejahtera menjadi dambaan setiap manusia, Indonesia merdeka salah satu tujuannya adalah ikut dalam perdamaian dunia,” ujarnya.

Kenyataan yang dihadapi, ungkap Pendeta Gomar, konflik masih terjadi.  “Diluar negeri perang Rusia Ukraina, Hamas dan Israel,  di dalam negeri kita juga menghadapi berbagai macam konflik, termasuk konflik agama,” ujarnya.

Menurutnya, agama seringkali dijadikan pembenaran. “Konflik atas nama agama sangat merisaukan, tidak hanya antar agama, dalam lingkungan gereja kitapun terjadi, jika dibiarkan terus akan membuat damai sejahtera semakin menjauh.” jelasnya lagi.

Dalam menggapai perdamaian, sambungnya, tidak bisa hanya sekelompok atau diri sendiri. “Perdamaian itu harus bersama-sama,” terangnya.

Kuasa dosa, sambungnya,  menggerus semua disiplin dan komitmen terhadap damai sejahtera. “Dari sini kita menarik kesimpulan ada ketidakmampuan manusia untuk menyelesaikan sendiri, mendatangkan damai sejahtera itu,”

Dalam rangka itu,  tambahnya, berita natal datang kepada para gembala. “Kita sendiri tidak mampu menggapai damai sejahtera karena kuasa dosa, maka malaikat memberitakan bahwa Allah sendiri mengambil prakarsa dari kemuliaaNya turun menjadi manusia, agar manusia dimampukan menghampiri hadirat Allah. Dengan kata lain Allah sedang memperdamaikan diriNya dengan umat manusia,”

“Damai sejahtera yang sedang kita gapai adalah komitmen kita untuk memuliahkan Allah, yaitu melakukan seperti cara Allah yaitu turun dari kemuliaanya merendahkan diri, kita tidak lagi menonjolkan diri tapi mengosongkan diri, dengan demikian damai sejahtera bisa galang bersama,”tukasnya.

Senada dengan Ketua PGI, Romo Eko, mengatakan bahwa damai sejahtera dirindukan oleh semua manusia di dunia ini. “Itu yang harus diupayakan, karena ini juga yang diwartakan oleh Tuhan Yesus,”

Menurut Romo Eko, Natal mengajak orang beriman untuk bersama-sama dan bekerja sama dengan Allah ikut menyelamatkan manusia sehingga bisa mengalami damai sejahtera.

“Damai sejahtera sebagai suasana hidup yang damai, rukun dan tenteram, tidak hanya berkaitan dengan manusia dan Allah, tetapi antara manusia dan sesama serta dengan alam sekitarnya,”

“Kelahiran Yesus sebagai wujud karya penebusan Allah membawa sukacita umat manusia, memperbaharui hidup. Semangat natal menggerakan umat kristiani untuk terlibat secara aktif untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Usai Dialog, dilanjutkan dengan Sosialisai Pelaksanaan Natal Nasional oleh Direktur Pemberdayaan Informatika,  Kementerian Komunikasi dan Informasi, yang juga selaku Sekretaris Panitia Natal Nasional, Bonifasius Wahyu Pudjianto.

Dia mengatakan Perayaan Natal Nasional yang akan dilaksanakan tanggal 27 Desember akan dihadiri Presiden Joko Widodo, para Menteri, Duta Besar Negara Sahabat, Perwakilan Lintas Agama, Perwakilan Kelompok Masyarakat, berjumlah sekira 22 ribu orang, bertempat di Graha Bethany Surabaya.

“Bagaimana cara Bapak Ibu hadir? Besok (Selasa, 19/12/2023) website panitia natal nasional atau microsite akan dibuka untuk registrasi peserta, setelah registrasi, panitia membagi menjadi beberapa clustering, pengamanan, setelah itu diferifikasi kemudian ID card dicetak dan dibagikan H-1,” jelasnya.

Terkait pengaturan parkir, Bona, panggilan akrabnya, mengatakan karena keterbatasan lahan  di Graha Bethany diharapkan peserta tidak membawa kendaraan pribadi. “Kami akan menyiapkan beberapa kantong parkir, di situ kami siapkan suttle bus yang akan mengantar Bapak Ibu ke Graha Bethany,” tambahnya.

“Kami berharap  seluruh skenario ini berjalan dengan baik, mohon kerja sama kita semua karena perayaan natal kali ini akan menjadi yang terbesar,” pungkasnya.

Usai sosialisas,  kegiatan dilanjutkan dengan Ibadah Bersama Doa dan Pujian Menyongsong Perayaan Natal Nasional 2023. Sesi ini diikuti secara daring oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, Budi Arie Setiadi. 

Dalam sambutannya, Menkominfo mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Dialog Umat Kristen dan Doa Bersama sebagai rangkaian kegiatan Perayaan Natal Nasional.

“Saya mengapresiasi, seluruh rangkaian perayaan natal merupakan bagian penting dengan makna moderasi beragama yang dicanangkan oleh Kemenag.

Menkominfo berharap dengan doa yang dipanjatkan bimbingan Tuhan akan menyertai sehingga perayaan natal nasional dapat berlangsung dengan sukses.

“Tema natal nasional dari Injil Lukas 2:14, lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia setiap hari, kiranya ini dapat mengajak umat kristiani untuk memelihara dan meningkatkan kerukunan dan perdamaian di tengah kebinekaan demi  persatuan dan kesatuan bangsa,”pungkasnya. (EVG)

Berita Terkait